Tiga

45 4 0
                                    

Aldo tiba tiba menghampiri Rara dan Aldi. Aldo hendak mengajak Rara bersepeda. Aldo tau itu kesukaan Rara.

"Dek, keliling komplek, yuk, sambil naik sepeda!" Ajak Aldo sambil menarik tangan Rara.

Rara menepis tangan Aldo, "Tapi, kan, Kak....."

Rara tidak melanjutkan kata katanya. Dia menatap Aldi yang tidak bergerak sama sekali.

"Tapi kenapa? Apa kamu tidak mau? Atau... Karena dia ada di sini sehingga kamu..."

"Apa, sih, maksud Kakak?" Tanya Rara pada Aldo, "Iya aku mau. Kak Aldi ikut juga, ya!"

"Nggak ah, Kakak males." jawab Aldi.

"Iss, kenapa, Kak? Sirik aja! Udah yuk, Dek. Biarin, dia emang gitu sama aku." kata Aldo.

"Tapi..."

"Udah, ayo!" ajak Aldo.

-----

Sepanjang perjalanan keliling komplek Rara hanya diam. Dia melamun memikirkan sikap Aldo yang sangat tidak baik pada Aldi. Dan kenapa sepertinya mereka berdua sedang bermusuhan.

Rara tidak sadar tertinggal Aldo. Saat di dekat persimpangan jalan, tiba tiba Rara bertabrakan atau lebih tepatnya menabrak seseorang. Dia benar benar terkejut karena sedari tadi dia tidak fokus.

"Aduuhhh, auuwhhh, aiissshhh...!" rintih Rara.

"Heh, kalo naik sepeda matanya liat ke depan dong! Kaya gini gue juga yang repot. Hhhh! Buta apa lo?!" Bentak lelaki yang ditabrak Rara. Dia sepertinya baik baik saja. Dia berdiri dan menatap Rara dengan marah.

"Mm...... ma.. maaf, yah. Aku lagi nggak fokus tadi." Rara meminta maaf. Dia menunduk, takut lelaki itu akan bertambah marah padanya.

"Hhhhh....!" Gerutu lelaki tadi.

Lelaki itu pun langsung pergi meninggalkan Rara yang sedang kesakitan.

"Apa dia marah sekali? Apa dia tidak memaafkan aku?" Tanya Rara pada diri sendiri.

Sementara itu, Aldo sibuk mencari Rara kesana kemari. Bodohnya dia tidak memperhatikan Rara tadi. Sekarang dia benar benar bingung, dimana sebenarnya adik kesayangannya itu berada.

Akhirnya Aldo menemukan Rara. Dia melihat Rara duduk di tepi jalan dekat persimpangan. Aldo pun mengayuh sepedanya secepat mungkin ke arah Rara.

"Lho, Dek, kamu kenapa? Kamu jatuh? Coba sini kakak liat." kata Aldo sambil memarkirkan sepedanya dan kemudian menghampiri Rara.

"Iya, tadi aku jatuh, Kak. Nggak papa kok, Kak." jawab Rara.

"Bisa jalan? Kalau nggak kamu naik aja ke sepeda nanti kakak tarik sepeda kamunya." pinta Aldo.

"Nggak usah, Kak. Nggak papa." kata Rara sambil menahan rasa sakitnya.

-----

Sesampainya di rumah, Aldo langsung mengobati luka Rara. Terlihat dari raut wajahnya, dia sangat khawatir pada adiknya itu. Aldo sangat takut jika terjadi apa apa pada Rara. Walaupun itu hanya luka sedikit saja.

Aldi melihat aktivitas kedua adiknya itu. Dia menghampiri mereka. Raut wajahnya langsung berubah.

"Ada apa ini?" tanya Aldi dengan suara khas orang Jepang.

"Nggak kok, Kak." Jawab Rara.

"Nggak apanya? Itu kaki kamu kenapa?" Tanya Aldi dengan khawatir. "Eh, Aldo, kata kamu, kamu mau melindungi adik kita, tapi apa?!!" Lanjutnya sambil membentak Aldo.

"Aku sudah melindunginya, aku lebih tau adik kita dari pada kamu!" jawab Aldo dengan suara tinggi.

"Melindungi?! Kau hanya membuatnya terluka. Kau tau, dia lebih berharga dari dirimu. Kau harus benar benar menjaganya.!" sambung Aldi. Dia tidak mau kalah.

"Sudah sudah. Kalian berdua ini kakakku, kalian berdua ini sama. Kalian sama sama melindungiku, aku saja yang tidak hati hati. Kenapa kalian harus bertengkar karena aku? Kalian itu saudara. Maaf, jika aku datang hanya membuat kalian bertengkar." kata Rara dengan nada sedih.

Kenapa dia harus melihat kedua kakaknya bertengkar? Rara benar benar bingung. Kenapa mereka berdua seperti ini?

'Kenapa kalian?' Tanya Rara dalam hati.

*****

Halo, semua? Masih pendek, ya. Maaf sekali lagi.
Vote ya, ;) Thanks..

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang