16. Masuk ke Dalam Biara

3.5K 73 1
                                    

Liu Ta-ang adalah orang yang berpengalaman, melihat hweesio Hong Ih wajahnya ramah, bermata sopan, sikap damai, dan empat calon hweesionya bermuka sopan, sangat disiplin. Berbeda jauh dengan empat hweesio yang sadis tadi, dalam hati timbul lagi rasa curiga, sekarang setelah mendengar nama Hong Ih yang seangkatan dengan ketua partai yang menjemput mereka, maka dia segera maju kedepan dua langkah, sambil memberi hormat, berkata dengan tersenyum:

"Ternyata guru pengawas biara, kami merasa tersanjung, aku Liu Ta-ang, dan ini adalah murid Ouwyang Sian-seng dari Go-bi-pay bernama Tee Wie, dan ini......"

Memperkenalkan gadis yang memegang busur itu, Liu Ta-ang sendiri juga belum tahu siapa nama dan marga apa, jadi tidak bisa melanjutkan berkata, dan gadis itu seperti tidak menaruh dihati, tidak memperdulikan cerita Liu Ta-ang, membuat Liu Ta-ang yang berpengalaman juga terdiam.

Beruntung Hong Ih Taysu bijaksana, segera dengan tertawa berkata:

"Ternyata Ciang-hohiap Liu Ta-ang dan Tee-siauhiap dari Go-bi, maafkan aku baru kali ini bertemu, dan persilahkan teman-teman yang lain sama-sama masuk kedalam biara."

Semua anggota rombongan berduyun-duyun mengikuti Hong Ih Taysu masuk kedalam pintu biara, melalui satu halaman tiba disatu ruangan samping.

Didalam ruangan itu sudah datang kurang lebih dua puluh orang, masing-masing duduk dibeberapa bangku. Satu orang hweesio tua yang berjubah putih dengan bulu alis putih dan mata agak tertutup menghampiri rombongan orang itu, dengan suara nyaring berkata:

"Tamu datang dari jauh, mohon maaf bila aku menerima kalian disini."

Lalu Hong Ih Taysu memperkenalkan pada tamu yang baru datang, semua orang baru tahu bahwa hweesio itu adalah Hong-tiang dari Siauw-lim yang tersohor di dunia persilatan yang nama besarnya adalah Kian Ih Taysu.

Liu Ta-ang memberi hormat pada Kian Ih Taysu dan berkata:

"Kita sekalian mendapat surat undangan yang tertera nama-nama ketua dari Siauw-lim-pay, Bu-tong-pay, Wie Tiong-hoo lohiap, masa tidak akan datang?"

Kian Ih Taysu menghela nafas sebentar dan berkata dengan senyum:

"Pinceng orang biasa, karena dibimbing Buddha masuk ke biara, selama lima puluh tahun membaca alkitab dibawah sinar lampu, memperdalam ilmu agama, biar pun belum bisa menghilangkan hati marah dan jengkel, dan tidak berani memberi kesulitan pada kalian, karena masalah ini berhubungan dengan kelangsungan hidup dunia persilatan, terpaksa Pinceng mengundang kalian kesini."

Liu Ta-ang berhadapan dengan Kian Ih Taysu dengan muka ramah dan berwibawa, sudah merasa kagum dalam hati, dan berobah pandangan merendahkan Siauw-lim, dia memberi hormat pada Kan Ih Taysu dan berkata dengan sungguh-sungguh:

"Hong-tiang dari Siauw-lim begitu memperhatikan nasib dunia persilatan, bersama pendekar lain mengundang jago-jago silat, ini adalah pekerjaan yang mulia dan berpandangan luas, niat yang mulia itu seharusnya dihormati orang banyak!"

Semua orang yang sudah berada diruangan itu bersamaan berdiri mengenalkan diri, termasuk nama yang turut mengundang ketua Bu-tong-pay Soat-song To-tiang, Liu Ta-ang melirik tamu yang lain, tapi tidak menemukan dua orang lagi yang turut mengundang yaitu Wie Tiong-hoo lo-jin dan pendekar Gan Cu-kan.

Mengingat kejadian tadi yang membuat Yang-ciang Tee Wie yang hampir dipermalukan, hatinya masih merasa tidak senang, sekarang setelah bertemu dengan tuan rumah Kian Ih Taysu, amarahnya jadi timbul kembali, dia berkata dengan dingin:

"Aku telah lama mendengar nama harum partai Siauw-lim, tapi setelah hari ini bertemu ternyata berbalik dengan fakta, Kian Ih Taysu ternyata seorang yang bersifat angkuh seperti orang biasa, dan tidak mau menerima kehadiran orang lain!"

Legenda Golok Halilintar - Lan LiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang