Chapter 25

4.3K 292 17
                                    

Sudah 2 jam Sehun berada dalam ruang operasi. 2 jam pula Kyungsoo duduk menangis menunggu Sehun di luar ruang operasi.

"SEHUN!"

Kyungsoo menoleh pada orang yang baru saja memanggil Sehun.

Jongin dan Chen berlari menuju ruang operasi. Jongin masih menangis dan terkejut ketika dia sadar melihat Kyungsoo ada di depan ruangan istrinya. Dan yang membuatnya lebih terkejut adalah Chen langsung memeluk Kyungsoo yang terisak.

"Kim Kyungsoo, Chen...."
Gumam Jongin.

Keluarga Jongin dan keluarga Sehun pun baru sampai dan kini mendekati Jongin.

"Kyungie...."
Kyungsoo melepaskan pelukan Chen dan menatap Baekhyun yang baru saja memanggil namanya.

Semua orang terkejut melihat Kyungsoo ada di rumah sakit yang sama.

"Kyungsoo..."
bibi mendekat dan menatap nanar pada Kyungsoo.

"Eomma..hiks..."

Plak

Semua orang membelakkan matanya ketika bibi Sehun menampar Kyungsoo.

"Sedang apa kau disini? Kau tidak malu setelah apa yang kau lakukan hah?"
Bibi Sehun berkata dengan marah pada Kyungsoo.

"Jangan salahkan Kyungsoo eommonim. Ini adalah salahku"
Chen mulai berbicara.

Mungkin ini sudah saatnya Chen dan Kyungsoo memberitahu semuanya. Dia tersenyum miris dalam hati, Sehun memang tidak mengingkari janjinya. Sehun berjanji akan membuat Chen dan Kyungsoo bertemu dengan keluarga Kyungsoo, namun kenapa harus disituasi yang tidak memungkinkan bahkan Sehun dalam masa kritis.

"Siapa kau?"
Tanya bibi Sehun menatap tajam Chen.

Chen membungkuk badannya sekilas,
"Perkenalkan Kim Jongdae imnida, suami Kim Kyungsoo"

Semua orang terperangah mendengar perkataan Chen.

"Maafkan kami, kami menyembunyikan semua ini dari kalian. Kami saling mencintai hingga kami mengambil keputusan ini. Sebenarnya saya sudah berhubungan dengan Kyungsoo jauh sebelum Kyungsoo dijodohkan dengan Kim sajangnim, hingga kami menyadari bahwa Kyungsoo dan Kim sajangnim tidak saling menyukai sehingga kami memutuskan untuk menikah tanpa pengetahuan kalian"

"Ja..jadi itu alasan Sehun mengrekutmu sebagai sekretarisnya karena dia sudah tahu kalau kau adalah suamimu eoh"
Semua mengalihkan pandangan pada Jongin.

Chen menatap Jongin,
"Tidak. Nona baru tahu aku adalah suami Kyungsoo beberapa hari lalu dimana nona juga sangat terkejut dan pingsan"

Jongin mendelik lalu mendekati Chen,
"APA! Apa kau bilang, pingsan?"

"Iya, awalnya kami khawatir tapi akhirnya kami lega karena ternyata nona sedang..."

Ceklek

Ucapan Chen terhenti dan semua menoleh ke pintu operasi yang dibuka dan menampakkan seorang dokter namja dengan pakaian khas operasi berjalan keluar dari dalam ruang operasi.

Jongin langsung mendekati dokter,
"Bagaimana keadaannya? Apa istriku tidak apa-apa? Dia tidak terluka parah kan? Kalian berhasil menyelamatkan nyawa Istriku kan? Jawab aku dokter!"
Jongin menuntut dokter untuk menjawab semua pertanyaannya.

"Jongin tenangkan dirimu!"
Changmin mendekati Jongin dan memegang kedua bahu Jongin agar tenang dan mengendalikan emosinya.

"Kami sudah mengoperasi nona Sehun. Keadaannya sangat parah dan dia juga mengalami pendarahan. Untung rumah sakit memiliki stok darah yang sama sehingga kami bisa menyelamatkan nyawa nona Sehun"
Semua menghela nafas lega mendengar penjelasan dokter.

"Tapi..."
Semua orang menyerngit ketika dokter melanjutkan perkataannya.

"Tapi apa?"
Tanya Jongin.

"Kami memang bisa menyelamatkan nyawa nona Sehun, tapi kami tidak bisa menyelamatkan janin yang dikandungnya. Kami turut menyesal tapi kami sudah mengerahkan segala kemampuan kami. Janinnya tidak selamat karena benturan keras yang dialami oleh nona saat kecelakaan"

Semua terkejut. Tidak ada yang mengetahui Sehun ternyata sedang hamil dan kini bayi itu tidak selamat.
Air mata para yeoja berbeda umur tumpah.

Jongin terperangah. Dia memundurkan langkahnya gontai hingga Changmin harus menahan tubuh lemas Jongin.

Jongin mulai menangis. Dia menggelengkan kepalanya. Dia sungguh tidak mengetahui jika istrinya sedang hamil. Istrinya sedang mengandung anaknya, dan kini anaknya yang bahkan belum melihat indahnya duniapun telah tiada.

"Dokter! Detak jantung pasien melemah"
Dokter segera memasuki ruangan operasi setelah seorang perawat memperingati nya.

Jongin juga mendengar perawat itu sehingga dia berlari memaksa masuk ke ruang operasi.

Jongin sampai di samping Sehun dan melihat Sehun penuh perban dan masih menutup matanya.

"Tuan, anda lebih baik di lu..."

"AKU INGIN ISTRIKU! AKU INGIN DISINI, KAU MENGERTI!"

Semua perawat dan dokter terperanjat mendengar teriakan Jongin. Sehingga dokter menganggukkan kepalanya pada perawat tadi dan akhirnya membiarkan Jongin di sisi pasien.

Semua orang yang berada di luar ruangan juga tercekat mendengar teriakan Jongin. Mereka juga tidak henti-hentinya berdoa agar Sehun bisa selamat.

Detak jantung Sehun semakin melemah.
Dengan cepat dokter mempersiapkan alat kejut jantung dan memakaikannya pada Sehun.

Berulang kali dokter berusaha tapi belum ada respon apapun dari Sehun.

"Sehun, sayang. Bangunlah sayang. Ini aku Jongin suamimu. Maafkan aku sayang, aku mohon bangun. Aku mencintaimu Sehun, aku sungguh mencintaimu Kim Sehun"
Jongin terisak dan panik sambil menggenggam tangan Sehun dan membelai kening Sehun.

Hingga akhirnya dokter berhenti dan Sehun tetap tidak merespon apapun.

Ngiiiiiiiiiiiiing
Dengung suara dari alat yang terhubung dengan Sehun berbunyi.

Perawat menyimpan kembali alat tersebut.

"Maafkan kami tuan Kim. Kami sudah berusaha semampu kami. Kami tidak bisa menyelamatkan nona, mungkin ini terjadi karena pendarahan serta luka di kepalanya yang parah dan nona tidak tertolong"

Jongin menghentikan isakannya dan menatap tajam dokter. Jongin menegakkan badannya.

"Apa? APA YANG BARU SAJA KAU KATAKAN HAH? KAU INI DOKTER ATAU APA? KENAPA KAU TIDAK BISA MENYEMBUHKANNYA? DAN ISTRIKU MASIH HIDUP, ISTRIKU MASIH HIDUP"
Dokter dan perawat menundukkan kepala mereka ketika Jongin berteriak.

Semua orang mulai memasuki ruangan operasi karena lagi-lagi mendengar Jongin berteriak.

"Kendalikan emosimu Jongin! Ini rumah sakit bodoh!"
Changmin mendekati Jongin dan mencerca karena dia juga kesal dengan Jongin yang sudah kehilangan akalnya.

"Dokter, apa yang terjadi dengan Sehun?"
Tanya ibu Jongin.

"Maafkan kami nyonya"

Semua terkejut, hanya dengan permintaan maaf dari dokter mereka bisa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Mereka menggeleng tidak percaya. Tidak mungkin Sehun meninggalkan mereka. Tidak mungkin.

"Tidak mungkin! Tidak..hiks.. Hunnie pasti sembuh. Dia tidak mungkin...hiks...."
Chanyeol langsung membawa Baekhyun ke dalam pelukannya.

"TUTUP MULUTMU! SUDAH KU BILANG SEHUN MASIH HIDUP"

Changmin merangkul Jongin agar tenang dan tidak berteriak kembali.

Jongin mengalihkan perhatian nya lagi pada Sehun dan terus memanggil namanya dan mengucapkan kata cinta padanya. Jongin mulai menangis kembali ketika Sehun masih menutup mata.

Jongin jatuh terduduk dan menunduk,
"Hiks... Sehun. Aku mohon bangunlah. Maafkan aku. Aku memang bodoh. Tapi aku mencintaimu Sehun. Aku mencintaimu jadi bangunlah.. hiks.."
Jongin terisak. Dia menyesal. Dia begitu bodoh. Sehun adalah cinta sejatinya. Sehun yang melindungi nyawanya. Sehun mengorbankan hidupnya hanya untuk Jongin. Tapi Jongin malah menyakiti Sehun.

Semua menangis. Semua tidak percaya jika Sehun meninggalkan mereka.
.
.
.
.
.
Tbc....

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang