Chapter 19

3.5K 293 19
                                    

"Kau kenapa oppa?"
Sulli menghampiri Minho dan duduk di sebelahnya.

Minho terlihat sangat mengenaskan. Dia terlihat begitu lelah.

"Satu bulan ini perusahaan sedang menurun drastis. Kau tahu, aku lebih memilih menghilang dari dunia ini, karena dalam satu bulan ini juga aku terus mendapat ceramah gratis dari appa. Ck,"

Sulli meringis menatap sepupunya itu. Dia sangat paham bagaimana jika pamannya sedang marah.

"Kita harus melakukannya dengan segera. Kita tidak bisa menundanya lagi, atau perusahaan kita akan bangkrut"

"Iya oppa. Tapi bagaimana caranya? Kau tahu betapa sulitnya aku mendapatkan tanda tangan Jongin"

Minho menoleh pada Sulli,
"Kau ini bagaimana? Kau kan sekretarisnya, kau orang terdekat dengannya."

Sulli menatap tidak terima pada Minho,
"YAK! Setiap Jongin mau mendatangani sesuatu dia pasti akan selalu membacanya, jadi aku belum memiliki kesempatan. Apalagi sejak kedatangan istrinya, aku semakin sulit bergerak. Bahkan aku tidak bisa lagi menggelapkan dana perusahaan, karena istri Kim Jongin merubah sistem serta mengganti karyawan divisi keuangan. Bahkan orang kepercayaan ku di depak dari perusahaan, untung saja aku sudah menyumpal mulutnya dengan uang agar tidak membocorkan rahasiaku."

Minho hanya menghela nafasnya mendengar apa yang diucapkan sepupunya itu.

Awas kau Kim Jongin. Sebentar lagi kau akan merasakan apa yang namanya kehancuran. Hahaha
Batin Minho menyeringai.

.
.
.
.
Drrttt...Drrttt...

Jongin menghiraukan panggilan masuk ponselnya. Sudah terhitung puluhan kali nomor yang sama yang sedang menghubunginya.

Krystal

Jongin menghentikan pekerjaan mengetiknya. Dia menghembuskan nafasnya lalu akhirnya dia mau mengangkatnya.

"Hallo"

"Hiks...oppa..hiks..."

Jongin menyerngit memdengar Krystal menangis.

"Ada apa?"

"Oppa aku ingin bertemu...hiks..hiks... ini sangat penting oppa..hiks..."

"Tapi aku sedang sibuk Krystal. Maaf aku tidak bisa menemuimu."

"Hiks..aku mohon oppa...hiks... atau oppa akan menyesal..hiks..."

"Katakan apa yang mau kau sampaikan padaku sekarang, aku sun...."

"Tidak oppa...aku tidak akan mengatakannya sekarang...hiks...baiklah, ini yang terakhir kalinya oppa, aku mohon...hiks.."

"Baiklah. Kirim saja alamatnya, aku akan segera kesana."

Setelah menutup panggilan ponselnya, dia langsung beranjak keluar ruangan. Bagaimanapun juga, Krystal pernah menjadi bagian dari hidupnya yang kini sudah menjadi masa lalu. Jadi dia harus bersikap baik sebagai seorang laki-laki.
.
.
.
.

Dua bulan Sehun telah menjadi istri Jongin. Sehun kini sedang duduk di kursi ruang kerjanya sambil memikirkan apa yang telah dilaluinya hingga saat ini. Mulai dari pertemuan pertama dengan Jongin yang kurang berkesan, menikah yang dipaksa, hingga sekarang dia merasa bahwa pernikahan ini adalah anugerah baginya. Dia sangat mencintai Jongin suaminya.

Satu bulan lebih juga Sehun telah menjadi direktur. Tujuan memasuki kantor ini sudah akan tercapai. Dia sudah berhasil membeli 30% saham dan artinya kini dia memiliki 65% saham. Semua itu tidak lepas dari usaha Chen dan manajer Ok.

Sehun juga bersyukur di kelilingi oleh orang-orang berpengaruh seperti ayah mertuanya dan juga Kris. Ya benar, Sehun pernah berjanji pada dirinya sendiri, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan saham-saham itu.

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang