7. Tamparan di Depan Umum

3.8K 66 0
                                    

Thio Kong-giok telah tahu ketangguhan ilmu A Bin, dia tidak berani ceroboh, melihat lawannya membela Cia Ma-lek, dia segera mengontrol serangan yang ditujukan pada Cia Ma-lek, tubuhnya ditegakkan langsung berdiri disamping A Bin.

Melihat lawannya lumayan berat, Thio Kong-giok mendadak berdiri diatas meja A Bin tetapi tubuhnya tampak enteng sekali, arak dalam gelas Cia Ma-lek dan A Bin sama sekali tidak bergoyang.

Cia Ma-lek terkejut dengan ilmu Thio Kong-giok, tetapi berhubung ada A Bin disampingnya, dia masih berteriak tanpa berhenti:

"Kau tidak tahu sopan santun, setelah melihat Kou-kut-yap-souw, timbul keinginanmu mencurinya dan merampas....."

Thio Kong-giok sangat cemburu terhadap A Bin yang mendapat perhatian dari tuan muda Hong-tai, maka kemarahannya diarahkan pada A Bin. berteriak:

"Kau cari mampus!"

Dengan jurus "Giok-kou-cia-kua" (Giok kail digantungkan miring)" kaki kirinya menendang pada A Bin, ini adalah jurus khusus dari Lok-houw, tendangannya sangat keras, A Bin tidak tahu pasti berapa besar kekuatan tenaga dalam lawan, dia tidak mau bentrok langsung, maka tubuhnya digeser sedikit kesamping menghindar.

Tendangan Thio Kong-giok membuat piring sayur, gelas arak di meja pada jatuh kebawah, cipratan sayur dan arak berterbangan, A Bin dan Cia Ma-lek telah menghindar, namun sepatu bordir mutiara Thio Kong-giok telah kecipratan tidak sedikit minyak sayur, dia yang suka kebersihan menjadi marah besar, setelah kakinya menapak dilantai, dia mengangkat kedua telapak tangannya mengejar A Bin.

Tiba-tiba, tercium bau wangi yang diterpa angin, satu sosok tubuh mungil telah berdiri ditengah A Bin dan Thio Kong-giok, setelah dilihat, ternyata tuan muda Hong-tai.

Mengetahui tuan muda Hong-tai dihadapannya, Thio Kong-giok jadi lebih ingin memamerkan kebolehan ilmu silatnya, segera berkata:

"Adik In, biar aku yang membereskan anak muda itu!"

Maksud turut campur tuan muda Hong-tai sebetulnya selain curiga, juga dia ingin mencoba A Bin kenapa selalu diam saja, apa yang membuat A Bin tidak suka pada dirinya, maka dengan nada dingin dia berkata pada Thio Kong-giok:

"Kau tutup mulut!! biar aku tanya dia."

Aneh sekali, terhadap tuan muda Hong-tai yang begitu alim, Thio Kong-giok tidak berani membantah, dia menurut saja permintaan Hong-tai, menyaksikan ekspresi wajah Hong-tai yang matanya bertanda marah, dengan berkata dingin pada A Bin:

"Mengapa kau selalu diam tidak bicara."

Kedua pembantu Hong-tai itu terperanjat setelah mendengar majikannya berbicara begitu terhadap A Bin, mereka berpikir kok majikan.... seperti dirumah saja, terlalu manja, sehingga berani terang-terangan bertanya begitu.

A Bin yang disodorkan pertanyaan itu, mulutnya jadi pahit tidak bisa menerangkan sedikitpun. Hong-tai merasa A Bin tidak peduli pada dirinya, dia jadi bertambah salah paham terhadap A Bin, kemarahan langsung meledak, dengan satu bentakan, dia menjulurkan telapak tangannya yang mungil, menyapu muka A Bin.

Bila dilihat dari ilmu A Bin, kecepatan tangan Hong-tai sebetulnya bisa dihindar oleh A Bin, tapi A Bin seperti hilang konsentrasi, diam ditempat tanpa menghindar, maka terdengar suara tempelengan dimukanya.

Suara tempelengan tersebut malah buat Hong-tai terkejut, lain dengan Thio Kong-giok, dia begitu senang, A Bin diam terpaku, Cia Ma-lek mendadak dapat ilham, dia berteriak:

"A Bin, adik bisuku, kau tidak pantas menerima tempelengan itu!"

Mendengar kata Cia Ma-lek, tuan muda Hong-tai seperti tersengat aliran listrik, dia melihat muka A Bin dengan terbata-bata berkata:

Legenda Golok Halilintar - Lan LiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang