Vian belum ada kabar lagi. Sifatnya yang kekanak-kanakan, cukup membuat khawatir teman-temannya. Belum lagi pagi ini April heboh dengan berita di koran.
"Anjir, ini tabrakan motor sama bis. Di daerah Bogor. Motor Ninja merah, jangan-jangan itu-"
"Gila lo, jangan gitu ih. Bikin panik jir. Serem lah kalo bis sama motor." omel Selva. "Coba gue liat korannya!" Selva mendekatkan koran ke matanya. "Anjir, plat nomor nya D!"
"Kalian tuh, dasar ya. Jangan bikin panik gitu deh!" omel Leo.
April malah teriak-teriak memanggil Dayra. "Dayy! Dayraaa!!"
"Pril, gila kali lo. Diem napa jangan ribut dulu!" Raihan tak segan-segan menutup mulut April dengan tangannya.
"Eh, cewek gue tuh. Jangan kasar gitu!" omel Leo.
"Iyaaa, maap elah"
Leo mengamati plat nomor tersebut, "Lah, inimah bukan motor Vian!"
"Serius?"
"Bukan, udah jangan ngeributin hal negatif. Pulang sekolah kita kerumahnya aja. Kali aja udah balik."
"Yaudah, iya"
Sementara hari itu Dayra tidak masuk kelas, dispensasi untuk persiapan acara pensi. Ia sangat sibuk, bahkan ia lupa menaruh ponsel nya dimana. Setelah jam 17.30 dekorasi panggung selesai, tinggal dekorasi bagian kursi dan pintu masuk yang akan dilanjutkan besok. Lagi-lagi Kevin datang sebagai malaikat penolong Dayra, yang siap mengantarkan Dayra pulang. Kebaikan dan sikapnya sebagai ketua OSIS selalu berkesan bagi Dayra. Kevin juga meminjamkan ponselnya untuk Dayra. "Pake dulu hp gue, barangkali lo mau ngehubungin orang tua lo. Ntar dikira kelayapan!"
Kevin itu paling mengerti soal Dayra, dan punya taktik tersendiri untuk merebut perhatian Dayra.
"Jangan bosen dianterin pulang sama gue ya!" Kevin menunjukan senyumannya seperti awal bertemu dengan Dayra. Tak tanggung-tanggung ia juga memasangkan sabuk pengaman untuk Dayra.
"Gue bisa sendiri Vin."
"Gapapa, biar gue aja yang makein"
Dayra merasa seperti ada di drama korea. Ada juga ternyata cowok romantis di dunia nyata. Ini cowok ketua OSIS, pinter, cool, baik, romantis pula. Siapa yang tak mau?
Dayra terus berfikir untuk menentukan pilihannya. Cita-citanya ingin menjadi dokter. Harus serius belajar, kalau lihat di film atau novel kebanyakan orang yang pacaran, jatuh cinta akan terbengkalai prlajarannya.
"Ah, Kevin kan pinter. Gue pasti diajarin sama dia, kita juga bisa belajar bareng." - batin Dayra
***
Tiba saatnya pensi dimulai, Dayra mengenakan dress berwarna putih dan memakai sepatu dengan hak 5 cm. Ini terlihat seperti ke pesta ulang tahun atau bahkan prom night. Kecantikannya membuat anak-anak cowok terpikat pada malam itu. Sedangkan Selva masih tetap dengan style nya, pakai celana jeans dan atasan kemeja. Ia tampil dengan Raihan dan Rio, kolaborasi menyanyikan lagu wiz khalifa - See you again. Lalu dilanjut dengan penampilan April yang ikut dengan club theater. Dayra juga tak kalah dengan mereka, cewek ber-dress putih ini membacakan sebuah puisi. Ia juga cukup menguasai puisi tersebut.
SenjaAku masih terdiam kaku
Tenggelam dalam lautan rindu
Aku belum bisa bangkit
Bangkit dari sebuah kenanganDalam senja aku merenung
Akankah ada hari esok?
Atau inikah hari terakhir
Kita dipertemukanWaktu tak pernah berjalan mundur
Dan semua untuk menjawab
Pertanyaan yang belum sempat terjawabSet itu April dan Selva terlihat gelisah, seperti menunggu kedatangan sesorang. "Duh, lama banget sih."
08131304xxxx
Ban motor gue bocor, lagi di bengkel. Gak ada kendaraan umum. Ini hp bentar lagi mati tinggal 1%. Tenang aja, gue bisa lari kesitu kok."Kalian kenapa?" tanya Dayra.
"Nggak, " jawab keduanya serempak, sembari menyembunyikan ponsel.
Dayra tak ambil pusing, ia langsung terpaku dengan Kevin yang berdiri di panggung. Ia jadi teringat pertama kali bertemu, saat menyebutnya orang yang nyanyi sambil memainkan gitar di pensi lalu. Kini Dayra melihat penampilam Kevin untuk kedua kalinya. Kevin menyanyikan lagu Kala Cinta Menggoda. Bahkan Kevin frontal menyebutkan, bahwa lagunya ini khusus untuk Dayra.
Tiba-tiba hujan turun, semua penonton berlarian ke linggir untuk berteduh.
Sementara itu Vian datang, ternyata dua hari ini ia pergi ke rumah lamanya. Tempat dimana dulu pertama kali ia singgahi di Bandung. Ia hanya butuh sendiri dan merenung. Di rumah lamanya masih tertata rapih seperti dulu, bingkai foto bahkan masih ada sekumpulan mainannya dimasa kecil. Ia hanya rindu dengan masa lalunya, tapi kini ia tersadarkan bahwa ada sebuah cinta yang harus dijaga. Cinta itu akan memberikan kebahagiaan dan kedatangannya ke tempat ini, untuk Dayra. Ia juga menuliskan beberapa ungkapan dalam sebuah surat.
Untuk Dayra.
Maaf, untuk kesekian kalinya.
Membuat kesal, kecewa, bahkan khawatir.
Ternyata waktu yang menyadarkan kita. Bahwa setiap detik yang kita lalui sangatlah berharga. Begitu juga pertemuan kita.
Terimakasih, untuk kesekian kalinya.
Ternyata tuhan menciptakan kamu untuk menjadi orang yang saya cintai. Dan barangkali inilah waktu untuk jujur, ternyata kita sama-sama mendambakan keteduhan antara kita.-Aldavian-
Tapi, kali ini Kevin lebih dulu memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan Dayra. Dengan mic yang dipegangnya Kevin berkata. "Day, gue suka sama lo. Gue tulus sama lo, detik ini juga gue minta lo buat jadi cewek gue" Dan rangkaian bunga mawar merah menjadi simbol keromantisan Kevin.
Sorakan-sorakan terdengar jelas di telinga Dayra. "Terima! Terima! "
Kini Vian hanya bisa berdiri kaku diantara derasnya hujan. Surat yang ia bawa mulai terbasahi air hujan, coretan tintanya mulai luntur. Hanya satu lagi kesempatannya, yaitu menunggu takdir Tuhan.
Kalo emang kita ditakdirkan bersama, lo bisa apa Day? Gak akan ada yang bisa ngebantah takdir Tuhan. -Batin Vian
Thanks buat semuanya.
Terus Vomment dan baca kelanjutannya.
Jangan lupa bahagia 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION #Wattys2017
Jugendliteratur#840 in Teenfiction 09/09/17 #726 in Teenfiction 04/04/17 [REVISI SETELAH CERITA TAMAT] Apa kita akan kehilangan? Apa kita akan jatuh? Apa kita akan terpuruk atas ketidakpastian? -Kita tidak tahu- Kita hanya terus berimajinasi Kita pun tidak tahu sa...