First Kiss!

7K 361 2
                                    

Setelah kejadian tak mengenakkan yang terjadi di ruangan Achel seminggu lalu itu, Gilang menjadi lebih sering khawatir dengan Achel secara kata Tuan Gandhi, Achel tidak biasanya sampai melempar barang saat kambuh. Mungkin pernah tapi itu dulu saat dia masih remaja, saat dia mulai beranjak dewasa, Achel mulai bisa mengontrolnya sendiri. Tapi, saat Gilang bercerita tentang perilaku Achel saat kambuh minggu lalu itu membuat Tuan Gandhi menghela nafas panjang. Trauma yang sempat Achel alami semasa remaja itu perlahan-lahan mulai muncul lagi. Gilang menghela nafas karena kejadian seminggu lalu itu terus menerus menghantui Gilang.

Bagaimana kalau Achel kambuh saat dia sendirian?
Bagaimana reaksi Kyla kalau liat Mommy nya sakit seperti itu?
Bagaimana kalau ternyata trauma itu malah tambah parah?

Akh! Semua pertanyaan itu berkelabat dalam kepala Gilang terus menerus seminggu belakangan ini.
Ditengah kegelisahan yang tengah melanda, ponsel Gilang berbunyi.

Ada panggilan masuk ternyata dari Mine.

Gilang tersenyum membaca nama yang tertera di ponselnya itu dan tanpa babibu lagi langsung menggeser ikon hijau pada layar.

"Gilaaanngg. Lo sibuk gak?"

Suara diseberang sana tanpa sadar membuat bibir Gilang melengkung membentuk sebuah senyuman.

"Kangen?"

"Pede!"

"Trus kenapa nelpon?"

"Kan gue nanya lo sibuk apa enggak,"

"Hm. Gue sibuk,"

"Beneran?"

"Iya,"

"Yaudah deh, gue tutup ya,"

"Lo gak mau nanya gitu gue sibuk apa?"

"Lo sibuk apa, Lang?" tanya Achel di seberang sana menghela nafasnya menuruti kemauan Gilang.

"Sibuk mikirin kamu,"

"Najis lo sumpah! Berarti lo gak sibuk dong?"

"Iya enggak kok, kenapa sayang?"

Di seberang sana terdengar suara geli Achel.

"Mobil gue rusak radiatornya--"

"Lo dimana?! Sama siapa?! Lo gak papa, kan?? Hujan deres malem ini Acheell! Lo sekarang dimana bilang sama gue biar--"

"Alay banget lo! Gue ini di j.co nya pasfes rasuna said. Kesini cepetan, Lang. Gue males ngedrop taksi bener kata lo disini hujan deres dan you know bentar lagi ini tutup,"

"Tunggu disana jangan kemana-mana gue otw sekarang,"

Sambungan pun langsung diputus oleh Gilang.

Dia pun meraih jaket dan kunci mobil yang ada diatas sofanya itu dan langsung menuju ke basement.

****

DRRTT DRRRT

Gilang melirik ke arah ponselnya yang bergetar.

Tuan Puteri.

Ada panggilan masuk dari Achel tapi Gilang gak bisa menjawabnya. Gilang sedang ada rapat tentang acara pameran penyambutan para ahli-ahli bedah yang datang dari luar negeri ke Indonesia untuk sekedar menyumbangkan ilmu pada para mahasiswa kedokteran UI. Ya. Gilang memang baru lulus SMA dan langsung mendapat undangan dari Universitas Indonesia. Si jenius Gilang Brawijaya pun akhirnya mengambil jurusan kedokteran di UI.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang