33. Kail Pembunuh Musuh (TAMAT)

4.7K 92 10
                                    

Orang berjubah abu-abu pun tidak ingin lawannya terlepas, dia merubah jurus cengkeramannya dengan menjulurkan jari tangannya, menotok dada Wie Tiong-hoo dengan cepat, sedangkan tangan kanannya menghantam pinggang Wie Tiong-hoo, dua serangan ini sangat ganas dan mematikan.

Wie Tiong-hoo terdesak mundur lagi berapa kaki, sambil kedua tangannya berusaha menahan untuk menyelamatkan diri, tangan kiri memotong lengan kanan musuh, tangan kanan melawan telapak tangan kiri musuh.

Wie Tiong-hoo sengaja mundur dua kali untuk membuang tekanan serangan dari musuh, tapi dia tetap saja masih terdesak mundur beberapa langkah lagi dan sempoyongan tidak bisa berdiri tetap.

Pendekar dari sungai Hoai Shangguan Leng melihat Wie Tiong-hoo dalam posisi berbahaya, tidak peduli aturan satu lawan satu, dia segera menghampiri orang berjubah abu dengan jari telunjuk tangan kiri yang mengeluarkan angin keras menotok tubuh orang berjubah abu.

Terpaksa orang berjubah abu melepaskan Wie Tiong-hoo dan memutar tubuh menggunakan kedua tangan secara berantai menghadang serangan Shang-guan Leng. Lalu menyerang dengan kedua tangannya mendesak Shangguan Leng mundur beberapa kaki.

Orang berjubah abu sudah bertarung beberapa kali dan berhasil mengalahkan Cukat Hiang, Wie Tiong-hoo, Shangguan Leng tiga orang, kepandaiannya membuat orang-orang Siau-lim tidak berani berkutik.

Orang berjubah abu itu tertawa terbahak-bahak dan berkata dengan nada sombong:

"Siapa lagi yang bisa menahan pukulanku dan tidak mundur!"

Dia berkata begitu sombong memang tidak berlebihan, sebab di depan mata orang-orang Siau-lim, tidak ada orang yang lebih hebat dari ketiga orang, Cukat Hiang, Wie Tiong-hoo dan Shangguan Leng, yang telah dikalahkan oleh lawannya.

Setelah mencoba memulihkan lukanya berapa lama, Cukat Hiang melihat orang berjubah abu ini tidak bisa dihadapi dengan tenaganya, maka dengan nada keras dia berkata:

"Kita semua orang berada disini, kau tidak akan bisa masuk ke kamar ini, kecuali membunuh kita semua!"

Ucapan Cukat Hiang ini mengandung dua arti, selain menjawab kata sombong dari ketua aliran Jian-kin-kau, juga memberi tahu pada kawan-kawannya agar bersama-sama menahan serangan musuh.

Perkataan Cukat Hiang itu langsung ditanggapi oleh orang-orang dari pihak Siau-lim, sehingga mereka merapatkan barisan dan menutup celah kosong menuju pintu kamar.

Jit Ie Taysu dan Hong Ie Taysu tidak bisa menyusun barisan Lo-han karena kurang orang, tetapi bisa dengan cepat menyusun barisan yang dinamakan barisan empat gajah sebanyak tiga group yang terdiri dari dua belas hweesio, yang dipimpin langsung oleh mereka berdua. Membuat benteng pertahanan yang kuat di depan kamar itu.

Cukat Hiang melihat barisan empat gajah itu cukup untuk menahan serangan musuh beberapa menit, bila perlu dia dan kawan-kawan lain siap bertempur kembali.

Cukat Hiang, Wie Tiong-hoo dan Shangguan Leng masing-masing berdiri terpisah sekitar dua kaki, juga akan menahan orang yang berusaha masuk kamar.

Orang berjubah abu dengan tertawa liar berkata:

"Kalian barang yang sudah tidak berguna, masih membandel begini, sudah bukan waktu yang tepat untuk berbuat nekad seperti binatang terkurung, baiklah, aku akan memberi pelajaran pada kalian, dengan ilmu silat yang belum kalian tahu!"

Sambil bicara, ketua aliran Jian-kin-kau maju perlahan-lahan mendekati orang-orang dari Siau-lim. Barisan Empat gajah bersiap menghadapi musuh yang baru pertama kali dihadapi, mereka tetap tenang berdiri di tempat menunggu kesempatan yang baik untuk menyerang.

Orang berjubah abu itu tertawa, mendadak dia menjulurkan tangan mencengkram tangan Wie Tiong-hoo.

Mengetahui musuh kuat, Wie Tiong-hoo menyingkir kesamping, tangan kanannya pun ikut dijulurkan ke depan mencengkram tangan kanan orang berjubah abu.

Legenda Golok Halilintar - Lan LiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang