Pagi itu Jingga menatap penampilannya di depan cermin. Celana jeans disertai t-shirt bertuliskan MOMOGI berwarna abu2.
TOK...TOK....TOK...
ketukan di depan pintu rumahnya membuat Jingga berkerut heran.
"Cari siapa?" Tanya Jingga sembari membuka pintu dan mendapati dua orang pria yang terlihat mencurigakan.
"Apa disekitar sini ada yang namanya Alexander Brown?"
Namanya kereeennn cooyyy
"Alexander? Sepertinya gak ada" jawab Jingga menggeleng pelan.
"Orangnya tinggi, rambutnya hitam alis mata nya tebal punya lesung pipit"
Jingga kembali menyipitkan matanya mencoba mengingat.
Yang punya lesung pipit kan banyak, Bokis juga punya lesung pipit.
"Ini fotonya" ujar pria itu sembari memberikan Jingga selembar foto.
Gadis itu menatap foto yang tak asing.
Mirip Bokis, tapi rambutnya beda, warna rambutnya juga , style nya juga beda
"Gak ada pak, saya tidak pernah lihat orang ini sebelumnya" ujar Jingga mengangkat bahu.
"Bapak rentenir ya?" Tanya Jingga, tapi mereka tidak menjawab pertanyaan gadis itu, mereka justru pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.
Gadis itu menutup pintu, dan kembali melanjutkan rencananya.
Dia akan menjebak Awan. Pria itu selalu berada di belakangnya, membuat Jingga frustasi dan ketakutan. Tapi kali ini Awan tidak akan lolos . Jingga keluar dengan tas selempangnya dan memakai sepatu volcom.
Gadis itu berniat untuk pergi ke salah satu mall dan memilih salah satu restoran termahall
Jingga mulai membuat onar.
Setelah Jingga memesan makanannya gadis itu menunggu dngan sabar sembari mengetuk ngetuk jemarinya di meja dengan perlahan, hingga pesanan yang dia pesan datang.
Jingga melahap makanannya kemudian beristirahat sebentar.
Gadis itu merasakan sebuah tatapan yang tertuju padanya. Dengan gelisah Jingga mulai mengatur duduknya.
Dia melirik ke kiri dan kanan, kemudian melenggang dengan acuh pergi tanpa membayar.
Anehnya tak seorang pun mecegat Jingga. Tak ada seorang pun yang menagih bayaran atas makanan yang dia makan.
Gadis itu berbalik kemudian berkacak pinggang, dia mulai menatap satu persatu meja mencoba menemukan sosok Awan, tapi pria itu tidak ada.
"Mbak, saya belom bayar makanannya" ujar Jingga pada si kasir yang tersenyum padanya.
"Sudah dibayar mbak, sama bapak yang duduk disana" ujar si kasir sambil menunjuk kursi yang berada di belakang Jingga. Tapi meja itu sudah kosong.
Gue kecolongan.
"Boleh tahu nama bapak2 yang bayar menu saya?"tanya Jingga penasaran.
"Maaf mbak, saya tidak tanya namanya"
"Kalau ciri2nya?"
"Maaf mbak saya tidak memperhatikan" ujar si kasir.
Jingga menggeram dan kembali berjalan dengan kesal.
Entah dapat ilmu dimana hingga Awan tidak dapat terlihat olehnya.
Jingga berjalan seharian menelusuri mall dan menabrak semua orang dengan sembarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga di langit ber-Awan
Roman d'amour"Jadi pacar gue satu malam" ucapan Jingga membuat Awan diam. "..." "Apa kamu tahu untuk jadi pacar saya dalam satu malam itu termasuk tidur bersama" "Baiklah, tidur bersama asal hutang gue lunas" ucapan Jingga membuat semburat amarah di wajah Awan. ...