Chapter 14

3.8K 296 35
                                    

"Sudahlah kita pulang saja."
Dengan santainya Jongin duduk di kursi stasiun dan mengatakan itu.

Sehun menyipitkan matanya menatap tajam Jongin.

"Tapi kita sudah berjanji untuk pergi. Mmm..."
Sehun lalu duduk di samping Jongin dan menatap Jongin lalu melanjutkan perkataannya.

"Bagaimana kalau naik bus saja?"
Jongin menoleh pada Sehun yang kini sedang menaikturunkan alisnya.

Jongin belum menjawab apapun.
"Ayolah Jongin ie, yah..yah.. naik bus saja ya?"
Sehun merengek dan menggoyangkan tangan Jongin.

Dalam hati Jongin menahan tawanya. Ini pertama kalinya melihat Sehun merajuk padanya. Kemudian dia menyeringai.

"Baiklah. Tapi dengan satu syarat."
Sehun tersenyum lebar lalu menatap tanya pada Jongin.

"Cium aku."
Jongin tersenyum lebar ketika melihat raut wajah Sehun. Dia sudah menduga apa yang akan Sehun katakan

"YAK! DASAR HITAM MESUM PESEK JELEK. AKU MEMBENCIMU!"
Teriak Sehun yang mengundang perhatian para pengunjung stasiun. Sehun dan Jongin buru-buru membungkukkan badan mereka.

"Tapi aku suamimu, chagiya."

Lalu Sehun menarik Jongin untuk pergi ke terminal bus.
.
.
.
.
Jongin yang sedang tidur dengan posisi duduk terusik karena pergerakan Sehun.

"Kau kenapa? Kau mengganggu tidurku pucat."

Saat ini mereka berada dalam bus. Setelah berdebat akhirnya Jongin menyetujui ide Sehun. Awalnya Sehun tidak mau duduk di sebelah jendela, namun seperti biasa Jongin melarangnya dengan alasan bahwa penumpang di seberang nya adalah laki-laki. Sehingga dengan terpaksa Sehun harus menuruti Jongin.

"Jongin. Aku sangat tidak nyaman."
Sehun memasang wajah sebal.

"Ini kan idemu."

"Bukan itu Jongin..."
Sehun mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Jongin.

"Tali bra ku terlepas, dan ini membuatku tidak nyaman. Apa kau bisa membantuku? Ku mohon?"
Jongin terkesiap dengan wajah memelas Sehun. Sehun telah membangunkan hasrat jiwanya. Tapi sayangnya dia tidak bisa menyerang Sehun sekarang.

"Kalau kau tidak nyaman, jangan pakai itu."

"YAK ! Jangan bercanda!"
Omel Sehun.

"Apa yang harus kulakukan?"
Tanya Jongin dengan polos.

"Ck, tolong pasangkan kembali tali bra ku."

Jongin menyeringai tapi Sehun tidak melihatnya.

"Jongin, jangan diam saja. Tolong aku."

"Baiklah."
Jongin menegakkan badannya dan menghadap Sehun.

Sehun kemudian membelakangi Jongin namun Jongin menahan Sehun.

"Kenapa kau berbalik?"

Sehun hanya menatap tanya Jongin.

"Mendekatlah. Aku tidak suka mereka sampai melihat punggungmu. Hanya aku yang boleh melihatnya."

Sehun mendengus, namun dia tetap mendekati Jongin. Sekarang mereka lebih tampak seperti berpelukan.

Jongin kemudian memasukkan kedua tangannya kedalam kaos Sehun. Jongin menelan ludahnya kasar. Dia harus menahan hasratnya sekarang. Tapi otak mesumnya bekerja,
Dengan sengatan Jongin membelai punggung telanjang Sehun di dalam kaosnya.
Jongin bisa merasakan Sehun menegang karena sentuhannya.

Sehun menggigit bibirnya karena menahan desahan ketika Jongin menyentuhnya.
"Jongin.. cepat lakukaahnn.."
Sehun menggigit bahu Jongin, karena jika tidak, dia pasti mendesah.

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang