29. Irama Kecapi yang Memilukan

3.1K 57 2
                                    

Wanita berbaju putih itu menghindar hanya dengan menggoyangkan sedikit pinggulnya, tubuhnya tetap maju mendekat dengan cepat, Hun San-kiau tidak dapat mengelak serangan balasan dari wanita berbaju putih itu, sebuah pukulan mendarat di pinggang Hun San-kiau, membuat dia memuntahkan darah, terpaksa menghindar ke kiri dua langkah.

Hoa-san Sinni berkata dalam hati, 'sekarang saatnya aku turun tangan, maka dia meloncat tinggi melayang menuju ke arah wanita itu, bersamaan itu dia mengayunkan tangannya, dari jauh menyerang wanita berbaju putih itu.

Wanita berbaju putih itu tidak bergerak, dia menanti serangan di tempatnya, mendadak dari lengan baju kirinya dia mengeluarkan sebuah kecapi dari bahan giok, lalu menyambut pukulan telapak tangan Hoa-san Sinni, kecapi itu didorong satu kali juga diputar satu kali, sebuah tenaga tidak nampak menyusuri senar kecapi menyambut angin pukulan lawan sambil menggeserkan tubuhnya ke samping.

Wanita berbaju putih itu telah berhasil menguasai ilmu silatnya dengan sesuka hati, gerakan tangannya cocok dengan keinginan pikirannya, gerakannya sangat lincah. Baru saja Hoa-san Sinni mendarat, wanita berbaju putih itu sudah berdiri didepannya, lalu mendorongkan tangannya ke dada Hoa-san Sinni.

Hoa-san Sinni adalah guru besar sebuah partai, dan telah bertapa puluhan tahun, menghadapi bahaya di depan mata dia tetap tenang, dia mengeluarkan sebelah tangannya menyambut pukulan lawan, tubuhnya berusaha mundur ke belakang, bentrokan kedua kekuatan itu membuat tubuh Hoa-san Sinni terdorong hingga mundur tiga kaki, tubuhnya tergoyang tidak bisa berdiri dengan baik,.

Dalam hitungan detik, wanita berbaju putih itu telah mengalahkan tiga orang pesilat yang punya nama harum di dunia persilatan, peristiwa ini membuat orang yang menonton tergoncang pikirannya, mereka jadi waswas untuk menghadapi bahaya.

Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin sudah keluar lagi, setelah mengantar orang yang terluka ke dalam biara, mereka bersiap untuk menghadapi musuh.

Wanita berbaju putih itu menghentikan langkahnya, dengan tangannya yang mungil, memetik senar perak dari kecapi itu, terdengarlah musik dengan suara merdu.

Melihat dia berdiri menghadap tiupan angin dengan tubuh dan penampilan yang indah, siapapun yang melihat tidak percaya bahwa dia adalah pemimpin satu aliran tersesat yang begitu biadab.

Nada lagu yang dipetik dari kecapi itu sangat memilukan, gesekan suara kecapinya membikin orang yang mendengarkan ikut merasa sedih. Kedua pihak yang berlawanan, kecuali A Bin dan lima orang berbaju emas yang mengurung A Bin, semua orang berhenti tidak bergerak, beberapa orang memperlihatkan wajahnya yang sedih.

Suara kecapi itu makin lama makin sedih, seperti suara wanita menangis dalam ruangan kamar tertutup, suara sedih itu membuat ulu hati orang sakit, semua orang selain orang-orang aliran Jian-kin-kau yang muka mereka tertutup oleh kain, nampak bercucuran air mata karena terpengaruh oleh suara kecapi itu.

Kian Ih Taysu yang beriman sangat tinggi itu hampir saja terpengaruh oleh suara kecapi itu, dan tanpa sadar dia berkata:

"Suara yang begitu memilukan........."

Kemudian nada kecapi itu berobah penuh dengan suara semacam pembunuhan.

Mendengar suara itu, orang-orang aliran Jian-kin-kau segera maju menyerang orang-orang dipihak Siau-lim. Jago-jago dari Siau-lim pun terbangun dari suasana kesedihan langsung menghadapi musuhnya.

Orang-orang aliran Jian-kin-kau dipelopori oleh orang yang berbaju hitam yang ilmu silatnya paling tinggi, serentak mendekati pintu biara Siau-lim, di depan pintu itu Hong-tai, Siau-cian, Hoa-san Sinni, Soat-song Cinjin dan lain-lain telah mengeluarkan senjata masing-masing untuk melawan musuh.

Legenda Golok Halilintar - Lan LiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang