THE BEGINNING

3K 297 40
                                    

"Kau dimana? Aku sudah ada di taman. Susu Strawberry pesananmu juga sudah siap."

Sebuah sms masuk ke ponsel Arthit. Ketika Arthit membacanya, dia baru saja selesai bersiap-siap.

"Ini semua gara-gara P'Bright!" Umpatnya.

Bright datang kerja sangat terlambat hari ini. Padahal Arthit sangat membutuhkan mobilnya, karena sudah berjanji untuk makan malam dengan Kongpob. Dan sekarang, dia sudah sangat terlambat.

Arthit bergegas menyaut jaket kulit coklatnya yang menggantung di kursi belajarnya. Dia berlari menuruni tangga dan segera merampas kunci mobil dari tangan Bright yang sudah menunggunya di bawah tangga.

"Kau kenapa terburu-buru begitu sih, Oon?" Tanya Bright.

"Aahh... tidak ada waktu untuk menjelaskan! Aku sudah sangat terlambat P'. Kongpob sudah menungguku hampir satu jam."

"Kongpob? Ooohh.. kau mau pergi dengan teman pria mu yang namanya Kongpob itu? Baguslah. Sepertinya dia anak yang baik, Oon. Lihat apa yang dia berikan padaku." Kata Bright sambil menunjukkan 2 box coklat kesukannya.

"Kau tau kan, kalau aku tidak suka coklat yang lain selain merk yang ini. Dia memberikannya padaku sebagai balasan karena aku mengijinkanmu menginap di rumahnya minggu lalu. Hahaha..."

Arthit tercengang.

"Kau... benar mendapatkannya dari dia?"

"Hm, saat itu, saat aku pulang kerja dari rumah sakit, dia menungguku di depan mobil dan dia sendiri secara khusus memberikan ini padaku. Ah, dia juga mengucapkan terimakasih padaku. Katanya karena aku telah menjagamu dan juga Prae selama ini. Sebenarnya itu cukup membingungkan." Bright menggaruk belakang kepalanya.

Arthit speechless. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia tidak menyangka bahwa Kongpob akan berbuat sejauh ini padanya. Hatinya sedikit tergelitik geli, karena entah bagaimana, Kongpob tau, senjata ampuh untuk meluluhkan kakaknya yang sangat keras kepala ini. Benar-benar tidak bisa di percaya. Kongpob benar-benar tau semua hal tentang dirinya.

"Kau kenapa melamun? Bukannya kau sedang buru-buru?" Bright mengingatkan.

"Aaahh, benar... Aku pergi ya P'! Bye..."

Arthit pun segera masuk ke mobilnya dan tancap gas menemui Kongpob.

Sementara itu, Kongpob duduk sendirian di Taman Kota malam itu. Di dekatnya sudah ada segelas susu strawberry untuk Arthit, dan segelas Ice coffee untuk dirinya. Mereka berencana makan mie bersama malam ini. Namun sepertinya, Arthit akan sedikit terlambat. Tapi tidak apa. Untuk Arthit, Kongpob bisa menunggu. Bahkan hingga sampai ratusan tahun pun, dia bisa menunggu jika memang itu yang diperlukan.

Ya, baginya itu tidak masalah. Karena sejak awal dia sadar, jika dia benar-benar mencintai pria itu. Arthit lah alasannya, mengapa dia di sini sekarang. Sejak awal dia melihat wajah Arthit, dia sadar bahwa Arthit sudah berhasil membuatnya jatuh cinta. Jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang bisa membuat hatinya bergetar. Untuk pertama kalinya, dia memikirkan wajah seseorang sepanjang waktu. Untuk pertama kalinya, dia merasakan gejolak bahagia, bahkan ketika hanya sedang mengingatnya saja. Bahkan ketika mereka belum sempat bertatap muka.

Tapi Kongpob sudah mencintainya sejak itu.

Dan sekarang, Kongpob semakin yakin dengan perasaannya. Kongpob yakin, jika dia memang benar mencintai Arthit dengan sepenuh hatinya. Setidaknya itu yang dia rasakan. Walau pun Kongpob tau, Arthit masih hidup dalam bayang-bayang Praepailin. Arthit masih tidak ingin melepaskan Praepailin. Arthit masih setia mencintainya.

KETIKA MATAHARI DATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang