On The Way To The Wedding

#6 Stop

Berkendara tujuh belas jam membuat tubuhnya pegal. Dia tiba di Badras jam sepuluh malam, check in di hotel, dan langsung beristirahat. Untungnya, dia tidur nyenyak dan Trevin terbangun dengan keadaan sangat baik.

Setelah sarapan dan bersiap, dia akan memulai liburannya di Badras. Kota ini memang kecil seperti yang dikatakan Jed. Namun, ada banyak spot yang bisa dikunjungi. Orang-orang menyebut Badras sebagai baby paradise. Hampir semua sudut Badras adalah tempat untuk rekreasi. Bukan hanya itu, acara kebudayaan, ritual dan festival juga sering diadakan pemerintah Badras untuk menarik makin banyak turis.

Hotel yang ditempati Trevin terletak di pusat kota. Mereka menawarkan banyak paket liburan yang bisa dipilih. Lengkap dengan akomodasi dan pemandu. Tapi, Trevin belum ingin mengambilnya. Dia ingin melancong sendiri.

Pagi ini, dia sudah siap dengan setelan kaos dan celana pendek. Di dalam tasnya, dia membawa baju ganti, karena dia akan bermain water sport seharian. Ada tempat yang sudah dia tandai, bahkan sebelum dia tiba. Dia mendengar banyak cerita dari temannya tentang Badras Water Sport.

Menggunakan motor yang dia sewa dari hotel, dia menuju utara Badras. Sekitar dua jam perjalanan, dia bisa merasakan atmosfer lembab khas kawasan rendah. Tak sabar, Trevin makin mempercepat laju motornya. Cuaca sangat mendukung saat dia tiba. Ada banyak orang yang telah tiba di sana, sedang menikmati kegiatan mereka. Trevin disambut seorang pemandu sesaat dia telah membeli tiket wet all day long.

Dia sudah sangat siap untuk ini.

Setelah menukar pakaian, dia mengenakan baju pelampung. Pemandu mengajaknya untuk berkeliling sebentar dan menjelaskan beberapa macam olahraga air pada Trevin. Pantai pasang hari ini, membuat jenis olahraga akan dipastikan kesiapannya. Semua olahraga berada dalam tingkat keamanan yang terjamin disertai kepuasan yang tak kalah menjanjikan.

Flyboarding adalah permainan pertama yang dipilih Trevin. Dia belum pernah mencoba yang ini. Olahraga yang membuatnya seperti Iron Man, terbang dengan kucuran air di kakinya. Trevin diberi tahu kalau kekuatan jet yang terpasang di bawah kakinya lumayan tinggi, jadi dia harus bisa mengendalikannya bersamaan dengan handel yang terpasang di tangannya. Setelah semua peralatan dipasang, dia menceburkan dirinya ke dalam air.

Trevin bisa merasakan ada kekuatan yang berkumpul di ujung kakinya. Daya yang berasal dari kekuatan jetpack yang sudah dihidupkan melalui pipa yang terhubung dengan sebuah jetski. Perlahan, setelah Trevin diberi waktu untuk bersiap, kekuatan di bawah kakinya makin bertambah, membuatnya perlahan terangkat ke atas.

"Woooahhh!!!" seru Trevin saat kepalanya sudah keluar dari dalam air dan tubuhnya mulai meliuk.

Dengan air yang masih mengalir dari kepalanya, dia terbang seperti Iron Man dengan susah payah. Dia mesti terhempas ke kanan dan kiri sebelum akhirnya masuk kembali ke dalam air. Daya jetnya berkurang, namun Trevin tak kehilangan momen. Dia mengacungkan jempol pada pemandu, menandakan dia siap untuk ronde dua.

Kali ini, dia memang lebih baik. Trevin memang jenis yang cepat belajar. Tak heran jika dia mulai bisa beradaptasi dengan kekuatan jet yang betambah, makin tinggi dia membumbung dan makin banyak pemandangan yang bisa dia lihat. Dia bisa mengendalikan ini.

"WOW!!!" serunya puas.

Trevin menyelesaikan kegiatan pertamanya tiga puluh menit kemudian dan istirahat sepuluh menit. Terlalu banyak kesenangan yang mesti dia habiskan hari ini, karena besok dia hanya akan tur sejarah dan kuliner. Selanjutnya, permainan yang dia sudah kuasai sebelumnya. Wakeboarding.

Setelah dia bisa menyeimbangkan tubuhnya di atas board, speedboat melaju. Meliuk menerabas ombak untuk berusaha menjatuhkan Trevin. Sayangnya, Trevin sudah master untuk ini. Dia bahkan bisa melakukan rolling di udara saat kecepatan speedboat meningkat. Peluh bercampur air mambasahi tubuhnya. Senyum mengembang bentuk kepuasan tak pernah lepas dari wajahnya. Dia benar-benar merasa lepas.