12

6K 373 13
                                    

"Jingga, kita makan di luar hari ini" ucap Awan pada gadis itu ketika dia asyik menyusun pakaiannya.

"Aku harus pakai yang mana?" Tanya Jingga yang berdiri di depan lemari.

"Yang saya beli kemarin"

"Semuanya?"

"..."

"Ya dipilih satulah, gimana bisa kamu pakai semuanya sekaligus?" Ujar Awan berkacak pinggang.

"Ooohhh"

"Dandan yang cantik"

"Memangnya aku kurang cantik?" Tanya Jingga berputar dengan longdress dan kaos kaki pink yang setia menemaninya.

"Astagaaa..." ucap Awan menepuk kepalanya dan tertawa.

***

Malam itu Awan mengajak Jingga ke sebuah restoran mahal. Seperti pesan Awan padanya dia berdandan cantik dan memakai gaun hitam polos 3/4, serta high heels.

"Kita mau ngapain kesini?" Bisik Jingga yang merasa tak nyaman.

"dinner" jawab Awan singkat.

Seorang pelayan mendatangi meja mereka dan memberikan menu pada Jingga dan Awan.

"Aku harus makan apa disini Awan?" Tanya Jingga mengangkat menu dan memperlihatkannya pada Awan.

"Yang pasti bukan rumput"

"Kalau gitu kamu yang pesan deh, aku bingung mau makan apa. Tulisannya ribet, aku gak ngerti bahasa prancis" ujar Jingga meletakkan menu.

"..."

"Kenapa kita gk makan di rumah aja sih?aku bisa masak spagheti, atau nasi goreng, lebih hemat tau"

"Uang saya gak akan habis walau kita setiap malam ke restoran ini"

"Siapa juga yang mau kesini tiap malam?lagi pula tumben kamu ngajak aku kesini, mau ngelamar aku ya?" Ucap Jingga menggoda.

"Kamu bisa diam sebentar saja?" Ucap Awan yang mulai kesal karena Jingga dapat mendengar apa yang sedang dipikirkannya saat ini.

Makanan telah terhidang di atas meja dan kini giliran Jingga menatapnya dengan bingung.

"Makan" ucap Awan singkat.

"Mau makan yang mana? Gak liat, banyakan sendok daripada hidangan dipiring, lagian secuil gini mahal amat"

"..."

"Wan..."

"Hmmm"

"Aku harus makan pakai apa?pakai tangan?" Tanya Jingga yang mulai berbicara dengan nada kesal.

Awan mengambil daging yang berwarna cokelat kemudian memotongnya serta meletakkanya di atas piring Jingga, Tak lupa mengambil sendok serta garpu yang tepat dipakai oleh gadis itu.

Jingga tersenyum manis melihat pria itu yang sabar mendengar celetukkannya.

Hanya sebentar rasa nyaman menghampiri Jingga. Gadis itu merasa menggigil ketakutan, ada tatapan yang secara tak langsung menyapa Jingga dalam ketakutan.

Gadis itu merasa bahwa mereka sedang diawasi.

"Wan, aku ke kamar kecil dulu, boleh ya?" Tanya Jingga.

"Itu kalimat mau ngasih tahu atau minta izin." Tanya Awan yang masih menyantap makanannya.

"Hehehehe, bentaran doang. Duh bayi gede jangan suka marah2, bentar ya sayang"

Jingga beranjak dari kursinya dan menggosok tekuk kepalanya. Dia merasa ada yang aneh.

Gadis itu menuju toilet sambil menatapi satu persatu pengunjung restoran yang lumayan ramai.

Jingga di langit ber-AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang