Delapan

32 4 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca..
Happy reading!! Sorry typos..

****

Saat mereka asyik berbincang, tiba tiba Cyra dan Nia datang.

"Doni, sayang, makan, yuk sama aku !" ajak Nia pada Doni.

"Sini aja deh, udah enak disini, lo gabung aja, say!" ajak Doni pada Nia.
Nia tersenyum kecut.

"Ish, apaan sih, Don. Kak Aldo, makan ama kita, yuks!" ajak Cyra.

"Ini gue lagi makan, mau bareng? Ayo!" jawab Aldo.

"Ih, nggak, ah. Gue nggak mau bareng ama mereka. Ayo dong, kak Aldo. Katanya kamu sayang ama aku. Gimana, sih?" Cyra memohon dengan tampang memelasnya.

Melita sangat jijik melihat Cyra sekarang.

Rara mengangguk memperbolehkan Aldo pergi. Doni juga ikut pergi. Sekarang hanya ada Rara, Mel, dan Rian.

"Ehm, kak Rian jomblo, ya?" tanya Rara membuka percakapan.

"Iya, gue mah nggak laku laku." jawab Rian.

"Kata siapa? Lo bukan nggak laku, lo aja suka cuek dan jual mahal." jawab Mel sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hehehe." Rian terkekeh mendengar ucapan Mel.

*SKIP*

Rara berlari sepanjang koridor karena dia benar benar sudah telat untuk mengikuti ekskul musik. Ya, dia memutuskan untuk mengikuti ekskul musik. Namun, tiba tiba...

'Brakk'

Rara menabrak seseorang. Dia adalah Rio, lelaki yang Rara tabrak kemarin lusa.

"WOOYYYY! Jalan pelan pelan aja, dong. Ih, rusak kan karya seni gue. Lusa harus dikumpulin lagi. Arrgggghhhhh, mata lo dimana? Lo itu.. AHHH!!!" bentak, gerutu, marah Rio.

Rio benar benar emosi sekarang.

"Sshhh, ma...ma....ma...af, Kak. Nggak se.. se..ngaja, aowh sakit!" Rara meminta maaf sambil merintih menahan sakit.

Rintihan Rara, membuat Rio teringat. Dia ingat seperti pernah mendengar suara itu. Saat Rio melihat wajah Rara...

"Haaahhh, elo??!! Yang waktu itu nabrak gue make sepeda!! Ish, napa sih lo nabrakin gue terus. Gue salah apa ama lo, hah?!!" bentak Rio. Dia sangatlah marah sekarang. Lebih dari marah.

"Hah, eumm, eeee, maaf, Kak, waktu itu juga aku nggak sengaja. Maaf Mak, ma..aaaafff banget, Kak!" pinta Rara.

"Maaf, maaf. Karya seni gue gimana!! Gue udah cape cape buat juga! Butuh 1 minggu buat ini, dan lo ngrusak gitu aja. Lusa harus dikumpulin lagi. Ah, gue setress!" gerutu Rio.

Rara berusaha bangun, tapi tiba tiba dia jatuh dan tanpa sengaja Rio menangkapnya. Mereka berdua berpelukan dan saling memandang.

'Kalau dilihat dari dekat ni cewek cantik juga, wajahnya bikin adem jika dipandang. Ah, apaan sih gue, ni cewek tuh udah bikin lo susah Rio, sadar sadar!!' Rio berbicara sendiri di dalam hatinya.

"Mmm, maaf dan makasih, Kak." kata Rara membangunkan lamunan Rio.

"Gue nggak mau tau, lo kudu ganti ini!" perintah Rio.

"Iya, aku ganti, Kok. Tapi kakak harus maafin aku. Maaf, ya? Ya ya ya! Daannn, bisa lepasin aku nggak, Kak?" tanya Rara.

"Ehh, i.. i..yaaa." jawab Rio gugup dan kemudian melepaskan pelukan nya dari tubuh Rara.

"Oke, gue maafin. Tapi lo bisa nggak buat kaya gini?" tanya Rio, nadanya jadi halus.

"Nggak, tapi kalo diajari aku yakin bisa." Jawab Rara mantap.

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang