09 || SEMAK BELUKAR

722 95 7
                                    


Take care of your car in the garage, and the car will take care of you on the road

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Take care of your car in the garage, and the car will take care of you on the road.

- Amit Kalantri -


Rora berjongkok di toilet umum dan berdoa semoga kamar mandi ini tetap sepi. Dia ingin menangis saat perutnya mengamuk dan mengeluarkan segala kemarahan dari dalam tubuhnya. Kalau saja dia berada di rumah sekarang, mama Lili pasti sudah membuatkannya semangkuk sup yang enak, dan Kenzo sudah kalang kabut mencari obat, sementara papa berlagak ingin duduk-duduk di dekat jendela kamarnya, padahal ingin mengawasi kalau-kalau keadaan memburuk. Sering kali, ayahnya akan mengelus kepalanya saat ia tertidur. Rora yang sebenarnya terbangun karena kontak tersebut, tetap berbaring dalam diam dan membiarkan papa mengelus-elus rambutnya sampai ia tertidur kembali.

Betapa Rora merindukan rumah..

Merindukan papa..

Sekarang bahkan belum tiga hari. Menyedihkan.

Kenapa semuanya begitu rumit? batin gadis itu dengan getir, mengerang saat perutnya bergejolak heboh. Dia benar-benar berharap tidak ada seorangpun di balik bilik toiletnya—dan kalaupun ada, dia berdoa semoga mereka cukup bingung untuk mengira kalau aroma tajam yang memenuhi kamar mandi sekarang adalah bau belerang. Rora benar-benar yakin, bagian dalam tubuhnya pasti membusuk.

Tentu saja, gadis itu tahu kalau dia berharap untuk sesuatu yang mustahil. Jika belerangnya semenyengat ini, pihak taman nasional pasti sudah mengevakuasi semuanya karena risiko keracunan gas.

Akhirnya, setelah beberapa lama tersiksa dalam bilik yang sempit dan air yang luar biasa dingin, Rora membersihkan diri dan beranjak keluar. Dia begitu lemas, kepalanya pening. Bahkan gadis itu berjalan tertatih-tatih dan harus berpegangan pada tembok di sekelilingnya. Rora bertanya-tanya apakah Kandar sedang menikmati sisa taman nasional tanpanya, atau memutuskan untuk berpisah setelah kejadian barusan?

Untungnya, jawaban yang Rora cari berdiri tidak jauh darinya.

Ya, Kandar sama sekali tidak berkeliling, bahkan saat Rora secara tidak langsung memerintahkan untuk meninggalkannya sendirian. Dia mungkin masih agak terpukul dan kurang sreg akan tingkah laku si juara kelas sebelumnya, tapi dia pernah meninggalkan Rora sekali, dan dia berjanji tidak akan meninggalkannya lagi. Lagipula, gadis tersebut begitu kesal dan Kandar takut dia tidak akan bisa berpikir jernih kalau berjalan sendirian.

Jadi di sanalah dia berdiri selama dua puluh menit, di ambang pintu kamar mandi perempuan yang kosong melompong, menguak sebuah fakta yang seharusnya tidak perlu ia ketahui.

Bau yang sangat tidak menyenangkan tapi familiar menyentuh indra penciuman Kandar tidak lama setelah Rora membanting pintu biliknya. Pemuda itu langsung menahan nafas dan mengambil kesimpulan bahwa Rora sedang sakit perut—luar biasa sakit.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang