Dayra merupakan anggota PMR, hal yang wajar jika tiba-tiba ia dipanggil ke UKS untuk mengobati murid yang sakit.
"Dayy! cepetan Daayy! disuruh ke UKS tuh sama bu Nia, katanya sih disuruh ngobatin yang luka - luka gitu. Guru pada rapat, UKS gak ada yang jaga," ucap April sambil bertingkah so panik.
"Lah? luka-luka? serem amat, dikata korban pesawat jatuh kali luka-luka hehe..." celetuk Selva.
"Day! Dayraa! cepetan ke UKS!" Teriak teman sekelas Dayra.
"Day, kok malah diem aja sih? Sana jir, anak orang tuh. Kalo keburu mati gimana?" sahut Selva.
April mulai jengkel, "Goblok, kalo mau mati gitu gak perlu ke UKS kali."
"Atagfirullah Pril, nyebut! Goblok, goblok yaampun. Ya terus dimana Pril?" tanya Selva sok polos.
"Ruang mayat noh!" jawab April kesal.
Pusing melihat kedua sahabatnya ini, Dayra langsung saja menuju UKS dan Sepanjang perjalanan nama Vian terngiang di fikirannya. "Mampus ya, kalo ternyata Vian gimana?" Nyatanya benar. Pria yang ada di ruang UKS itu ya si brandalan, Vian.
"Astagfirrrr! Kenapa harus lo sih!" Dayra menggerutu sambil mengelus keningnya.
"Waah, anak PMR ternyata. Kalau yang ngobatinnya lo, gapapa deh gue berantem terus, sakit terus." goda Vian.
"Gak usah becanda deh! Ini gue dateng kesini karna disuruh. Lagian kenapa sih kok bisa sampe berdarah dan babak belur gini?" tanya Dayra yang mulai kepo.
"Gue berantem sama Kevin the geng, ya gue sekelas sama Kevin yang isinya komplotan dia semua. Kemaren kan team basket Kevin kalah, mereka masih belum nerima.Sekarang mereka lagi dihukum tuh dilapangan, gara-gara mukulin gue di kelas. Tapi tenang aja kok, ntar lo liat deh lain kali gue yang bakal menang!"
"Kevin juga?" tanya Dayra.
"Hari ini gue belom liat Kevin, tapi pasti anggota geng nya mukulin gue tuh karna disuruh Kevin." cetus Vian.
"Gak mungkin lah Kevin yang nyuruh, lo cari masalah sama mereka kan. Gini deh jadinya lo memutar balikan fakta dan akhirnya mereka yang dihukum," ujar Dayra tak percaya.
"Suer! bukan gue duluan, percaya deh sama gue!" pinta Vian.
"Masih aja ngeles!" Diambilnya kotak P3K untuk membersihkan luka di kening Vian, "Sini gue bersihin lukanya "
"Ehhh Dayyyy, tapi lo tau kan sebenernya yang sakit siapa. Makanya lo kesini deh, makasih fans ! untuk kedua kalinya loh lo ngebantu gue. Udah ngebawain minuman, dan sekarang ngobatin gue." Vian terus menggoda.
Dayra menekan lebih keras luka Vian.
"Awww! gila kali lo! untung gue suka jadi gue gapapa dah berkorban sakit juga," ceplos Vian.
Se frontal itu Vian mengatakan suka pada Dayra.
"Haa? suka?" Dayra mulai mencerna kata-kata itu.
"Yaaa, yaa gitu." Vian bingung menjelaskannya.
"Mulut lo gabisa diem banget! udah mending gue obatin!" omel Dayra sambil memberi kotak P3K "Sekarang obatin sendiri aja!"
"Eh tunggu!" Vian menggenggam pergelangan tangan Dayra.
"Apalagi sih?"
"Pulang sekolah jalan sama gue. Please!" ajak Vian dengan memohon.
"Itu pernyataan? atau pertanyaan? atau paksaan? Gue gak bisa jalan sama lo! Gue ada acara," jawab Dayra dengan tegas.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION #Wattys2017
Fiksi Remaja#840 in Teenfiction 09/09/17 #726 in Teenfiction 04/04/17 [REVISI SETELAH CERITA TAMAT] Apa kita akan kehilangan? Apa kita akan jatuh? Apa kita akan terpuruk atas ketidakpastian? -Kita tidak tahu- Kita hanya terus berimajinasi Kita pun tidak tahu sa...