18

3.6K 291 14
                                    

"Aku mencintaimu" seperti para padang yang berseru girang...

Tepat ketika aku membuka mata, terlihat Awan yang menelungkupkan wajahnya di atas bantal kemudian menoleh padaku.

"Pagi sayang" ucapan Jingga membangunkan Awan. Pria itu mengecup kening Jingga dengan cepat

***

"Hari ini ada makan malam perusahaan" ucap Awan mengunyah sarapan paginya.

"aku boleh ikut?"

"Kamu harus ikut" ujar Awan melembutkan pandangannya. Sudah hampir setahun sejak kejadian itu Jingga tak pernah lagi keluar tanpa pengawal.

Dan semua berjalan dengan baik.  Hanya saja mereka memang belum dikaruniakan keturunan seperti yang diharapkan oleh semua orang. 

"aku harus pakai baju apa? " tanya  Jingga sambil menyantap apel yang baru selesai dipotong-potong.

Seorang asisten rumah tangga masih sibuk menyiapkan susu,   dan juga beberapa pengawal yang senantiasa berdiri di belakang Jingga seperti bayangan sempat membuat wanita itu frustasi.

"baju apa saja,  kau terlihat cantik Jingga"

"ohhh"

"bikini" ujar Awan berkedip nakal.  Dan Jingga hanya terkekeh. Membayangkan masa lalu mereka.

Seusai makan,  Awan mengecup kening Jingga.

"I Love u" bisik suaminya di telinganya.

Dan membuat Jingga bergidik ngeri.

###

Siang datang begitu cepat membuat Jingga memutuskan untuk membeli cokelat, sebelum akhirnya ke kantor untuk mengantar makan siang Awan

Penampilan sederhana Jingga tak menunjukkan bahwa ia adalah istri dari Awan.

"bagaimana kabar calon istrimu Ri?" tanya Jingga pada Harry salah seorang pengawalnya.

"baik2 saja madam". Tepat di depan matanya seorang gadis yang merupakan pelayan di toko cokelat sedang diamuk oleh seorang nyonya.

Kacamata hitam,  high heelsnya,  juga tas hermes limited edition yang terlihat sama seperti punya Nadira,  menandakan bahwa wanita terswbut bukan orang biasa.

"maaf nyonya,  akan saya bersihkan segera.  Sekali lagi maafkan saya nyonya"

"kau tahu berapa harga sepatu ini?  Seharga sepuluh bulan gajimu!! Lagi pula,  ini bukan pesanan saya"

"akan saya ambilkan nyonya.  Maaf"

Terdengar nyaring percakapan yang mengganggu Jingga. 

"lain x kamu harus memperkenalkannya padaku,  mengerti Harry"

Tapi pria itu tak mendengar justru sedang sibuk berkonsentrasi mencoba untuk mengabaikan yang sedang terjadi.

"mereka berisik sekali,  Bastian apa aku bisa melerai mereka? " tanya Jingga pada pengawal nya yang satu lagi.

"..." pria itu hanya tersenyum simpul.

"senyummu menyeramkan,  latihan lebih sering lagi.  Hmm well,  aku toh istri Awan"

Ujar Jingga,  berdiri dengan sendal jepit,  juga celana jeans serta kaos oblongnya. 

"permisi mbak,  tadi kan dia sudah minta maaf, lagi pula.  Anda bisa beli satu lagi kan? Bukannya anda kaya? " ucap Jingga tersenyum ramah.

"tidak usah ikut campur dasar tukang jual pisang goreng"

"ha?? Gue dikata tukang jual pisang goreng,  gue ini tukang jual cabe.. Jadi ya sudahlah.  Kasihan"

Jingga di langit ber-AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang