4 - A Warm Smile

3.2K 201 4
                                    

Alina

Pagi itu, aku baru saja selesai mandi dan bel kamarku sudah berbunyi. Ish, Nam Joon Hyung.

Aku membuka pintu dan menatap kesal ke arah Joon Hyung yang tersenyum lebar di depanku. Bahkan tanpa rasa bersalah, dia menggeserku menepi untuk masuk tanpa menunggu kupersilakan. Saat pertama melihatnya empat belas tahun lalu, dia hanyalah anak pemalu dan pendiam. Namun siapa sangka, dia bisa berubah menjadi seperti ini. Meski hanya ketika ia ada di dekatku. Lebih tepatnya, hanya padaku dia bersikap seperti ini.

"Ya, Nam Joon!" seruku sembari menyusulnya ke dalam.

"Eung? (Ya?)" balasnya yang sudah duduk di atas tempat tidur, menyalakan televisi.

"Tidakkah ini terlalu pagi untuk menggangguku?" Aku menyipitkan mata.

"Kau masih suka bangun kesiangan?" Joon Hyung mengecek jam tangannya. "Wah ... ini sudah jam delapan. Kau sebut ini terlalu pagi? Pantas saja dulu kau selalu terlambat datang ke sekolah."

"Tidak sampai terlambat, hanya hampir terlambat," desisku tak terima.

Joon Hyung mengangguk-angguk. "Kau sudah menentukan ke mana kau ingin pergi hari ini?" tanyanya kemudian.

"Songwol-dong," jawabku.

Joon Hyung mengangguk. "Lalu?"

"Seoul. Temani aku mencari hotel yang dekat dengan Everland," pintaku.

Joon Hyung seketika menatapku tajam. "Kau tidak akan menginap di hotel."

"Ya, aku benar-benar tidak ingin terlibat skandal denganmu, tahu?" balasku.

"Aku akan mengurus itu," tukas Joon Hyung.

"Dwaesseo (lupakan saja), aku tidak akan pulang ke rumahmu," tegasku.

Joon Hyung menghela napas berat, sebelum turun dari tempat tidur. Lalu mengejutkanku, dia tiba-tiba masuk ke kamar mandi, dan keluar sudah membawa tas berisi perlengkapan mandiku. Berikutnya, ia menarik koperku bersamanya.

"Ya! Ya! Apa yang kau lakukan?" seruku, kaget dan panik, sembari menyusulnya yang sudah membuka koperku.

"Memberesi barang-barangmu. Kau akan menginap di rumahku," ucap Joon Hyung tanpa menatapku.

"Ya, Nam Joon!" seruku kesal. Namun, Joon Hyung sempurna mengabaikannku. "Apa yang kau lakukan, sungguh? Aku bahkan belum berganti pakaian."

Aku mendengus kasar ketika Joon Hyung menarik keluar kaos tebal warna merah dari koper.

"Aku juga memakai warna merah," katanya tiba-tiba. "Kita jadi seperti couple."

"Couple gateun suri handa! (Couple omong kosong!)" sarkasku. "Dan kau, apa kau tidak apa-apa membongkar koper berisi pakaian yeoja (perempuan) seperti itu?"

"Ah, mian (maaf). Aku lupa kau seorang yeoja," sahutnya enteng, membuatku memukul belakang kepalanya karena kesal.

Joon Hyung memekik kesakitan dan balik menatapku kesal.

"Jika kau terus seperti ini ..."

"Aku akan melindungimu," Joon Hyung menyela kalimatku dengan kata-kata mengejutkan.

"Apa ... katamu?" Aku menatapnya ragu.

"Aku akan melindungimu," ucap Joon Hyung lagi. "Jadi, jangan khawatir. Kau bisa menginap di rumahku tanpa khawatir. Jangan pedulikan orang lain, jangan pedulikan media atau siapa pun. Aku akan melindungimu."

Snow Kiss (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang