Aloha readers. saya kembali dengan cerita baru yang berjudul "Ketika Matahari Datang". Cerita ini sebenarnya sudah pernah saya publish sebelumnya di blog saya dan web-web lainnya, jadi ini masih original walaupun feelnya bakalan 100% beda. mengingat di cerita sebelumnya, adalah pasangan normal, (I mean Boy&Girl), tapi untuk kali ini, karena saya sudah mencintai dunia 'per-yaoian' maka pasangan-pasangan disini adalah boy&boy. saya me re-upload cerita ini di wattpad dengan long version dan mengganti seluruh castnya dengan pemuda-pemuda ganteng pilihan saya. muahaha... semoga suka, semoga berkenan, Selamat membaca :*
*
*
*
"Lari Prae!!! Cepat lari!!!"
"Oon, aku sudah tidak kuat!"
"ARTHIT!!! BERHENTI DISANA! JANGAN LARI!"
"Prae, mereka semakin dekat, ayo Prae!!!"
"Oon... aku... tidak kuat. Kau... pergilah dulu. Aku akan menyusulmu."
"Tidak Prae, aku tidak akan meninggalkanmu!"
"ARTHIT!!!"
"Prae, ayolah, kita harus berlari lebih cepat."
"OON AWAS!!!!"
Tiiiiinnnnn!!!
"PRAEPAILIN!!!"
*
*
*
Lagi-lagi. Mimpi yang sama.
Arthit terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang sama.
"Sial!" Umpatnya kesal.
Dia terduduk di kasurnya, mencoba mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Dia seka keringat di dahinya yang terlanjur mengucur deras, dan kemudian mengambil sebotol air minum di meja samping tempat tidurnya untuk sekedar membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.
"Ada apa lagi ini? Kenapa mimpi yang sama lagi?" Batin Arthit.
Dia benar-benar tidak mengerti. Ini sudah yang kesekian kalinya, kejadian kecelakaan mengerikan itu terbawa dalam mimpinya. Arthit memang belum bisa melupakan kejadian mengerikan itu, tapi sudah lama sekali, dia tidak pernah lagi mimpi buruk begini. Lalu kenapa akhir-akhir ini, mimpi itu selalu hadir lagi dalam tidurnya? Sebenarnya pertanda apa itu? Arthit benar-benar tidak paham.
"Arthit?" Seorang pria menyembulkan kepalanya di balik pintu kamar Arthit, ketika dia mendengar teriakan Arthit yang terdengar hingga sampai ke kamarnya.
"P'Bright? Apa aku membangunkanmu?" Tanya Arthit.
"Kau masih menanyakannya? Tentu saja, brengsek. Teriakanmu itu bahkan sampai terdengar di lantai bawah."
Arthit menghela nafasnya yang berat sambil memijat pelipisnya sendiri.
"Maaf P'. Aku tidak bermaksud mengganggu tidurmu."
"Kau kenapa? Mimpi buruk lagi?" Arthit hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Soal Praepailin lagi?" Arthit kembali mengangguk.
"Ck," Bright sedikit berdecak malas.
Selalu saja seperti ini. Arthit terbangun tengah malam dan mengagetkannya. Membuatnya mau tidak mau harus ke kamarnya dan memeriksanya. Yah, Harusnya dia tetap tidur menggunakan earphonnya tadi. Jika dia terus saja terbangun tengah malam seperti ini, dia mungkin akan selalu terlambat bekerja setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA MATAHARI DATANG
Fanfiction"Arthit?" Arthit menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan, "Darimana kau tau namaku?" Tanya Arthit heran. Kongpob berjalan mendekatinya. Arthit yang sedikit risih akan tatapan pria aneh itu padanya, perlahan melangkah beberapa langkah ke belak...