Aira pulang, dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. Arya –ayahanda Aira– menyadari putrinya sudah pulang dengan senyuman. Aira mencium punggung tangan Arya dan mencium pipi ayahnya tersebut, " Anak Papa abis darimana ini? Kok bahagia banget," Aira tertawa kecil mendengar kata-kata Arya.
" Biasa pah, jalan-jalan sama Angkasa juga Gilang, soalnya Angkasa baru aja tadi di lantik jadi ketua osis jadi minta pajak ketos gitu," balas Aira sambil berjalan ke kamarnya. Aira berhenti sebentar, menanyai keberadaan kakak laki-lakinya.
Arya tersenyum, " Bentar lagi juga pulang, katanya sih jalan sama doi-nya," Aira tertawa, bukan karena Arya lucu. Namun kata doi yang Arya maksud adalah pacar kakaknya, Arga. Aira menggeleng-geleng, " Papa tahu aja kata-kata gaul."
Arya tersenyum miring, menantang. " Orang tua juga harus gaul dong, gak boleh kalah sama anak muda," Aira tertawa terbahak-bahak sambil menutup kamarnya. Ia segera menaruh bonekanya di tempat tidur dan menghempas tubuhnya ke kasur.
Angkasa Wijaya: Udah sampe, ra?
AirisyaAP: udah, sa. Lo udah sampe?
Angkasa Wijaya: Udh. jangan lupa latihan pidato, gue gak mau ada insiden lo nangis-nangis gara-gara lupa speechnya apaan.
Aira terkekeh, mengingat kejadian tahun lalu ketika ia sedang berpidato bahasa inggris, ia lupa susunan pidatonya sehingga Aira menangis, di podiumnya pula.
AirisyaAP: apaan sih pake segala throwback. Itu maluin tauga ih -_-
Angkasa Wijaya: hahaha iya iya maaf
AirisyaAP: salam buat bokap lo ya, maaf buat anaknya duitnya diabisin sama temen-temennya :3
AirisyaAP: bilangin Kirana juga maafin ya gue buat lo gak bisa dongengin dia tidur. Oh ya makasih tumpangannya haha, si Gilang nyebelin sumpah mobil bagus jarang kasih tumpangan, kan bego.
Angkasa Wijaya: Iya kata bokap salam balik. Gak apa-apa ra, Kirana tadi udah di dongengin Papa.
Angkasa Wijaya: salam buat bokap lo ya. Udah malem, ra. Tidur ya, gue minta maaf kemarin kemarin bikin lo ngambek, ya boneka itu hadiahnya. Jan ngambek lagi ah, lo kalau ngambek suka ngangenin, eh.
AirisyaAP: lagian sih nyebelin, bikin gue nunggu lama, lo dateng telat.
Angkasa Wijaya: iya maaf ra kan gue itu tiba-tiba di suruh ngumpul osis ngomongin pensi. Mau di beliin apa lagi nanti gue beliin deh jangan marah lagi tapi.
AirisyaAP: mau skype-an wkwkwk. Mau nanyain pr bahasa Indonesia
Aira tidak mendapat balasan lagi dari Angkasa, namun laptopnya yang sedari tadi terbuka di sebelahnya, berniat mengerjakan Pr bahasa inggris ia kurungkan niatnya karena panggilan untuk video call dari Angkasa.
Di seberang sana, Aira bisa melihat Angkasa yang masih mengenakan seragam, dan terlihat sedang membuka paket kiriman. Angkasa menunjukkan isi paket tersebut, " Beli buku sajak lama, ra." Aira tersenyum lalu mengangguk. Ia mengambil buku tulis bahasa Indonesianya dan meminta Angkasa membantunya.
Dengan senang hati, Angkasa membantu sahabatnya.
***
Aira memasukkan laptopnya ke dalam tasnya lalu berjalan ke meja makan, meletakkan tasnya di sofa ruang tamu dan berlari ke meja makan, menghampiri Arga dan Arya yang sedang menikmati sarapan.
"Eh kebo udah bangun," Aira menjitak kepala kakaknya itu karena beraninya memanggilnya kebo. Arga meringis, namun Arya hanya menggeleng seraya tertawa menatap keduanya.
YOU ARE READING
Airisya,
Teen Fiction( Proses Revisi Alur Selanjutnya) Airisya, Aku berterima kasih pada senja yang mempertemukan kita, dan Tuhan yang mempersatukan kita. Kini aku membiarkan senja membiru, tenggelam tergantikan oleh bintang yang menyinari wajahmu. Jika ini jalan...