Chapter 9

4K 296 13
                                    

Sudah berhari-hari, Sehun mengurung dirinya di kamar. Ibu Jongin, Kyuhyun atau yang lainnya juga sudah mencoba menghibur Sehun, namun Sehun hanya diam.

Sehun pun kadang tidak memakan makanannya. Sehun hanya akan makan, itupun dipaksa oleh Jongin. Anggota keluarga yang lain tidak berani memaksa karena takut akan membuat Sehun semakin tertekan.

Tidak ada senyuman bahkan ekspresi yang lainnya di wajahnya. Kulitnya yang pucat semakin pucat.

Sehun sedikit lega karena dia jarang bertemu dengan Jongin. Jongin kini disibukkan dengan pekerjaannya karena sekarang dia menjadi direktur utama di perusahaan cabang ayahnya.

"Kau baru pulang Jongin, bawalah makanan ini untuk Sehun."
Jongin menerima makanan yang diberikan oleh ummanya.

"Jongin.."
Jongin menghentikan langkahnya saat menaiki tangga.

"Jika kau libur, ajaklah Sehun keluar rumah. Mungkin suasana hatinya akan lebih baik."
Jongin langsung melanjutkan lagi jalannya tanpa menjawab saran ummanya.
.
.
.
Ceklek

Sehun menoleh pada Jongin yang baru memasuki kamarnya.

Sehun tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia membenci Jongin. Ya, dia membencinya. Tapi semenjak kejadian itu, semakin dia membencinya membuatnya selalu memikirkan Jongin. Dia selalu menuruti Jongin bukan hanya karena takut karena Jongin selalu akan mengancamnya, tapi juga dia mulai terbiasa depan sikap Jongin yang posesif.

Jongin kini duduk di hadapan Sehun di atas kasusnya.
"Makanlah."
Sehun hanya diam.

"Ck, hei pucat. Mulai sekarang jika mereka menyuruhmu makan, maka makanlah.
Jika mereka bertanya, maka jawablah.
Apa aku harus memberitahukan mereka, jika mereka ingin kau menurutinya maka mereka harus mangancammu baru kau akan mau makan hah,
Apa kau akan menjadi mayat hidup seperti ini selamanya?
Hei, ap...."

Ucapan Jongin terhenti karena Sehun langsung mengambil makanan yang dibawa Jongin dan langsung memakannya tanpa memperdulikan Jongin.

Jongin berdecak lalu dia mulai membersihkan diri. Dia sungguh lelah hari ini. Untung saja besok libur.

Libur. Jongin jadi teringat kata-kata ummanya tadi. Jongin hanya menghela nafasnya.
.
.
.

"Baekhyun, Chanyeol?"

"Anyyeong Kyuhyun. Maaf pagi-pagi mengganggu."

Kyuhyun tersenyum dan mempersilahkan Baekhyun dan Chanyeol masuk ke dalam.

"Siapa yang dat... oh Baekhyun, Chanyeol. Apa kabar kalian?"
Ibu Jongin menyapa Baekhyun dan Chanyeol. Kemudian ikut duduk bersama Kyuhyun di sampingnya.

"Kami baik ahjumma."
Jawab Chanyeol sambil tersenyum.

Sedangkan Baekhyun hanya tersenyum, dia sebenarnya masih kesal akibat kejadian waktu itu.

"Kalian membawa kado?"
Tanya Kyuhyun sambil melirik barang bawaan Chanyeol dan Baekhyun.

"Hahaha, iya. Besok sebenarnya adalah hari ultah Sehun. Tapi karena Sehun di hari kelahirannya selalu memperingati hari kematian keluarganya, sehingga kami merayakan nya satu hari sebelumnya."
Jawab Chanyeol.

"Whoaa benarkah itu? Lebih baik jika kita memberi kejutan untuk Sehun."
Kyuhyun memberi saran.

"Tapi kyu..."
Kyuhyun mengerti apa yang akan diucapkan ibu mertuanya. Sehingga dia cepat-cepat mengalihkan perhatian Chanyeol dan Baekhyun yang mulai menatap menyelidik pada nya.

"Mmm... Sehun ada di kamarnya. Sebenarnya dia sedikit kurang sehat."

Baekhyun dan Chanyeol terkejut mendengar itu sehingga mereka ingin menemui Sehun.

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang