STAY WITH ME, MY SUN

2.8K 247 28
                                    

"Baik, sampai disini dulu pertemuan kita hari ini. Jangan lupa, kerjakan tugas yang sudah saya berikan. Selamat siang." Dosen yang mengajar kelas Arthit dan Kongpob itu akhirnya keluar dari ruangan.

"Hooaaaaammmm... aku lelah sekali! Kenapa kelasnya proffesor Mild selalu membosankan seperti ini sih?" Ucap Prem sambil meregangkan badannya. "Ai'Arthit, kau mau makan siang di kantin?"

"Emm... tidak. Aku membawa bekal dari rumah." Kata Arthit.

"Ha? Tumben sekali?" Kata Prem heran. Arthit hanya mengulas senyum di bibirnya. Dia ambil 2 kotak bekal makan siang dari dalam tasnya dan kemudian dia bawa menuju tempat duduk Kongpob.

Prem mengernyit heran, lalu tertawa pelan. "Oooohh... mau pacaran? Kenapa tidak mengatakannya dari tadi? Dasar kau! Ya sudah, aku duluan ya!" Kata Prem, yang hanya di balas lambaian tangan oleh Arthit dan Kongpob.

"Makanlah. Aku membuatkannya spesial untukmu." Kata Arthit pada Kongpob.

Kongpob tersenyum senang. "Kau benar-benar calon istri yang baik Arthit." Ujar Kongpob.

"Istri kepalamu! Aku ini laki-laki tau!" Ujar Arthit komplain.

"Ah terserah saja. Bagiku, kau tetap istriku. Hey, istriku, suapi aku."

"Kongpob! Jangan mulai!" Ancam Arthit.

"Kau sama sekali tidak romantis!" Kongpob akhirnya terpaksa makan sendiri sambil mempoutkan bibirnya.

"Euh, Kongpob..."

"Ya?"

"Besok... adalah acara pernikahannya P'Hia. Kau mau ikut?"

"Aku?"

"Iya, kau! Memangnya siapa lagi?"

"Emmm.. baiklah."

"Kalau begitu... besok, aku dan P'Bright akan menjemputmu di apartemenmu jam 6 sore. Oke?" Kongpob mengangguk, sambil kembali melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, Kongpob tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya. "Arthit, tunggu disini sebentar ya. Aku akan membelikanmu susu strawberry."

"Eh, tidak perlu, Kong. Aku tidak-,"

"Tidak apa-apa. Kebetulan, aku juga sedang ingin es kopi." Kata Kongpob lagi. Arthit pun akhirnya menganggukkkan kepalanya setuju.

Kongpob pun segera menaikkan hoodienya. Dia pasang kembali masker dan kacamata hitamnya, lalu segera pergi ke kios minuman yang ada di Kantin Kampusnya. Disana, dia memesan segelas susu strawberry untuk Arthit dan segelas iced coffee untuknya. Ketika dia sedang menunggu pesanannya datang, tiba-tiba, sebuah suara memanggilnya pelan.

"Kong,"

Kongpob menolehkan kepalanya. "Au, Aim. Beli minuman juga?" Tanya Kongpob ramah. Aim hanya tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya.

"Kau sedang membelikan minuman untuk Arthit ya?" Tanya Aim.

"Hm, seperti biasa." Kata Kong sambil tergelak pelan. Aim menganggukkan kepalanya.

"Arthit... benar-benar beruntung, punya kekasih yang sangat perhatian padanya. Aku jadi iri..." Kata Aim.

Kongpob tertawa. "Kau bisa saja, Aim. Makanya, cepat-cepatlah cari kekasih."

"Kau ini, mencari kekasih itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tau!" Ujar Aim sambil cemberut. Kongpob hanya tersenyum kecil di balik masker hitamnya.

"Tapi aku benar-benar terkesan padamu, Kong."

"Terkesan?"

"Iya. Kau tau, sebenarnya... aku... sedikit heran. Kenapa Arthit akhirnya bisa bertekuk lutut padamu. Sedangkan dari cerita yang sempat aku dengar dari Prem, Arthit menjadi orang yang sangat tertutup, karena dia masih belum bisa move on dari mendiang kekasihnya yang meninggal karena kecelakaan 2 tahun lalu. Terakhir kali aku membahas mengenai kekasihnya itu dengan Arthit, Arthit juga masih terlihat sangat sedih dan terpukul. Tapi tiba-tiba saja, kau datang entah darimana, dan dalam waktu singkat bisa menaklukkan hatinya. Kau memang benar-benar luar biasa, Kong."

KETIKA MATAHARI DATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang