Delapan Belas

22 3 0
                                    

"Hai, Mel. Apa jawaban lo?" tanya Aldo.

"Jawabannya 'iya'." Kata Mel mantap.

"Yess. Gue yakin lo bakal ngasih jawaban itu. Jadi sekarang kita resmi pacaran." Kata Aldo.

Mel hanya mengangguk, dia tersenyum bahagia. Semburat merah muncul di kedua pipinya. Mel tak menyangka perasaannya bisa terbalaskan. Semua ini juga berkat Rara.

'Terima kasih, Tuhan. Terima kasih Rara, terima kasih kak Aldo.' Batin Mel.

"Makasih, Mel. Gue yakin lo bakal buat gue dan Rara bahagia." Kata Aldo.

Aldo menatap Mel dalam. Aldo menggenggam tangan Mel erat.

Sementara itu, Rara yang berada di perpustakaan sedang memilih - milih buku untuk dibaca. Namun, tak sengaja dia menabrak seseorang. Rara, Rara. Berhentilah menabrak orang.

Rara terjatuh, orang itu juga. Namun, yang Rara herankan orang itu sama sekali tidak marah.

"Sini, gue bantu." Kata orang itu.

Rara masih menunduk, dia merasakan sakit pada kakinya yang baru sembuh, dan sekarang terdapat luka lagi.

"Ini tongkat lo. Lo nggak papa, kan?" tanya orang itu.

"Iya, aku nggak papa, makasih, ya." Kata Rara, masih belum melihat wajah orang itu. Dia sibuk membersihkan roknya yang kotor terkena debu.

Saat Rara selesai membersihkan roknya, dia mengangkat kepalanya dan ingin minta maaf atas kesalahannya. Tapi orang itu sudah tidak ada.

"Kemana dia? Kok hilang. Tapi aku seperti mengenal suaranya. Oh iya... orang yang waktu itu. Siapa, ya?" tanya Rara pada diri sendiri.

"Tunggu nanti, Ra. Lo bakal tau siapa gue." Kata orang itu dalam hati.

Dia berjalan menyusuri koridor sekolah. Dia berkeliling dan melihat Aldo sedang bergurau dengan Mel di taman sekolah.

"Jadi ini kelakuan lo? Huh, beginikah?" Katanya.

Dia terus memperhatikan Aldo dan Mel. Dia tersenyum sinis. Aldo melihatnya, melihat dia sedang memandang ke arahnya. Saat itu juga orang itu pergi. Dia tak ingin Aldo mengenalinya.

*SKIP*

Pulang sekolah Rara dijemput oleh Aldi. Hari ini Rara senang tidak bertemu dengan Rio dan Doni, sehingga dia tidak diancam terus - terusan oleh Cyra and the gang.

Cukup lama Rara menunggu Aldi di depan gerbang sekolah. Rara menengok ke kanan dan kiri sibuk mencari munculnya mobil sang kakak, Aldi.

Saat itu juga, orang itu sedang memperhatikan Rara. Dia dengan setia berdiri dekat dengan Rara. Dia juga pandai bersembunyi hingga Rara tak mengetahui ada dirinya.

Namun, Rara juga punya insting. Dia merasa da yang memperhatikannya. Entahlah, Rara tak terlalu menghiraukan. Tak lama Aldi datang dan Rara langsung masuk ke mobilnya.

"Mana Aldo?" tanya Aldi.

"Seharian aku nggak ketemu kak Aldo, Kak" jawab Rara.

"Oh, bagus deh." Kata Aldi.

"Kenapa, kok?" tanya Rara heran.

"Eh... makan di luar, yuk." Ajak Aldi.

"Bakso ya, Kak." Pinta Rara.

"Siap." Jawab Aldi.

Setelah itu Aldi fokus pada jalan. Rara? Rara melamun. Dia memikirkan perkataan Aldi tadi.

Apa mungkin mereka masih bermusuhan? Batin Rara masih bertanya - tanya. Rara masih ragu akan keakuran Aldi dan Aldo.

Kenapa juga Aldi seperti selalu memandang Aldo sinis. Dan orang itu, orang misterius yang terus berada di dekat Rara. Dia siapa? Rara tak habis pikir, kenapa orang itu selalu mengikuti Rara. Bahkan sekarang Rara masih merasa diikuti orang itu.

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang