KEMARIN baru saja Aira merayakan satu bulan bersama Bagas. Dan kemarin dia dan Bagas ngedate ke mall dan menurut Aira, pertengkaran dulu bersama Bagas hanyalah bencana kecil.
Ternyata Bagas orangnya baik.
Aira memangku dagunya sambil nyengir, mengkhayal dirinya menikmati hari tuanya bersama Bagas.
Air mata Aira menetes ketika di bandara. Matanya tak bisa lepas dari sosok Angkasa. Gilang tidak mengantar Aira ke bandara untuk pertukaran pelajar selama sebulan karena sibuk untuk pertandingan basket, lagipula sebenarnya Angkasa membolos jam pelajaran ke lima sampai terakhir, demi Aira.
Aira mengelap air matanya, tanpa berpikir apa-apa Aira meninggalkan kopernya lalu menghambur ke dalam dekapan Angkasa, sementara laki-laki yang di seruduk oleh Aira tersenyum tulus lalu memeluk gadis itu.
" Cengeng." Angkasa mengejek.
Aira cemberut, " Gue berangkat ya, Sa," pamit Aira seraya melepas pelukannya. Angkasa mengangguk, " Video call kalau udah sampai," pesan Angkasa sambil mengacak rambut Aira yang sudah di tata rapih.
Tiba-tiba, Angkasa mengecup kening Aira lalu kembali memeluk gadis itu.
" Pesawat garuda indonesia dengan tujuan bandara soekarno hatta ke bandara changi, Singapura sebentar lagi akan berangkat."
Aira menghembuskan napasnya panjang.
" Dadah Angkasa."
" Dadah, Airisya Audya Pratama."
Aira menggeleng kencang, seperti mengocok otaknya. Sementara Gilang dan Angkasa cengo, " Ngape lo?"
" Kesurupan sama bu susan yang mati di kantor OK-Jek kali." Gilang menimpali.
Aira mendelik sebal, " Meninggal goblok! Bukan mati."
Gilang meringis ketika mendapat sebuah bogem mentah dari Aira yang di tunjukkan untuk dadanya. " Sakit ya Allah.."
***
Aira berjalan menuju lapangan basket karena Bagas meminta dirinya untuk bertemu, mengobroli sesuatu.
Tiba-tiba, Aira melihat Bagas yang menatapnya dingin.
" Gue mau putus," ucap Bagas lantang, dan sangat jelas di telinga Aira membuat mata Aira membulat tak percaya.
Bagas melengos, " Lo selingkuh! Temen-temen, gue mau ngasih tau, disini yang gue pacarin ternyata seorang cabe, yang seenaknya nyelingkuhin orang yang sayang banget sama dia," kata Bagas mengada-ada. Gosip baru akan terbit di sekolah mulai sehabis kejadian ini berlangsung, dan bisa di pastikan siap di hidangkan.
Aira menahan air matanya, " Kapan gue selingkuh?!" balas Aira mencak-mencak. Bagas tertawa sinis, lalu mengeluarkan foto dirinya bersama Angkasa dan sepertinya Aira tidak pernah mengedarkan foto tersebut ke sosial media. Foto ketika di bandara, Angkasa memeluk Aira lalu mencium kening gadis itu.
" Menyedihkan lo! Cantik-cantik murahan tapi. Najis."
" Dia temen gue!" jerit Aira mencak-mencak, air matanya luruh, kalap dengan kemarahan.
Dari kerumunan murid itu, datang Gilang yang tanpa aba-aba langsung melemparkan satu bogem mentah ke pipi Bagas membuat laki-laki itu tersungkur. " Lebih menyedihkan elo, cowok yang bisanya nyakitin Aira dan menjadikan dia hanya sekedar target! Aira sayang sama lo tapi lo enak banget mempora-porandakan hati dia."
" Anggota MENSA tapi kelakuan kayak om-om gak punya otak yang bisanya narik keperawanan orang," Gilang terus memberikan bogem mentah pada Bagas hingga Audra, Rama, Fernan, Pierre, dan Angkasa datang langsung mengangkat tubuh Gilang dan menghindari lelaki itu dari keramaian, sementara Aira bungkam, langsung berlari menuju kamar mandi perempuan dan mengunci diri di salah satu bilik kamar mandi.
YOU ARE READING
Airisya,
Teen Fiction( Proses Revisi Alur Selanjutnya) Airisya, Aku berterima kasih pada senja yang mempertemukan kita, dan Tuhan yang mempersatukan kita. Kini aku membiarkan senja membiru, tenggelam tergantikan oleh bintang yang menyinari wajahmu. Jika ini jalan...