Dua Puluh Empat

22 2 0
                                    

Pagi ini Rian berangkat sekolah dengan muka super kusut. Lingkaran hitam mengitari matanya. Matanya merah menandakan kurang tidur. Kantung matanya begitu terlihat. Rambut yang very acakadut, membuat siapapun yang melihatnya akan berlari tunggang langgang.

Rara yang berlari - lari kecil sepanjang koridor tak sengaja menabrak Rian. Dan ya! Rian berhasil membuat Rara berteriak histeris. Untung saja masih pagi, jadi sekolah masih sepi dan tidak ada yang mendengar teriakan Rara selain Rian dan Rara sendiri.

"Diem, Ra. Gue lagi pusing!" Kata Rian.

"Maaf, deh, Kak. Aku kaget liat muka serem kakak. Liat, deh." Rara menunjukkan cermin di depan muka Rian.

Rian tersentak kaget dan memegangi kedua pipinya.

"Kakak aja kaget gitu. Serem, kan?" tanya Rara.

"Hehe. Iya." Jawab Rian.

"Ayo, Kak." Ajak Rara.

"Kemana?" tanya Rian.

"Ikut aja." Kata Rara sambil menarik tangan Rian.

Ternyata Rara mengajak Rian ke toilet. Rara menyuruh Rian untuk mencuci mukanya dan merapikan rambutnya.

"Nah, gini kan keren." Sorak Rara.

"Terserah lo aja, deh." Kata Rian.

Rara menarik tangan Rian mengajaknya pergi. Rian hanya menurut, tidak berontak sama sekali. Rara senang dan semakin bersemangat mengajak Rian ke taman sekolah.  Rara sudah tidak sabar menginterogasi Rian.

"Nah, kakak duduk sini." Perintah Rara.

"Iya, bawel." Kata Rian. Rian pun menurut dan duduk.

"Oke, sekarang kakak harus cerita semuanya ke aku." Kata Rara sambil menyangga kepalanya dengan kedua tanggannya yang ditumpukan ke pahanya.

"Gue harus cerita apa?" tanya Rian bingung.

"Masalah kakak. Waktu itu kan juga katanya kakak mau cerita, gimana sih?" Gerutu Rara sebal.

"Dasar nenek lampir." Ledek Rian.

"Apa?" tanya Rara agar Rian mengulang perkataannya.

"Bolot lagi." Kata Rian lagi.

"Kalau nggak mau cerita ya udah bilang aja." Kata Rara.

"Iya, gue cerita. Gue nggak mau nanti lo ngadu yang nggak - nggak ke kakak baru lo, Adrian." Kata Rian.

"Iya udah, ayo cerita." Pinta Rara.

"Gue lagi patah hati, Ra." Ungkap Rian.

"Sudah ku duga." Kata Rara.

"Gue serius, Ra." Gerutu Rian.

"Iya, iya, kak. Maaf. Kenapa?" tanya Rara.

"Orang yang gue cinta sekarang udah jadi milik orang lain, milik sahabat gue sendiri." Lanjut Rian.

"Siapa dia yang kamu cinta, Kak? Siapa sahabat kakak?" tanya Rara penasaran.

"Gue nggak mungkin ngasih tau lo, Ra." Kata Rian.

"Kenapa?" tanya Rara.

"Nggak ada alasan. Gue bener - bener sakit, Ra. Tapi gue sadar, sahabat gue lebih baik buat dia. Jadi gue berusaha menghilangkan rasa cinta ini, tapi ternyata susah, Ra. Ini hasilnya, muka gue serem kek gini." Jelas Rian.

"Aku penasaran, Kak. Apa jangan - jangan?"

"Nggak usah nebak - nebak, deh." Gerutu Rian.

"Dia itu 'Mel' ya, dan sahabat kakak itu 'kak Aldo'?" tanya Rara spontan.

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang