SACRIFICE

4K 270 23
                                    

2 month laters...

Sudah 2 bulan Sehun dan Jongin bersabar. Sehun juga lebih sering menghabiskan waktu di rumah.
Tentang pengelolaan yayasan dia serahkan kepada asistennya bernama Bae Irene. Dia adalah yeoja seumuran dengannya. Dia yatim piatu dan tidak memiliki tempat tinggal sehingga Sehun menolongnya dan tinggal di panti asuhannya. Irene juga yeoja yang baik dan cukup pintar, tapi masih pintar Sehun. Jadi Sehun menunjuknya sebagai asisten untuk mengurusi yayasannya. Irene juga sering mengunjungi Sehun di rumah Sehun jika ada keperluan yang penting.

Jongin dan Sehun kini sedang menunggu laporan hasil pemeriksaan dari program yang telah Sehun jalani.

Sehun sangat gelisah dan berulang kali Jongin menenangkannya.

Dokter Minseok memasuki ruangan nya dan duduk di kursinya yang berhadapan dengan Jongin dan Sehun. Dia membuka sebuah amplop besar dan itu adalah surat keterangan laporan pemeriksaan Sehun. Tidak ada ekspresi kentara yang dapat dibaca oleh Sehun ketika dokter itu membacanya. Dokter Minseok melirik sekilas Sehun membuat Sehun menahan nafasnya sementara.

Setelah selesai membaca, dokter Minseok memasukkan kembali lembaran surat itu lalu menyerahkan pada Jongin dan Sehun.

"Ini adalah hasil pemeriksaan nyonya Sehun"

Jongin menerima surat tersebut dan mulai membukanya.

Jongin dan Sehun berubah ekspresi menjadi kecewa setelah melihat hasil laporan yang menyadari Sehun negatif.

"Maaf. Kami ikut bersedih dengan hasilnya. Tapi kalian tidak boleh putus asa. Kalian masih muda dan juga dalam masa produktif. Mungkin kalian akan mendapatkan hasilnya nanti dan bukan sekarang. Perjalanan kalian masih panjang, jadi tetaplah semangat"

Sehun menundukkan kepalanya. Dia sangat ingin menangis sekarang. Dia menggigit bibirnya agar bisa menahan tangisannya.

Jongin tersenyum pada dokter Minseok lalu menoleh pada Sehun dan memeluk Sehun. Jongin tahu Sehun pasti sangat sedih mengetahui hal ini.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian Sehun dan Jongin sudah kembali ke aktivitas seperti biasanya. Jongin dan Sehun sudah sepakat untuk tidak membicarakan soal kehamilan lagi. Jongin merasa untuk saat ini dia sudah bahagia bersama Sehun, sehingga dia tidak ingin membuat masalah dan jarak di antara mereka. Berbeda dengan Sehun, di depan Jongin dia harus terlihat bahagia. Namun sungguh dia merasa bersalah pada suaminya. Dia tidak ingin lagi memberikan harapan palsu pada suami tercintanya.

Kini Sehun dan Irene sedang berada di restoran milik Sehun dan mereka sedang menunggu pesanan makan siang mereka.

"Hei sayang!"
Jongin menghampiri Sehun lalu mencium kening Sehun sekilas lalu duduk di kursi sebelah Sehun dan Irene.

Sehun tersenyum dengan kedatangan suaminya.

Irene juga membungkuk hormat pada Jongin dan tersenyum.

"Aku sudah memesan menu makan siangmu"
Jongin menganggukkan kepalanya setelah mendengar perkataan Sehun.

Tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan sudah datang. Mereka makan dengan tenang. Hanya obrolan kecil yang menemani makan siang mereka.

Tanpa sengaja Sehun memperhatikan Irene dan juga suaminya Jongin. Sehun merasa Irene bukankah yeoja yang buruk. Dia pasti bisa menjadi seorang istri dan ibu yang baik nantinya.

Sehun tercekat dengan pemikirannya sendiri. Bagaimana bisa dia memikirkan hal seperti itu? Tapi ketika mengingat bahwa Sehun tidak ingin lagi membuat Jongin kecewa, mungkin ini adalah salah satu cara nya. Jongin bisa memiliki keturunan dari wanita lain bukan. Tidak ada salahnya Sehun mencoba. Selain itu, Sehun juga merasakan sakit di hatinya. Dia sungguh tidak rela jika Jongin bersama yeoja lain selain dirinya. Tapi jika Jongin bisa bahagia dengan yang lain, mungkin Sehun akan berlapang dada merelakannya.
.
.
.
.
Sudah seminggu Sehun selalu mempunyai cara untuk mendekatkan Jongin dengan Irene. Jongin tidak curiga samasekali. Tapi lain dengan Irene. Dia sungguh tidak nyaman. Selama ini dia sangat menghormati Sehun walaupun Sehun seumuran dengannya.

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang