1

10.1K 535 6
                                    

Jingga Anastasia

Gadis itu adalah kelemahan Awan, juga kesempurnaan pria itu.

Lampu kerlap-kerlip membuat gadis itu semakin menggila.

Jingga menggoyangkan badannya yang sempurna, pinggang yang beradu dengan musik, membuat gadis itu semakin tertawa girang.

Rasanya gila, gadis berparas cantik yang dikhianati oleh sahabat sendiri.

Bukan hanya sang ayah yang meninggal dan tak menyisahkan sepeser pun untuknya.

Gadis itu bersyukur sang ayah tidak meninggalkan hutang.

Rasa lelah hingga ia memutuskan untuk pergi dari dunia malam yang tak enyahkan rasa penat.

Bahunya yang seksi membentur seorang pria yang tertidur dalam kenangannya. Menatap pria tersebut dengan tak pasti Jingga melewatinya.

Takdir memperkenalkan mereka.

Terik matahari membakar kulit Jingga, ketika ia dengan jeans belel serta baju kaos oblong putih masuk ke sebuah toko emas. Sekedar melihat perhiasan yang benar2 memiat hatinya.

Bekerja menjadi seorang pramusaji dengan niatan mengumpulkan uang hanya untuk sebuah cincin yang sangat disukainya adalah hal yang paling benar dilakukan.

Mengingat kini gadis itu yang hanya tinggal sebatang kara.

Kali ini ia berpapasan dengan si gadis pirang yang riang merebut sisa bahagia yang ia miliki Rain, kekasihnya.

"Bisa juga lo datang kesini?" Ucapan Rhenata membuatnya ingin sekali menjambak rambut jalang yang terlihat begitu elegan di depannya ini.

"Suka2 gue. Minggir"

Tanpa ia tahu gadis licik bernama Rhenata mengundang nasib baik untuknya.

Jingga menatap cincin yang ia rindukan setiap malam. Asyik dengan batu safir yang mengkilap indah.

Tak sadar, sepasang mata elang kini mengintainya di depan pintu.

Dengan acuh gadis itu pergi diiringi senyuman sinis Rhenata. Hjngga bunyi alaram membuat Jingga berlonjak kaget.

Tepat ketika si mata elang yang berpapasan dalam rabunnya malam di club tempo hari berhenti di depannya.

Bunyi alarm pertanda bahwa ada barang yang keluar sebelum dibayar.

Ini kiamat!

Tanpa berpikir panjang, Jingga berlari ke arah si mata elang berjinjit dan mengecup bibir pria itu.

DEG
DEG
DEG

gila!

gue udah gila!

Abis idup gue..

Tamat!

Moga2 ni laki belum ada istrinya, kalau enggak. Masuk penjara plus kena gantung...

Mak... tolongin gue!

Ciumana terlepas ketika security datang menghampiri Jingga yang sibuk menatap mata elang milik seseorang yang dikenalnya.

"Permisi nona, kami harus memeriksa anda" ucap salah seorang satpam.

Mereka menemukan sebuah cincin berlian dalam totebag miliknya.

Mampus!

"Sepertinya anda salah, tapi itu bukan punya saya" ucap Jingga.

"Silahkan dijelaskan di kantor polisi nona, mari ikut kami" ujar si pria besar dengan tatapan mengancam.

"Saya datang bersama tuan ini, jadi tolong lepasin saya!" Ucap Jingga dengan elgan, menolak untuk dibawa.

Jingga di langit ber-AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang