Chapter 12

4.1K 306 35
                                    

Jongin membuka matanya. Dia menghela nafasnya. Hari ini hari pertama Sehun bekerja di perusahaannya.

Saat bangkit dan berdiri, dia kini mulai tersenyum. Sudah beberapa waktu ini Sehun selalu menyiapkan pakaian kantor serta air untuk mandi, tidak lupa juga aroma mint khas Sehun yang sudah terekam dalam jiwanya.

Ceklek

"Jongin, kau sudah bangun?"

Jongin menoleh pada Sehun yang masuk dengan pakaian rapi serta membawa teh.
Jongin menerima teh yang dibuatkan Sehun.

"Kau semangat sekali pagi ini."
Jongin berkata sambil menyeruput teh nya.

Sehun tersenyum dan merapikan rambutnya di depan meja rias.
"Tentu. Ini adalah hari pertamaku. Kau mau aku berangkat bersamamu? Atau kalau tidak, aku bisa berangkat sendiri atau bersama Changmin oppa."

"Tidak. Kau harus berangkat bersamaku."
Jawab Jongin cepat.

"Ya sana cepat bersiap Jongin. Sebagai atasan kita harus mencontohkan kebiasaan baik pada bawahan bukan?"

Jongin berdecih. Lalu dia memasuki kamar mandi.
.
.
.
"Jangan melihatku seperti itu. Kau membuatku merinding."
Sehun berkata ketus sambil memasangkan dasi Jongin.

Jongin tersenyum tipis. Pertengkaran kecil pasti selalu ada di antara mereka. Tapi hal itulah yang selalu membuatnya sering tersenyum tulus.

Cup

Sehun membelakkan matanya.
"YAK!Jongin. Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dasar beruang hitam mesum!"
Kesal Sehun karena Jongin mencuri ciuman bibir nya.

Tok..tok..tok..

Ceklek

Sehun membuka pintunya dan tersenyum pada ibu mertuanya.
"Iya eomma ada apa?"

"Tadi sepertinya ada yang mamanggil suamiku."

"Maksudnya apa eomma?"

"Tadi aku dengar ada yang meneriakkan kata-kata 'beruang hitam mesum' dari kamar ini."
Sehun menggigit lidahnya sendiri.

"Haha.. Eomma ada ada aja. Mana mungkin eomma."
Sehun tersenyum kikuk.

"Oh baiklah. Mungkin eomma salah dengar. Ya sudah, eomma ke bawah dulu ne?"
Sehun tersenyum dan ibu Jongin pun pergi.

Sehun menutup pintunya dan melihat Jongin sedang menahan tawanya.

"Apa? Kalau mau tertawa, tertawa saja. Hahaha... puas kau? Ayo cepat kita berangkat. Dasar anak dan ayah ternyata sama saja."

"Tentu saja sama. Aku adalah anaknya."

Sehun memutar bola matanya dan meninggalkan Jongin di dalam kamar yang sedang tertawa.
.
.
.
.

Di tempat perjalanan, ponsel Jongin berulang kali bunyi.
"Angkat saja. Berisik tau."
Perintah Sehun dengan menahan kesal karena dia tahu siapa yang menelepon Jongin.

Krystal.

Sedangkan Jongin hanya menatap sekilas ponselnya lalu mereject panggilan tersebut. Dia tidak ingin pagi ini membuat Sehun sedih.
.
.
.
Mobil mereka sampai di depan kantor.
Security membukakan pintu mobil di sisi Jongin dan juga Sehun.
Jongin dan Sehun turun dari mobil dan disambut oleh security dan seorang yeoja cantik.

"Pagi sajangnim."
Sapa yeoja itu.

Jongin hanya menganggukkan kepalanya.
Sehun menatap menyelidik pada yeoja itu dan dia yakin dia adalah sekretaris Jongin. Tapi yang Sehun tidak mengerti adalah tatapan tidak suka dari sekretaris Jongin yang Sehun rasakan.

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang