Sembilan Belas

34 3 0
                                    

"Please, Do, ngertiin Rara. Dia masih dibalut suka karena kehilangan ayah dan ibu. Apa kamu mau dia sedih lagi? Huh?!" Teriak Aldi.

"Aldi, kakakku.. Aku ini sangat menyayanginya, lebih dari apapun di dunia ini. Nggak mungkin aku mau dia menderita, Kak. Aku tau kakak bermaksud menjauhkan dia dari aku kan, Kak? Iya, kan? Aku lebih tau Rara, aku yang lebih sering bersamanya. Selama ini Rara hanya mengenalku, hanya aku kakaknya. Kakak itu bukan kakaknya." Kata Aldo.

"Apa kamu bilang? Aku bukan kakaknya? Kamu salah, Do. Salah. Kamu yang bukan kakaknya. Aku yang kakak kandungnya. Darahku mengalir di darahnya." Kata Aldi menyanggah ucapan Aldo.

"Rara kecil aku yang menjaganya. Aku tau kakak selama ini benci aku karena aku memang bukan adik kandung kakak. Aku tau itu. Aku lahir dari seorang wanita simpanan ayah. Aku tau itu. Tapi ibu sudah memaafkan ibu kandungku. Ibu merawatku seperti anak kandungnya sendiri. Aku memang tidak ada hubungan darah dengan Rara, tapi aku lebih mengerti dia, aku lebih menyayanginya."  Kata Aldo, tangisnya pecah.

"Kalau kamu sadar kamu bukan kakak kandungnya, kenapa kamu berusaha memisahkan aku dari Rara, Do? Kenapa? Aku kakaknya, Do." Kata Aldi, dia pun menangis menatap Aldo.

"Aku menghormati kakak sebagai kakakku. Tapi aku tidak suka cara kakak menatapku. Tatapan itu bohong. Kehadiran kakak membuat Rara membenciku. Dia jauh dariku. Asal kakak tau, tadi siang aku melihat adik kandungmu itu di sekolah. Dia menatapku sinis penuh kebencian. Dia menganggap aku yang membuatnya harus berpisah dari orang tuanya. Padahal ini semua karena kakak. Karena kakak yang tidak mau menerima kehadirannya dan lebih memilih aku. Tapi sekarang aku paham, kakak memilihku karena aku tidak mungkin akan menguasai semua harta ayah, karena aku cuma anak pungut. A...." perkataan Aldo terpotong melihat Rara di ambang pintu.

Rara hampir mendengar semua perdebatan kedua kakaknya itu. Rara tak menyangka, Rara bingung.

"Apa maksud kalian? Apa maksud dari pertengkaran kalian ini?" tanya Rara.

Aldi dan Aldo diam. Mereka tau kebohongan mereka akan terbongkar saat itu juga.

"APA?! KENAPA KALIAN DIAM?! APA MAKSUDNYA TADI?!" Teriak Rara. Frustasi.

Aldi menunduk, dia hendak mengatakan sesuatu namun ditahan oleh Aldo.

"Aku dan Kak Aldi...."

"Apa, Kak? Apa? Kau bilang aku bukan adikmu. Dan kak Aldi, kau bilang aku tidak ada hubungan darah dengan kak Aldo. Apa maksudnya? Lalu wanita simpanan ayah? Apa? Siapa?" tanya Rara dengan penuh emosi. Hatinya bergetar mengetahui semua kenyataan.

"Aldo bukan kakak kandungmu, Dek. Aldo anak dari wanita simpanan ayah." Kata Aldi.

"Apa benar itu, Kak? Apa kakak bukan kakak aku?" tanya Rara semakin bingung.

Aldo mengangguk dan mendekati Rara, kemudian memeluknya.

"Aku kakakmu, aku masih kakakmu dan selamanya akan menjadi kakakmu." Kata Aldo disela pelukannya.

Rara yang terlalu terkejut mendengar semua kenyataan, tiba - tiba pingsan dan tak sadarkan diri.

Aldi langsung membawa Rara menuju rumah sakit. Aldo pun juga ikut. Mereka sangat khawatir dengan Rara.

Tak seharusnya mereka bertengkar tadi. Tak seharusnya Rara mengetahui semua kebenaran ini.

Rara menyayangi Aldi dan Aldo. Rara sama sekali tidak mengerti akan kenyataan pahit ini. Mengapa? Mengapa Rara harus mengalami ini?
Rara tak bisa memikirkan hal ini dengan akalnya. Bagaimana bisa Aldo bukan kakak kandungnya? Bagaimana bisa Aldo bukan anak dari ibunya? Tuhan, bantu Rara.

Azzahra Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang