33 || SIAP?

439 55 7
                                    

Warning: Saat dua sahabat cowok atau lebih bertemu, mulut mereka terkadang memaki untuk menunjukkan rasa sayang. Mohon kebijakan dari pembaca //plakk

PLUS!! Hari ini lagi waspada banjir untuk warga Jabodetabek--buat yang di area itu, please be careful and stay with your family.

-

Try not to resist the changes that come your way. instead let life live through you.
And do not worry that your life is turning upside down.
How do you know that the side you are used to is better than the one to come?
- Rumi / Jalaluddin Muhammad Balkhi -

-


"Awas lu kalau bawa adek gue tanpa ijin lagi!" seru Kenzo tanpa basa-basi, sama sekali tidak menyesal melihat Kandar yang memucat dan memaki kesakitan di aspal.

Rora mengerti sentimen dari kakaknya, tapi.. "K-ken!" tetap saja gadis itu khawatir pada apa yang akan terjadi—matanya menatap bergantian dari barisan bodyguard Iskandar yang telah maju selangkah pada abangnya yang kini berkacak pinggang.

Pak Kiman mengangkat sebelah tangannya, menahan sepuluh pria besar yang semua posturnya menegang bersiap meringkus remaja kurus berambut merah di depan mereka. "Tuan muda, apa kami perlu mengamankan berandalan ini?" tanyanya dengan santai sambil mengamati Kandar yang akhirnya berhenti merintih.

"Nggak apa-apa, dia bener," si bintang emas berkata dengan susah payah, mencoba berdiri sendiri. "Kampret.. harus ya lo nonjoknya perut?" Tangan Kandar masih memegangi perutnya, giginya terkatup rapat menandakan kalau pukulan Kenzo barusan benar-benar sakit, tapi tidak ada kemarahan di matanya yang cokelat jernih.

"Perut manusia kuat 'njing, lagian lo'kan mau pidato, gue nggak bisa ngerusak muka lo," cerocos Kenzo yang kini terlihat bosan, seakan sedang menyatakan fakta paling jelas di dunia.

"Screw you! Gue belom sarapan tau.." protes si debaran hati sekolah, mempelototi sahabatnya dan merintih untuk yang terakhir kali.

Setidaknya untuk kali ini, si redhead terlihat sedikit merasa bersalah. "Oke, sori. Kalau ada komplikasi gue bakal tanggung jawab," tutur Kenzo, ekspresinya menghalus.

"Deal."

Rora hanya bisa mematung melihat keduanya. Mulutnya terbuka dan dia merasa harus memegangi rahangnya sebelum jatuh ke tanah. Untuk beberapa saat si ratu dingin mengira kalau kedua cowok tersebut akan saling adu jotos, betapa salahnya dia.

Tapi fase tersebut tidak berlangsung lama. "Ya ampun, Ara-chan.." Karena hal selanjutnya yang ia tahu, wajah Kenzo begitu sarat dengan emosi, tubuhnya melesat ke arah Rora, dan memeluk adiknya itu erat-erat.

Hangat.. pikir si cabe rawit sambal tertawa gugup, membalas pelukan beruang kakaknya. Wanginya begitu familiar.. dia memejamkan matanya, menghirup segalanya dalam-dalam.

Feels like home.

Sayang sekali, saat rasa lega mulai melingkupi indra-indra Rora, Kenzo tiba-tiba menarik diri dan mulai mencubiti pipi gadis itu dengan gemas, tanpa ampun. "Aow! Aow!" pekik si ratu dingin kesakitan, terbangun untuk pertama kalinya sejak perjalanan dari Bali.

"Jangan pernah nakut-nakutin gue kayak waktu itu lagi, oke!" omel Kenzo, terlihat khawatir, terluka, dan marah sekaligus.

Rora tersentak, baik karena nada suara maupun ekpresi kakaknya. Untuk sesaat ia terbengong-bengong, "I-iya bang—aniki—maaf.." sebelum akhirnya meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu, tidak kuasa menahan kerinduan dan emosi yang selama ini meluap-luap.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang