20 || SUN KISSED

755 76 9
                                    

Not even a million fights could make me hate you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Not even a million fights could make me hate you.

- Anon -


"Lihat?" Rora melotot pada Kandar yang buru-buru menepi.

Pemuda itu menghiraukannya dan melompat keluar mobil dengan sebotol air. Rora mengikuti jejak Kandar dan bengong saat si bintang emas menyiramkan isi botol ke api yang berkecamuk. Desis mesin dan uap yang membumbung meledek kedua remaja tersebut.

"Oke, aku nggak tau mana yang salah dengan semua api ini." Kandar berusaha terlihat tenang, tapi caranya menjambak rambut dan matanya yang menyorot panik sama sekali tidak membodohi Rora.

"Gue juga tau, idiot," si ratu dingin mengerling dan berujar sinis, membuat temannya tertegun.

Idiot? Bahkan dalam kamus Rora dan skala ratu jahat, kata tersebut harusnya tabu untuk digunakan—setidaknya Kandar pikir kata tersebut tabu untuk diucapkan padanya. Satu-satunya saat dia mendengar Rora memanggil sesorang dengan hinaan itu adalah saat gadis tersebut memarahi teman sekelas mereka yang seenaknya merokok, sehingga mengganggu kenyamanan yang lain. Idiot, tolol! Lo pada kalau mau mati nggak usah ngeracunin yang lain! Mau gue panggilin guru? Cepet matiin sebelum gue suru lo makan 'tu puntung! Ya, itu yang dia katakan. Tidak ada yang bisa melupakan seekor kancil kecil yang melawan segerombol serigala gadungan.

Apakah Kandar sudah selevel dengan mereka sekarang? Sebegitu rendahkah dia di mata Rora?

"Daripada bengong ngeliatin, mending lo coba terus padamin apinya. Gue bakal ngelakuin hal yang berguna dengan mindahin semua barang belanjaan keluar," Rora menghiraukan reaksi patah hati Kandar dan bergerak untuk memindahkan tas mereka.

Tapi cowok itu menyadari sesuatu dan langsung menyambar lengan Rora saat dia baru saja melempar ransel mereka berdua ke tanah. "Nggak ada waktu buat yang lain!" seru Kandar, menarik-narik dengan ngeri. Semoga saja api yang menjalar ke bawah barusan belum sampai ke tempat yang ia takutkan.

"Lepasin gue! Sayang kalau yang lain nggak dikeluarin!"

"Apinya udah menjalar ke tangki bahan bakar, kita harus lari!"

Mata Rora melebar ketakutan dan untuk pertama kalinya dia speechless, membiarkan Kandar membantunya turun. Kedua remaja tidak mempedulikan yang lain, langsung melesat sejauh-jauhnya. Kemudian saat mereka sudah cukup jauh, Kandar menyergap Rora dan mendorong gadis itu untuk tiarap.

Anak perempuan dan anak laki-laki tersebut berlindung tepat waktu, karena tidak lama kemudian..

DUARR!!

Van yang mereka tumpangi selama ini meledak.

Setelah beberapa saat merasakan panas dari api yang membara, Rora dan Kandar mengangkat kepala mereka, menonton dengan horor saat semua bagian si van tua terbakar. Tas mereka masih tergeletak begitu saja di tanah, tersentuh sedikit oleh api yang mulai melahap. Rora melompat dan berlari secepat kilat, memegang ransel di bagian yang aman, dan melemparnya ke tanah dekat Kandar. Segera, kedua remaja sibuk menggulingkan ransel mereka di tempat kering. Kandar melepas kausnya sementara Rora menggunakan jaket yang ia pinjam untuk memukul-mukul si merah yang masih membandel.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang