Rio pun berlarian mencari Rara di tengah ramainya orang. Rio terkejut melihat yang ada di depannya.
Sesosok nenek lampir mendekati Rio. Dia adalah Biya. Dengan muka merah dan seakan - akan keluar asap dari telinganya, Biya mendekati Rio.
Rio yang melihat keadaan Biya seperti itu langsung berbalik dan berlari. Namun, terlambat, Biya telah memegang tangannya begitu erat.
"Kak Rio ngapain di sini? Sendirian lagi." Tanya Biya pura - pura tidak tau.
"Gu.. Gu.. gue...... la...." perkataan Rio terpotong oleh teriakan Rara memanggil Rio.
"Kak Rio!!! Ini Rara bawa....." Rara yang melihat Biya langsung berhenti bicara.
Biya mendekati Rara. Iya berjalan memutari Rara.
"Oooo...hh!!! Jadi ini penyebab Kak Rio ninggalin gue di sekolah sendirian?" Kata Biya dengan nada sinis.
Rara hanya terdiam. Rara tidak bisa mengatakan sesuatu apa pun.
"Sadar dong lo!! Dasar PHO!! Lo udah ambil Aldo dari Cyra, terus lo ambil Doni dari Nia, lo juga mau ngembat Rio dari gue?!" Bentak Biya.
'PLAKKK'
Tamparan kasar mendarat di pipi chubby Rara. Pipi Rara langsung memerah dan Rara meringis menahan perih di pipinya.
Rio menahan tangan Biya yang akan menampar Rara lagi.
"Udah, Bi. Lo itu kekanak - kanakan. Gue nggak suka. Ini bukan salah Rara, dan Rara nggak pernah ada niatan buat rebut gue dari lo dan cowo temen temen lo itu. Wajar mereka suka Rara. Dia baik, dia sopan. Nggak kaya lo, brandal. Gue nyesel udah macarin lo. Sekarang gue mau kita putus!" Kata Rio sambil sedikit berteriak.
"Oh, gitu. Oke, lo lebih milih dia dari gue, dia yang baru lo kenal satu minggu ini. Fine. Diluar sana masih banyak cowo yang ngejar - ngejar gue. Busuk!! Dan lo, Ra, tunggu pembalasan gue." Ancam Biya.
Biya pun langsung berlari menjauhi Rio dan Rara. Rio mendekati Rara yang sedang menahan sakit.
Akhirnya Rio pun mengajak Rara pulang ke rumah Rio. Rio tau rencana sore ini sudah gagal total gara-gara Biya.
-----
Rio langsung mengompres bekas tamparan Biya di wajah Rara dengan air es. Rara nampak tenang, walaupun sebenarnya sangat perih.
"Aa...w.." rintih Rara.
"Eh.. sakit ya, maaf." Kata Rio.
"Udah, kak, nggak papa kok, udah mendingan." Kata Rara.
"Maaf ya, Ra, gara-gara gue lo jadi ditampar sama Biya."
"Nggak papa, Kak. Dia kayanya cuma salah paham aja sama kita. Oh iya, lebih baik kakak minta maaf sama dia dan jelasin ke dia kalau kita nggak ada hubungan apa - apa, dari pada nanti kakak kehilangan orang yang sayang sama kakak." Nasihat Rara.
"Tapi, Ra, gue udah benci dia. Dia itu egois, emosian. Nggak kaya lo, Ra." Bantah Rio.
"Kak, semua orang di dunia ini tuh beda. Jadi, jangan pernah membandingkan orang yang satu dengan yang lain. Nggak baik." Sambung Rara.
"Tapi Ra.." tolak Rio.
"Kak, percaya deh sama aku, kakak akan menyesal kehilangan orang yang menyayangi kakak. Dia tulus ke kakak. Aku juga nggak mau dianggap sebagai PHO seperti yang dia bilang tadi. Jadi please, minta maaf ke Biya dan balikan lagi." Pinta Rara.
Rio pun akhirnya mengalah dan mengangguk. Sebenarnya dalam hatinya merasa sedih karena Rara tidak bisa mengerti perasaannya. Tapi ini demi keselamatan Rara, Rio mau balikkan lagi sama Biya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzahra Life Story
Teen FictionAzzahra adalah gadis yang mempunyai kecantikan sempurna. Dia juga mempunyai tiga orang kakak laki laki yang super perhatian. Namun, kedua orang tuanya meninggal dunia saat kehidupan barunya dimulai. Dan kenyataan akan keluarganya yang begitu menyaki...