Mendadak terdengar teriakan dari Kauw Ki-koan dengan kata: "Coba kau terima Ci-yan-li-hwee-ciang (Telapak api merah) ku."
Terlihat tangan kanan Kauw Ki-koan berwarna merah membara didorong ke arah tubuh Thio Kong-giok, mengetahui jurus dahsyat itu Thio Kong-giok meloncat untuk menghindar, dia tidak berani menerima serangan itu. Kauw Ki-koan dengan tertawa nyaring, menyerang untuk kedua kalinya, serangannya belum sampai pada sasaran angin panas yang sangat keras menerpa Thio Kong-giok. Thio Kong-giok menggoyangkan pundak, meloncat lagi untuk menghindar serangan kedua itu.
Serangan dua kali dari Kauw Ki-koan tidak berhasil, maka dia tidak mengejar lagi lawannya, dia diam ditempatnya, dengan pelan-pelan mengarahkan telapak tangan kanan kepada Thio Kong-giok, saat itu, warna tangannya lebih merah persis seperti bara api.
Thio Kong-giok tidak berani memejamkan mata, dia memperhatikan tangan kanan Kauw Ki-koan yang merah membara itu, dia seperti sudah mengetahui bahayanya.
Kauw Ki-koan mendorongkan tangan merah itu dengan pelan-pelan sekali, gerakannya berbeda dengan dua jurus sebelumnya.
Terlihat Thio Kong-giok membusungkan dadanya ke depan, dengan mendadak menjulurkan tangan kanan menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya, diarahkan ke depan dengan cepat menotok telapak tangan merah api Kauw Ki-koan.
Begitu telapak tangan dan telunjuk tangan beradu, Kauw Ki-koan meloncat kebelakang, Thio Kong-giok masih tetap berdiri ditempatnya.
Kian Ih Taysu berucap O-mi-to-hud sekali dan berkata:
"Tuan Kauw mungkin terluka."
Terlihat jubah yang dipakainya bergoyang bersamaan dengan loncatan Kian Ih Taysu, berdiri disamping tubuh Kauw Ki-koan.
Kauw Ki-koan melirik atas kedatangan Kian Ih Taysu berkata:
"Anak muda ini telah menguasai ilmu Kim-kong-cie (Jari baja emas) yang spesial untuk menghadapi segala macam ilmu telapak tangan, aku ceroboh tidak memperhatikan dia sehingga mengalami kerugian besar."
Kian Ih Taysu mempunyai hati yang saleh, dia tahu Kauw Ki-koan terkenal angkuh sejak lahir, dan dibawah mata banyak orang telah mengalami kegagalan sangat memalukan, dalam hatinya tentu tersimpan kemarahan yang besar, maka dia berkata dengan ramah:
"Ilmu yang saling berlawanan pasti ada yang dirugikan tetapi bukan berarti kalah, entah anda terluka atau tidak?"
Kauw Ki-koan mendengar Kian Ih Taysu yang sudah menemani dia dengan budi yang saleh, tidak menganggap dia sebagai musuh, maka dia menjawab dengan jujur:
"Masih untung, sebelum kedua tangan akan beradu penuh, aku telah mengetahui Thio Kong-giok akan menggunakan ilmu ayahnya yang telah dilatih selama tiga puluh tahun yaitu ilmu Kim-kong-cie (Jari baja emas) sehingga aku bisa menarik kembali seranganku, bila tidak aku akan terluka disini."
Kian Ih Taysu berkata dengan suara kecil:
"Silahkan anda beristirahat dulu, pulihkan nafas, biar aku yang mencoba anak muda itu."
Bersamaan itu Thio Kong-giok sedang berkata dengan sombong sekali:
"Siapa lagi yang tidak sayang nyawanya!"
Soat-song Cinjin dari Bu-tong juga mengucapkan salam Buddha, dia bermaksud maju untuk menghadapi tantangan anak muda itu.
Tapi saat itu dipinggir ruangan terdengar suara langkah kaki yang ribut seperti ada kejadian yang luar biasa. Orang-orang didalam ruangan kawan atau pun lawan termasuk Thio Kong-giok menghentikan gerakannya dan memandang keluar.
Terlihat di pintu masuk dua orang hweesio sedang menggandeng seorang hweesio tua yang sangat loyo dan lunglai, mukanya pucat seperti kuning muda, kedua matanya masuk ke dalam kelopak mata, dia adalah Ku-cu Tojin, yang setingkat kedudukannya dengan Soat-song Cinjin hanya dibawah ketua Siauw-lim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Golok Halilintar - Lan Li
AdventureHalilintar memecah di langit yang berwarna kelam abu-abu dan menghantam bumi! Getaran bunyi halilintar yang mengelegar-gelegar dahsyat bergentayangan di celah-celah lembah gunung lama sekali hilangnya. Kilatan cahaya yang datangnya hanya sekilas, me...