11

5.7K 394 17
                                    

TOK..TOK..TOK

Suara ketukan di pagi hari membuat Jingga terbangun, gadis itu melilitkan seprei bunga2 merah di sekujur tubuhnya. Dan berjalan pelan2 memunguti pakaiannya dan memakainya.

Jingga membuka pintu tetapi tidak mendapati siapa pun, hanya secarik kertas berisi pesan.

Aku pergi...terimah kasih untuk persahabatan kita, semoga kau bisa menemukan kebahagiaanmu

Kawan lama..
Bokis.

Jingga berlari ke arah apartemen Bokis, dan benar saja. Ruangan itu baru saja tertutup.

"Cari siapa nona?" Tanya seorang pria tua berjanggut.

"Bokis, yang dulu nempatin kamar ini dimana?" Tanya Jingga cemas.

"Baru saja keluar"

Jingga pergi dan menekan nama Bokis di layar ponselnya.

Tapi nomor itu sudah tidak aktif lagi.

Jingga membaca pesan itu sekali lagi, dan bersandar ke dinding.

Semoga kau menemukan kebahagiaanmu Kis, makasih buat semuanya.

"Ada apa?" Suara bass Awan membuat Jingga terperanjat.

"Ehm.. gak apa2" jawab Jingga mengikuti arah suara Awan.

"Cepat kumpulkan baju2mu, kita akan pergi"

"Kemana?" tanya Jingga yang masih belum sepenuhnya sadar.

"Ke rumah"

"Heh?"

"Kita masih harus membuat pesta pernikahan Jingga" ucap Awan merangkul pinggang Jingga dan mengecup kening gadis itu.

Pesta

Satu kata yang membuat Jingga merinding.

Jingga mengikat rambutnya ke atas, memakai kaos kaki dan kaos oblong putih dengan short hitam yang pendek.

tak butuh waktu lama untuk merapikan barang2 kepunyaannya.

Sedangkan Awan sibuk menyesap secangkir kopi buatan Jingga sembari membaca berita perusahaan dari ipad miliknya.

Awan yang dikenal dingin tanpa kasih, tanpa toleransi tak pernah membiarkan sehari saja perusahaan yang sudah di bangun dengan susah payah oleh keluarga ayahnya berisitrahat.

Dia memang copy an sang ayah, yang lebih kejam dari Samudera ayahnya.

"Selesai" teriak Jingga berdiri tegak dan tangan yang menyentuh kening, sikap memberi hormat.

"Hmmmm" ucap Awan mengecup pipi Jingga dan melanjutkan menatap layar ipad.

***

"Kamu memang suka pakai celana jeans robek2 gitu?" Tanya Awan melirik penampilan Jingga yang sudah diganti dengan celana jenas belelnya.

"Hmmmm, kenapa? Kayak gembel ya?" Terka Jingga. Yang hanya disambut oleh senyuman Awan.

"Enggak, kamu selalu cantik Jingga" ucap Awan. Setelah menempuh waktu dua jam, Awan membelokkan mobilnya di perumahan elite gardenville, yang isinya rumah besar mewah.

Awan menghentikan mobilnya di depan gedung putih yang lebih mirip istana tersebut.

"Kita gak ke rumah mama?" Tanya Jingga yang enggan keluar dari mobil.

"Kita punya rumah sendiri Jingga, besok kita akan kerumah mama, sebelum itu aku ingin meper-"

"Tapii...rumah ini kegedean kalau cuma untuk dua orang Wan, kamu tegaan banget ngasih rumah yang bisa muatin orang sekampung, sepi tauuuu Wan" ucap Jingga cemberut, memotong perkataan Awan.

Jingga di langit ber-AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang