#1 Stop

14.4K 688 24
                                    


Trevin bersyukur untuk banyak hal dalam hidupnya.

Saat usianya lima tahun, dia lolos dari kecelakaan maut dengan sang ayah. Meski sempat koma dua minggu, Trevin kembali pulih. Menginjak usia 16 tahun, dia menjadi korban tawuran antar sekolah. Dokter bilang, dia mengalami gegar otak ringan. Dia nyaris lumpuh kalau saja pukulan keras balok kayu mengenai batang lehernya. Trevin sekali lagi terlibat kecelakaan tunggal. Penasaran menjajal motor sport yang baru dibelinya, dia tanpa ragu memacunya kencang. Dia tak bisa menghindari tikungan curam yang dibalut air hujan malam itu. Trevin, lagi-lagi lolos dari maut. Dia hanya mesti merelakan motornya hancur lebur, menabrak pembatas jalan, lalu pohon besar. Dirinya selamat dengan dua belas jahitan di bahu.

Mendorong salah satu anggotanya ke medan ranjau juga merupakan salah satu keajaiban Trevin lolos dari maut. Kalau saja dia tidak kesal hari itu, mungkin dia sudah mati sekarang. Kalau saja rencananya tidak di baca pihak musuh atas kelalaian anak buahnya itu, mungkin kejadiannya akan berbeda. Dia sempat begitu dekat dengan kematian.

Tapi, selain itu hal lain yang disyukuri olehnya adalah menjadi apa dia sekarang. Dan apa yang dia miliki sekarang. Keluarga, teman dan pekerjaannya sekarang. Lupakan hal-hal pelengkapnya, ini saja sudah lebih dari cukup untuk Trevin.

Keluarganya menyayanginya, setidaknya itu yang dia yakini. Ibunya tak pernah lupa menelepon dan menanyakan kabarnya, meski kini anak lelakinya itu lebih nyaman tinggal berjauhan dari orang tuanya. Kakak perempuannya juga tetap memperlakukan Trevin seperti adik kecil. Memarahinya, kadang lebih sering dari ayah dan ibu mereka.

Teman. Dia sadar dia tak memiliki banyak teman. Sikap penyendiri Trevin membuatnya tak mudah didekati dan mendekati orang-orang. Tapi, ada pengecualian bagi orang-orang ini. Yang diketahui Trevin kadang bisa berbuat jahat pada dirinya, kadang bersikap arogan di luar batas, atau begitu sombongnya. Kalian tahu Thomas dan Jed. Si double combo yang sikap antagonisnya membuatmu kesal, sikap arogan dan sombongnya membuatmu mengernyitkan dahi. Tapi, dengan mereka Trevin merasa berteman. Yeah, kau tak butuh banyak teman tapi kau hanya butuh teman yang bisa diandalkan. Dan Trevin tahu, dia bisa mengandalkan keduanya.

Dia melakukan hal paling memalukan dalam hidupnya. Dia membohongi sahabatnya hanya demi apa yang disebut pekerjaan. Kerahasiaan yang menjadi kunci utama dalam pekerjaannya. Menjadi intel membuatnya membuang semua kemudahan dalam hidupnya. Dia mesti hidup terasing pada tahun pertamanya menjadi anggota investigasi. Tak ada ponsel, surat, TV, atau radio. Tak ada informasi yang keluarganya ketahui. Jika Trevin mati dalam tahun pertamanya waktu itu, keluarganya hanya akan mendapat tubuh kakunya, tanpa tahu apa penyebabnya. Itu pekerjaan yang dia pilih.

Bergabung dengan Royal Company adalah pekerjaan lain yang dipilihnya. Bukan untuk menyusup seperti kanker yang diam-diam membunuh, tapi murni menolong Jed. Dia sudah menjelaskan bagaimana niat ini malah membuatnya terjebak dilema. Menelan buah simalakama. Tak ada kebohongan yang baik, pun pengkhiantan yang baik. Parahnya, dia tidak siap jika Jed menolaknya setelah kejadian ini. Dia juga tak mau Thomas melihatnya sebagai musuh. Tapi, di lain sisi, dia mesti melakukan ini untuk menjawab keingin tahuan dan rasa bersalahnya. Rasa yang menghantuinya kemanapun dia pergi. Perasaan bersalah telah merenggut nyawa anggotanya.

Dia tak bisa tidur di malam hari, dia seperti memiliki penglihatan bagaimana tubuh di depannya seperti disambar tarikan kuat, terhempas ke belakang dan terjerembab. Trevin masih bisa ingat dengan jelas berapa banyak darah yang ada di tangannya waktu itu. Dia mengalami stress berlebihan dengan bayangan, teriakan, tangisan, dan permohonan maaf dalam kepalanya. Kesehatan mentalnya terganggu seolah-olah dia masih berada di medan perang. Dia masih bisa melihat anggotanya itu tertawa mengejek padanya, waktu Trevin membuat joke jayus. Lalu, Trevin membunuhnya. Trevin tak pernah pulih.

Jadi, kalau ada yang dia syukuri itu adalah ini. Dia tak dikeluarkan dari biro investigasi. Setelah dia menyelesaikan kasus galeri, dia juga masih diterima Jed dan Thomas, seperti tak ada yang pernah terjadi. Dia harus bersyukur untuk semua yang masih berada di sisinya saat ini. Keluarga dan temannya. Masih ada banyak lagi. Trevin bisa membuat daftarnya. Satu yang penting, dia bersyukur dia masih diberi kesempatan saat dia dibangunkan di pagi hari.

Dia masih diberi kehidupan. Kalian juga.

⏳⏳⏳


READ. VOTE. COMMENT. RESPECT



hei, gimana first stopnya? please show your love by hitting the star, posting your comment or even sharing this story. bang trevin pasti suka, wkwkwkwkw






On The Way To The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang