The Rain in the Summer[editing]

Perasaan

Ku akui aku semakin dekat dengan Syirin, sampai sekarang aku sudah memiliki banyak lukisan mata nya. Entah darimana aku bisa melukis, itu terjadi secara spontan.

Matanya yang indah selalu menyemangatkan ku ketika sedang belajar, siapa tahu mata itu lah yang nanti akan kulihat setiap pagi, setiap bangun tidur. Haha aku menghayal terlalu jauh.

Mengapa ini terjadi begitu cepat? Aku baru saja membicarakannya dengan teman-temanku, aku bilang aku tak ingin mengenalnya. Namun mengapa sekarang aku terus memikirkannya? Apa ini karma karena aku terlalu sombong dalam berbicara?haha.

Hari semakin maju, entah apa yang aku rasa saat ini, aku merasa dia adalah hujan yang datang saat kemarau. Membawa kebahagiaan. Menyejukan. Dan hadir tiba-tiba. Namun, aku lelaki, aku tak boleh hanya sekedar suka lalu menyatakan perasaan, aku tak ingin bermain dengan perasaan siapapun. Entah aku hanya menyukai karena dia cantik, atau aku memang benar jatuh cinta? Jikalau memang aku hanya menyukai kecantikannya, aku tidak akan membiarkan diriku semakin dekat dengannya ,karena bagiku itu bukan suatu ketulusan dari hati seorang lelaki sejati.

Mungkin aku belum mencintainya, aku rasa terlalu cepat untuk jatuh cinta seperti ini. Bagiku tak ada cinta pandangan pertama, karena hati belum saling mengenal.

Tekad ku sebagai lelaki adalah mencintai, mencintai segala kekurangan, dan menjadikan kelebihannya sebagai bonus. Aku tak ingin mencintai kecantikan wajah seseorang, aku ingin hatinya, aku ingin mencintai karena ketulusan seseorang.

Bagaimana jika Syirin tak berwajah cantik? Apa aku akan tetap ingin mengantarnya pulang?

Baiklah, aku simpulkan, bagiku cantiknya adalah sebuah packaging untuk menarik seseorang, namun apakah orang akan jadi membeli sebuah barang jika hanya packagingnya yang bagus namun dalamnya rusak? Tidak.

Intinya, aku dinyamankan oleh sifatnya yang indah dan cantiknya adalah suatu bonus yang diberikan oleh Tuhan.