Chapter 18

2.4K 163 6
                                    

*tiit tiitt titt...*
Bunyi mesin pendeteksi detak jantung seakan memekakkan telinga. Seorang yeoja bermata rusa terbaring lemah tak sadarkan diri di atas tempat tidur ruang ICU. Dengan kekasihnya yang masih setia menunggu yeoja itu bangun, serta dongsaeng nya yang selalu menjaganya di rumah sakit.

Perlahan jari-jari tangan yeoja itu bergerak mengisyaratkan kesadarannya. Kekasihnya yang tidur sambil memegang tangannya pun kini bangun setelah merasakan pergerakan jari tangannya.

"Lu, tanganmu...?, dokter... Dokter... Pasien disini sudah sadar!" teriak Chanyeol.
Dokter pun segera menuju ruang ICU kemudian memeriksa keadaan Luna.

"Detak jantungnya masih lemah, namun tubuhnya sudah membaik, dan sepertinya sebentar lagi nona Luna akan membuka matanya." ucap dokter itu.
"Jeongmalyo?" tanya Chanyeol tidak percaya.
"Ne! Kalau begitu, saya permisi dulu" ucap dokter.
"Ghamsahamnida dokter..."

Chanyeol pun menghubungi Baekhee yang tadi sempat keluar sebentar untuk membeli makanan.

"Yeobseyo" suara dari seberang.

"Baek, Luna sudah sadar dan sebentar lagi dia akan membuka matanya." ucap Chanyeol.

"Jjinjayo sunbae?"

"Ne. Cepat kembalilah! Luna menunggumu."

"Ne, sunbae. Aku akan segera kembali."
tiitt
*panggilan telepon berakhir*

Baekhee pov
Setelah mendengar bahwa eonni sudah sadar, aku segera berlari menuju ruang ICU. Aku tidak peduli dengan makanan yang sedari tadi belum sampai juga di tanganku karena masih antre panjang. Aku hanya mengambil 2 gelas Moccachino Coffee dan membayarnya dengan uang pas kemudian berlari ke ruang ICU.

"Huh huh huft... Eonni..." aku membuka pintu ruang ICU dan melihat eonni sudah membuka matanya. Aku bersyukur bisa sampai tepat waktu.

"Ba-ek-kie..." ucap eonni yang masih terbaring lemah dengan suara terbata-bata.
Aku pun berlari memeluk eonni. Air mataku mulai menetes. Mungkin ini air mata kebahagiaan.

"Eonni, mianhe... hiks hiks" ucapku.
"Da-sar! Eonni...sadar, kamu.. malah na-ngis..." ucap eonni.
"Stop eonni! Jangan terlalu banyak bicara, nanti malah tambah parah"
Eonni hanya tersenyum. Ia menjulurkan tangannya memegang tanganku, serta tangan Chanyeol sunbae lalu menyatukan tangan kita berdua.

"Apa maksudmu eonni?" tanyaku dalam hati.

"Yeollie, Baekkie, bolehkah..aku..membuat sebuah..permin-taan...kepada kalian?" ucap eonni terbata-bata.
"Ne, aku akan penuhi apapun permintaanmu, chagi." ucap Chanyeol sunbae.
"Jjinja? Kau...jan-ji?"
"Ne. Aku janji. Apapun permintaanmu, aku akan berusaha mewujudkannya."
"Apa-pun...it-u?"
"Ne, apapun itu."
"Aku, juga akan memenuhi apapun permintaanmu, eonni! Aku janji!" ucapku.
"Geurae, kalau..begitu, mau-kah..kalian mengabulkan...permin-taan tera-khirku..ini?"
"Apa maksudmu Lu!? Permintaan terakhir?" bentak Chanyeol sunbae.
Eonni kembali tersenyum kemudian menatap kami satu per satu secara bergantian.

"Kenapa eonni bicara seperti ini?" tanyaku dalam hati.

"Kalian...sudah ber-janji akan mengabul-kan...apapun permintaanku-kan? Geurae, a-ku akan me-mohon...pada kalian. Jika...tubuhku su-dah tidak mampu...lagi, jika...jiwaku su-dah tidak...kuat, dan..ak-u mulai menutup..mataku, aku..ingin kalian..berdua...menikah."
"Mwo!!?? Apa maksudmu? Aku hanya akan menikah denganmu, chagi. Kau harus kuat! Kau harus bertahan." ucap Chanyeol sunbae.

This is My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang