13 - Secret to Share

1.8K 149 12
                                    


Alina

Ketika aku bangun pagi itu, hal pertama yang muncul di kepalaku adalah, ini hari terakhir. Besok, aku akan kembali ke Indonesia. Mendadak, kesedihan aneh melingkupi benakku. Kenyamanan akan keberadaan Joon Hyung di sampingku, kehangatan yang kurasakan bersama keluarganya, memberatkan hatiku.

Meski begitu, saat bertemu Joon Hyung dan orang tuanya di ruang makan, aku menunjukkan senyum. Joon Hyung berkata jika hari ini dia akan mengajakku berjalan-jalan. Tak peduli berapa kali pun aku bertanya, ke mana tujuan kami hari ini, ia tak mau menjawab. Alasannya, aku toh tidak akan tahu.

Usai sarapan, Joon Hyung langsung mengajakku berangkat. Katanya, perjalanannya cukup jauh. Sepanjang perjalanan, kami membicarakan tentang saat aku pertama kali tiba di negara ini. Joon Hyung bahkan memintaku berjanji untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi. Ia memintaku berjanji mengabarinya lebih dulu sebelum berangkat.

"Geunde (Tapi), Joon Hyung-ah, apa kau tahu jika kau belum mengajakku ke Everland? Padahal aku ingin ke sana. Setidaknya aku sudah mencari tahu tentang tempat itu," keluhku.

"Aku sengaja melakukannya," balas pria itu santai.

"Wae? (Kenapa?)" kesalku.

Joon Hyung menoleh sekilas dan tersenyum padaku. "Agar kau punya alasan untuk kembali lagi kemari."

Jawaban Joon Hyung mengejutkanku sesaat.

"Apa kau sesenang itu aku datang kemari?" tanyaku penasaran.

"Lebih dari yang kau tahu, Alin­-ah," jawabnya.

"Aku juga senang aku datang kemari," balasku lembut.

"Kau juga senang ada di sini?" Joon Hyung terdengar ragu.

"Dangyeonhaji (Tentu saja). Aku sangat senang di sini. Karena ada kau juga," akuku.

Joon Hyung mengernyitkan kening. "Tapi kenapa kau tak bisa tinggal lebih lama?" singgungnya.

Aku berusaha menepis kesedihan yang menyelip di dada. "Aku harus bekerja juga, kan?" balasku. "Dan lagi, sebenarnya alasanku kemari memang untuk melarikan diri awalnya. Jadi, aku harus mengakhiri pelarianku juga, kan?"

Joon Hyung mendesah berat.

"Lain kali, aku akan datang lagi untuk benar-benar berlibur dan menemuimu," janjiku.

"Jika kau tidak menepati janjimu, aku akan datang hanya untuk menculikmu dan membawamu kemari," ia membalas.

Aku tertawa mendengarnya.

"Aku juga akan ke Indonesia dan menemuimu begitu ada kesempatan, Alin-ah," Joon Hyung balik berjanji.

"Gidarilke (Aku akan menunggu)," sambutku.

Joon Hyung tersenyum. "Oh iya, besok jam berapa penerbanganmu?" tanyanya kemudian.

"Jam sembilan pagi," aku memberitahu.

Selama beberapa saat, Joon Hyung tak menanggapi. Hingga kemudian, ia berkata,

"Kuharap tepat tengah malam nanti waktu berhenti. Jadi, besok tidak akan datang, dan kau tidak harus pergi."

Aku tersenyum kecil mendengarnya. "Ya, aku bukannya pergi untuk menghilang dari hidupmu atau apa. Kau masih bisa menghubungiku. Kali ini, kau bisa bebas menghubungiku."

"Tapi itu tidak sama dengan kau berada di sampingku," balas Joon Hyung.

"Aku selalu ada di sampingmu, Joon Hyung-ah," kataku. "Aku akan selalu menjadi sahabat yang baik untukmu."

Snow Kiss (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang