Chapter 22

3.8K 280 32
                                    

Jongin mengerjapkan matanya. Dia menoleh ke sisi kanannya. Kosong.
Jongin menghembuskan nafasnya. Sudah 2 malam dia tidur sendiri. Dia merasa setengah jiwanya menghilang.
Tidak ada ucapan selamat pagi dan morning kiss, tidak ada aroma mint, tidak ada yang memasangkan dasi dan membuatkannya kopi, tidak ada ...

Aaaggggrrhhhh...

Jongin terduduk dan mengacak rambutnya frustasi.

Jongin mengecek jam di ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Dia harus menemui Krystal di rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya pukul 9 nanti. Kemudian dia beranjak ke kamar mandi untuk bersiap.
.
.
.
.
"Tidak buruk juga. Bukankah aku akan terlihat menggemaskan?"

Kyungsoo yang duduk di tepi ranjang Sehun hanya memutar bola matanya. Sudah 2 malam Sehun menginap di apartemennya.

Hari ini mereka ada janji dengan dokter Kim Minseok untuk memeriksa kehamilan mereka.

Sehun sedang berdiri di depan cermin untuk melihat penampilannya. Saat dia datang dia tidak membawa pakaian, sehingga dia harus meminjam gaun Kyungsoo.

"Ck, kau menghinaku? Sejak kapan aku memiliki selera pakaian yang buruk? Untung saja tubuhmu kurus, jadi gaun itu muat denganmu"

Karena perbedaan tinggi badan mereka yang mencolok, gaun yang apabila di pakai Kyungsoo di bawah lutut, maka berbeda dengan Sehun. Sehun malah terlihat seperti abg dengan gaun di atas lututnya. Dan Kyungsoo pun mengakui, jika Sehun tidak seperti yeoja yang akan memeriksa kandungannya, namun terlihat seperti adik yang menemani kakaknya memeriksa kehamilan nya.

Sehun mendengus,
"Aku tidak kurus Kyungie, tapi yang terlalu gendut" Sehun tersenyum saat mengatakan itu.

"YAK! Nanti kau juga akan gendut sepertiku Oh Sehun!"
Teriak Kyungsoo sambil melempar bantal ke arah Sehun namun Sehun dengan cepat menghondar sehingga bantal tersebut hanya menganai kaki meja.

Sehun hanya tertawa.

Kyungsoo diam-diam tersenyum, dia bersyukur. Sehun sudah bisa kembali seperti dulu, tidak lagi menjadi zombi yang irit bicara dan makan..
.
.
.
.
"Hiks.. yeobo. Dimana Sehun? Ponselnya tidak aktif dan Sehunnie juga tidak pulang ke rumahnya...hiks... dimana kau nak? Eomma khawatir denganmu..hiks.."

Ibu Jongin menghampiri suaminya di meja makan. Dia menangis karena tidak ada kabar dari menantunya.

"Eomma jangan khawatir. Sehun baik-baik saja eomma, mungkin dia masih ingin menyendiri"
Kyuhyun yang duduk di sebelah ibu Jongin mencoba menenangkannya.

Jongin menghentikan langkahnya di tengah tangga. Dia mendengar apa yang sedang ibunya katakan. Dia menyesal, karena perbuatannya dia menghancurkan semuanya. Dia juga sudah mencari istrinya, bahkan dia sudah menanyakannya langsung pada sekretaris Sehun. Tapi Chen mengatakan bahwa Sehun sedang ingin menyendiri. Maka dari itu, Jongin belum bertemu samasekali dengan Sehun.

"Yeobo, kau jangan khawatir. Sehun baik-baik saja, dia hanya ingin menenangkan diri untuk beberapa waktu. Seharusnya kau bertanya dulu padaku jika kau ingin menghubungi keluarga Sehun, atau mereka akan khawatir dan menambah masalah"
Kini ayah Jongin mengeluarkan suaranya dan mendapat perhatian dari keluarganya termasuk Jongin.

Jongin heran, apakah ayahnya sudah tahu keberadaan Sehun?

"Apa sebenarnya kau sudah tahu dimana Sehun berada? Kenapa kau tidak memberitahuku, kenapa kau tidak mengajaknya pulang?"
Tanya ibu Jongin.

Ayah Jongin mengangguk,
"Dia ada di tempat yang aman. Sudah ku bilang, dia hanya ingin menyendiri. Kita harus memahaminya, bagaimanapun juga dia yang paling muda di antara kita. Emosinya masih sulit dikendalikan. Jadi sekarang makanlah, jika Sehun sudah tenang, dia pasti akan kembali"

Forced to MarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang