Apa yang terjadi dengannya?

9 3 0
                                    

Jikalau bulan merindukan cahaya, kemana ia harus mengadu? Apa kepada bintang? Kepada asteroid? Atau kepada komet? Tidak. Ia harus langsung mengadu ke matahari, sebab, matahari lah sang penguasa cahaya.

Lalu bagaimana jika hati ini yang merindu? Kemana harus mengadu? Kepada langit? Atau kepada angin? Nyatanya, tak semua hati sanggup mengadu kepada sang pengendali rindu.

---------------
Aku mempercepat langkahku menuju kelas karena aku tak ingin terkena razia rambut di depan ruang wakil kepala sekolah, aku setengah berlari, dan...

Brughhhh!!!

Aku menabrak lagi, aku menabraknya.

Tidak. Bukan Pak Muzal.

Aku menabrak Lulu. Entah mengapa aku hobi menabrak orang.

'Lulu maaf ya, sini gue bantuin,'

Aku mengulurkan tanganku untuk membangunkan Lulu.

'Maa..makaasih ya Kak,'

Entah kenapa badan Lulu selalu terlihat gemetar ketika berbicara denganku. Haha.

'Maaf ya sekali lagi Lu,'

Aku langsung meninggalkannya, namun ia memanggil ku.

'Kak Rei, tunggu!'

Ku balikan badanku,
'Kenapa Lu?'
'Bantuin Syirin,'

Kenapa? Apa yang terjadi? Akupun segera mendekat kepada Lulu.

'Bantuin dia, aku tau Syirin butuh kakak!'
'Kenapa? Jelasin ke gue, Lu!'

Belum sempat Lulu menjelaskan, bel masuk berbunyi. Entah apa yang Lulu pikirkan dia langsung berlari meninggalkanku. Sebenarnya aku tak mengerti. Apa yang terjadi?

Sepanjang jam pelajaran aku benar-benar tidak fokus, pikiranku terus tertuju kepada perkataan  Lulu.

---------------
Waktu istirahat ku pergunakan untuk mencari Lulu dan aku akan menanyakan apa yang terjadi. Namun sial, aku tak bertemunya, dikelasnya pun tak ada, tak ada dia, tak ada Syirin pula.

Aku duduk bersandar di bangku kantin aku cukup lelah mencari mereka.

'Rei darimana lo kita cariin,' Ucap Alvian
'Abis dari toilet,'
'Gak ada tadi,'
'Toilet lantai satu,'
'Ohh,'

Aku benar-benar tak tahu harus bagaimana, sebenarnya apa yang terjadi dengan Syirin? Mengapa Lulu meminta bantuan ku?

'Udah bel, ayo ke kelas,' ucap Didi
'Duluan aja ya kalian, gue tiba-tiba sakit perut lagi, ' ucapku
'Yaudah ayo duluan,'

Mereka berempat berjalan menuju kelas sedangkan aku melangkah ke arah toilet namun aku berbelok ke arah kanan, tepatnya di depan kelas Syirin.

Itu dia. Syirin. Ada apa dengannya? Mengapa ia terlihat sedang menangis? Apa yang terjadi?

Aku mengumpulkan keberanian ku untuk masuk ke dalam kelasnya, namun terlambat guru mata pelajaran sudah masuk ke kelasnya, dan Syirin terlihat mengusap air matanya.

Aku membalikan badanku untuk masuk ke dalam kelas, aku tak mengerti apa yang terjadi.

Mengapa aku mempunyai rasa kepedulian yang sangat besar kepadanya? Mengapa hatiku seperti teriris ketika melihatnya menangis? Apa penyebab tangisan itu? Siapa yang berani membuatnya menangis?

---------
Bel pulang sekolah berbunyi, rencanaku dan teman-temanku untuk nongkrong di warkop batal karena mereka harus mengerjakan tugas dadakan dengan kelompoknya, sedangkan aku tidak karena tugasku telah selesai.

Aku berjalan menuju gerbang, terlihat Syirin sedang berdiri disana, ia mengenakan sweater abu-abu dan wajahnya terlihat sangat lesu. Tentu aku akan menghampirinya dan menawarkannya pulang bersama.

'Rin?'
'Eh, Kak'
'Lo lagi sakit ya?'
'Hah? Engga'
'Pulang sama siapa?'
'Udah pesen ojek online,'
'Batalin sekarang. Pulang sama gue.'

Aku memaksanya untuk membatalkan pesanan ojek onlinenya tersebut, walaupun awalnya ia tak mau. Aku benar benar tak ingin membiarkan dia sendiri sekarang, aku ingin tahu apa yang terjadi.

Sepanjang di perjalanan ia membisu, aku tak mengerti, tak ada senyuman sedikitpun, entah kenapa aku merasa cemas, walaupun kalian pasti akan berfikir aku tak pantas seperti ini.

'Syirin, kenapa?'
'Kenapa apanya?'
'Cerita aja ke gue,'
'Gue gak papa, gue cuma lagi stress aja banyak tugas,'
'Gak mungkin banget,'
'Gue gak papa, Kak'
'Yaudah, kalo ada apa-apa gue siap dengerin cerita lo,'

Ketika sampai , ia hanya mengucapkan terimakasih dan langsung masuk. Sepertinya memang ada yang salah. Aku janji, besok aku akan tahu apa yang terjadi.

The Rain in the Summer[editing]Where stories live. Discover now