Perlukah Mengubur Rindu

732 35 6
                                    

  "Pada hakikatnya kenangan memang tak akan pernah hilang, ia akan selalu menjadi bumbu kehidupan di masa depan. "

                                 ***

   "Maaf," ucap wanita berambut panjang yang sekarang malah meneteskan air mata.

  "Lah, santai aja kali. Jangan nangis dong." ucap Dayra.

  "Gak ada sedikitpun niat gue buat rebut Vian, dan gue baru tau kalau ternyata loe itu orang yang selama ini di ceritain Vian."

  "Maksud loe?"

  "Vian itu sayang banget sama loe, Vian itu setia banget. Loe harus susul dia." 

      Dayra tercengang, hal ini membuat Dayra semakin menyalahkan dirinya, ia seakan tak tau apapun tentang Vian. Dayra pun tak sengaja menggigit bibir bawahnya.

   Wanita itu mengatakan bahwa ia adalah sahabat Vian semasa kecil, keduanya saling berteman baik. Tak lama dari itu mereka saling menyukai tapi, Vian tak pernah berani mengungkapkan perasaannya. Karena ia tahu bahwa salah satu sahabatnya, juga menyukainya.

   "Sahabat Vian? Kevin maksud lo?" potong Dayra.

    Wanita itupun mengangguk. "Iya, akhirnya gue jadiannya sama Kevin. Karena Kevin nembak gue duluan."

    Semua wanita pasti ingin jika lelaki yang dicintainya membuktikan perasaannya. Bukan hanya diam. "Itu alasan gue lebih milih Kevin."

      Dayra berdecak, "Terus kenapa waktu malam itu lo sama Vian?"

    "Malem itu gue emang habis ketemu sama Kevin dan Vian. Meskipun gue pernah pacaran sama Kevin, perasaan gue tetep buat Vian. Tujuan gue kesini emang buat ketemu Kevin, buat ngejelasin semuanya karena gue pengen persahabatan kita balik kaya dulu. Gue tau, gue salah. Gue cuma memanfaatkan Kevin biar Vian cemburu."

      Kevin yang sampai saat ini memusuhi Vian sebenarnya tahu soal ini, ia membenci Vian karena ia tahu bahwa wanita yang dicintainya hanya mencintai Vian.

     Seiring berjalannya waktu, ketiganya menjauh. Sherly yang pergi ke luar negeri, mendadak tak ada kabar. Kevin dan Vian pun nampak tak bersahabat. Sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali pada tahun ini.

    "Gue masih sayang sama Vian," ucap wanita yang bernama Sherly itu.

   Dayra menepuk bahu Sherly, "Gue gak pernah tau tentang ini jadi gue minta maaf udah salah paham."

   Sherly tiba-tiba memeluk Dayra, "Sampai suatu ketika, gue bener-bener kecewa waktu gue nyari Vian di rumahnya, gue gak percaya kalau dia udah cinta sama cewek lain selain gue." Lalu Sherly memberi sebuah foto yang pernah ia temukan, "Dompet Vian ketinggalan, akhirnya gue ngeliat foto itu. Itu lo kan?"

    Dayra mengangguk mengiyakan.

    "Setelah itu, gue diem-diem ngikutin Vian. Setiap hari dia berusaha minta maaf, berusaha ngebuat lo cinta sama dia. Berjam-jam dia berdiri di depan rumah lo tapi, lo gak ada respon sama sekali. Itu jahat, karena hal itupun yang Vian lakuin ke gue dan lo tau rasanya? Sakit." ucap Sherly lalu melepaskan pelukannya.

    Dayra cukup berkaca-kaca setelah mendengar cerita dari Sherly, ditambah lagi Sherly menceritakan masa kecil Vian. Vian yang dulu sering di bully karena diledeki tak punya ayah, Vian yang selalu melawan rasa takutnya sendiri.

     "Gue salah, ninggalin dia di saat masa terpuruknya. Tapi gue emang harus ke luar negeri." lanjut Sherly, ia meletakan kedua tangannya di genggaman tangan Dayra. "Gue kira lo bisa bales perjuangan dia Day, mungkim sekarang dia bahagia karena udah ketemu ayahnya tapi, dia akan jauh lebih bahagia ketika dia ketemu lo dan ayahnya. Buat hidup dia lengkap Day."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IMAGINATION #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang