AIRA mengecek ponselnya sambil menyampirkan tali tas bagian kanannya ke bahu kanannya. Sepanjang pelajaran terakhir, Aira tidak mengecek ponselnya karena sibuk mencatat tugas dan di tambah harus mengisi soal yang susahnya minta ampun.
36 Missed Call from Angkasakuu
1 Missed Call from My love
" Missed callnya banyak banget, kenapa sih Angkasa?" gumam Aira seraya menempelkan layar ponselnya di daun telinganya.
" Shit, gak aktif lagi, najis," Aira mengumpat karena kekesalannya.
Gadis itu segera pergi menuju lahan parkir dan mencari angkot yang akan ia tumpangi sampai depan komplek.
Adito Bagaskara: bae, maaf ya aku gak bisa anter, soalnya aku harus ikut sama kepala sekolah ke salah satu sekolah buat briefing sama anak-anak mensa yang ada di indo.
AirisyaAP: iya sayang, gak apa-apa, aku lagi di angkot mau pulang.
Adito Bagaskara: maaf ya, aku pergi dulu, love u.
AirisyaAP: u too.
Aira menengok ke depan, sepertinya beberapa meter lagi ia sampai di gerbang komplek, " Kiri pak!" teriak Aira membuat sang supir meminggirkan angkotnya ke sisi kiri jalan. Aira memberikan lembaran dua ribu rupiah lalu berjalan menuju gerbang komplek. " Pak Nata," sapa Aira pada satpam komplek.
" Eh neng Aira." Pak Nata membalas.
Kaki Aira kini berjalan menuju gerbang rumah yang tingginya dua meter. Lalu ia memencet bel, " Non Aira kok gak bilang mau pulang? Kan bisa saya jemput," Aira terkekeh, " Sekali-sekali pake angkot lah pak," balas Aira pada sang supir pribadinya.
" Lho? Papa kemana?"
Pak Salam mengajak Aira masuk ke ruang tamu, " Ngelayat temennya yang meninggal, non."
" Ohh," Aira manggut-manggut lalu tersenyum pada Pak Salam, " Pak, saya bikinin kopi mau gak?" tanya Aira bahagia.
Pak Salam menolak dengan cepat, " Eh non gak usah, kok jadi non yang bikin." Aira menggeleng dengan senyuman, " Gak apa-apa Pak, jarang-jarang anak majikan mau bikinin kopi, sekalian terima kasih."
Pak Salam sebagai seorang supir pribadi hanya mengangguk lalu tersenyum tulus pada gadis yang sudah berumur tujuh belas tahun itu.
***
Aira mengetik tugas di macbook sambil mendengar playlist lagu kesukaannya di spotify, daripada harus beli mending spotify pake link hack jadi deh tinggal dengerin pake fitur premium dan cuman pake wifi doang, beruntung wifi sekolah sudah kembali bekerja jadi waktunya Satrio, Nanas, Aira, dan Namira streaming film atau series favorit keempatnya.
Dan hari ini jadwal nonton 13 reasons why season 1 episode ke empat. Namun Aira kini enggan mengikuti jadwal nonton bersama ketiga temannya karena ia lebih baik mengerjakan tugas, atau menulis wattpad, atau menonton youtube.
Gadis itu melirik suasana kelasnya yang lumayan bising karena kegiatan para fangirl di kelas yang ada di fandom kpop maupun fandom western, ada beberapa yang teriak menonton live streaming konser, ada yang sampai menangis karena melihat betapa gantengnya personil salah satu boyband korea, BTS. " Muka di oplas aja di tangisin, emak bapak lu pas meninggal di tangisin kagak?" kritik Aira pedas membuat para fangirls langsung menatapnya kesal. " Najisun lu."
Mata Aira kini beralih ke ponselnya, lockscreen yang menampilkan kumpulan foto entah itu wefie atau foto pake timer atau di fotoin bersama Gilang dan Angkasa. Ah, Aira merindukan suasana studytour satu bis dengan kedua sahabatnya, dimana dalam tiga kursi satu baris itu, Angkasa duduk di dekat jendela sementara Aira duduk di tengah dan Gilang duduk di pinggir. Aira rindu ketika ia tertidur bersama ketiga sahabatnya, salah satu teman satu bisnya dengan sengaja mengambil satu jepret foto polaroid dan sampai sekarang Aira masih menyimpannya di ponsel, agar tidak terjatuh, Aira menggunakan casing bening. Mata Aira kini berair, foto tersebut sangatlah lucu, di tambah pantulan matahari terbenam membuat foto tersebut terkesan indah dan mengesankan.
YOU ARE READING
Airisya,
Teen Fiction( Proses Revisi Alur Selanjutnya) Airisya, Aku berterima kasih pada senja yang mempertemukan kita, dan Tuhan yang mempersatukan kita. Kini aku membiarkan senja membiru, tenggelam tergantikan oleh bintang yang menyinari wajahmu. Jika ini jalan...