Lima

38 4 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.. ;)
Happy reading.. :) Awas! Typo dimana mana..

*****
Sepulang dari bandara, Rara langsung bersiap untuk ke sekolah. Sebelum berangkat, Rara, Aldo, Ayah dan Ibu sarapan terlebih dahulu.

Saat sarapan, tak ada yang berbicara, semua orang fokus ke makanan. Hari ini mereka benar benar akan terlambat. Ayah terlambat ke kantor, Ibu terlambat ke rumah sakit, Rara dan Aldo terlambat ke sekolah.

"Ayah, Ibu, Aldo berangkat sekarang ya, udah terlalu siang." kata Aldo memecahkan kesunyian. Dia beranjak dari duduknya, dan merapikan piringnya.

"Iya hati - hati!" Jawab Ibu. Aldo mencium tangan ayah dan ibu, tak lupa ia memberi kecupan di dahi Rara. Ia pun pergi ke sekolah naik motornya.

Rara yang dikecup dahinya sedikit terperanjat. Sudah lama sekali Aldo tidak memperlakukan dirinya seperti itu.

"Ayo, kita berangkat juga, Ra!" Ajak ayah.

"Iya, Ayah. Ibu nggak sekalian?" Tanya Rara pada ibunya.

"Ibu bawa mobil sendiri, Neng." jawab ibu.

Rara pun mencium tangan ibu. Kemudian menyusul ayahnya yang sudah keluar terlebih dahulu untuk memanaskan mobil. Dia langsung masuk ke dalam mobil.

'Brrmmm' suara mobil Ayah melaju, meninggalkan gerbang rumah. Sepanjang perjalanan Rara hanya diam, ayahnya pun tidak mengajaknya bicara sama sekali.

'Semoga aku mendapat sambutan baik dari teman temanku' batinnya.

Selama ini Rara belum pernah punya sahabat. Selama di Bandung, teman teman membenci Rara. Rara tidak ambil pusing dengan semua itu. Namun, sebenarnya dia merasa kesepian.

Sampai di sekolah, Rara di ajak Ayah ke ruang kepala sekolah. Rara berjalan sambil melihat sekeliling.

'Sekolah ini sungguh besar dan luas. Dua kali lebih besar dari sekolah lamaku.' Ucapnya dalam hati.

Tanpa sengaja Rara melihat Aldo akan memulai permainan basket. Teman teman perempuan sekelas Aldo semua memperhatikan Aldo.

'Apa Kak Aldo siswa populer di sini? Semua melihatnya dengan wajah kagum. Hmm.'

Rara menjadi ragu , Aldo pasti benar benar populer di sekolah ini. Dengan mantap Rara pun memutuskan untuk tidak mengakui Aldo adalah kakaknya. Rara takut hanya di anggap numpang kepopuleran kakaknya itu.

Selesai mendaftarkan Rara, ayah langsung pergi menuju ke kantornya. Sementara itu, bersama wali kelas, Rara menuju ruang kelasnya yang baru. Kelas X.1 adalah kelas yang akan ditempati Rara.

Rara merasa sangat gugup. Ia berharap bisa diterima oleh semua teman sekelasnya.

'Aku benar benar gugup saat ini. Semoga saja mereka semua bisa berteman baik denganku.'

Ibu guru pun membuka kelasnya.
"Pagi, anak anak !" salam Ibu guru sambil meletakkan buku yang ada di tangannya ke atas meja.

" Pagi, Bu!" jawab semua siswa hampir serempak.

"Hari ini kalian mendapat teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu, Nak!" perintah Ibu guru.

Rara mengangguk, "Terima kasih, Bu."
"Selamat pagi teman teman! Nama saya Azzahra, Saya berasal dari SMA Budi Luhur Bandung. Saya harap kalian bisa menerima saya menjadi teman baru kalian. Terima kasih."

Rara menyunggingkan senyum terbaiknya di akhir perkenalan singkat ini.

"Silahkan duduk, Azzahra." perintah Ibu guru.

Rara pun melangkah ke tempat duduk yang kosong. Di sana ada seorang gadis yang duduk sendirian sambil terus tersenyum pada Rara. Rara membalas senyum gadis itu.

"Azzahra, ayo sini, nggak usah takut, gue nggak gigit, kok." Kekehnya.

"Oh, mm, iya, ah, kamu bisa aja."

Rara pun duduk dengan perasaan tenang. Setidaknya dia sudah mendapatkan satu teman sebangku yang baik saat ini.

-----

Waktu istirahat tiba. Rara dari tadi memperhatikan gadis di sebelahnya. gadis itu masih saja asyik dengan bukunya, padahal semua orang sudah keluar kelas. Rara pun mencoba membuka percakapan.

"Ah, selesai juga!" seru gadis itu.

"Kenapa kamu nggak ikut mereka keluar?" tanya Rara saat gadis itu telah selesai merapikan bukunya.

"Gue? Oh, gue nggak suka aja ama mereka. Oh, ya gue belum memperkenalkan diri, ya?" tanya gadis itu.

Rara hanya mengangguk.

"Maaf, yah, kenalin nama gue Melita, panggil aja gue 'Mel' biar lebih akrab gitu." jelas Mel. Dia tersenyum lebar. Senyumnya manis sama seperti Rara.

"Oooo. Kenalin lagi, aku Azzahra, panggil aja Rara." kata Rara.

"Oke. Gue seneng banget bisa punya temen sebangku. Mereka semua nggak pernah nganggep gue, gue nggak pernah punya teman." jelas Mel.

"Aku mau, kok jadi teman kamu." Ungkap Rara sambil tersenyum.

Setelah berkenalan, Rara dan Mel bercerita banyak hal. Tapi, Rara tidak menceritakan bahwa Aldo itu kakaknya. Seperti yang sudah Rara rencanakan sejak awal.

Semua orang telah masuk ke kelas dan menghampiri Rara. Mereka ingin berkenalan dengan Rara. Tapi Rara bingung, kenapa Mel malah menjauh.

Sementara itu, di depan kelas ada orang yang sedang membicarakan Rara. Mereka adalah Cyra, Biya dan Nia. Mereka tidak suka jika ada orang lain yang menjadi pusat perhatian.

"Hhhh, liat tuh cewe baru itu. Baru sehari udah jadi pusat perhatian. Liat aja nanti dia bakal di jauhi semua orang." kata Cyra kesal.

"Udah lah, Cy. Dia itu nggak secantik lo, dia pasti bakal tunduk ke lo." kata Biya.

"Betul tuh , Cy. Dia bakal jadi budak lo nantinya." kata Nia.

'Gue bener bener kesel ama dia. Liat aja, gue itu lebih hebat, lebih populer dari dia. Dia bakal bertekuk lutut di hadapan gue.' Ucap Cyra dalam hati.

Tiba tiba saja Aldo datang ke kelas. Cyra yang memang dekat dengan Aldo sudah gede rasa. Cyra berfikir, Aldo ingin menemuinya, tapi ..

"Hai, kak. Nyari gue, ya? Ayo kita ke kantin!"  ajak Cyra pada Aldo.

"Nggak, lain kali aja, gue sibuk." jawab Aldo cuek.

Aldo meneruskan langkahnya menuju tempat Rara duduk.

"Eh, itu kak Aldo, mau ngapain dia, yah?" tanya salah seorang gadis yang sedang berdiri di dekat Rara duduk.

Semua penasaran dengan kedatangan Aldo. Sebenarnya Aldo mau ngapain sih?

*****

Yah, digantungin.. :P
Maaf, ya..
Jangan lupa vote, dan sempet sempetin komentar, yah.. :*
Thanks...

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang