39 || TERUSLAH BERJALAN BERSAMAKU

932 78 23
                                    

Duchi sadar lagunya bahasa Japun dan nggak semuanya ngerti ahaha. Tapi itu ada lirik Inggrisnya kok. Kalau kalian sempet kalian bisa baca artinya apa, menurut Duchi sih bagus banget dan sangat cocok untuk Rora dan Kandar :')

Untuk yang mau baca Indo'nya, silahkan lihat link ini https://docs.google.com/document/d/1kJIXJYm_Y1VbCnDg4oD8deiCgDNcSYWoZ7fjFMY0ngI/edit

Tapi jangan kaget ya kalau artinya sedikit berbeda dari kebanyakan terjemahan Indo lainnya di luar sana, karena ini berdasarkan interpretasi Duchi, dan yang namanya terjemahan itu nggak selalu baku ^^


-

There are no goodbyes for us. Wherever you are, you will always be in my heart.

- Mahatma Gandhi -



Bagaimana semua ini dimulai, Rora tidak ingat. Awalnya ia hanya ingin kabur dari rumah, membuktikan tekadnya pada papa.

Apa yang ia pikirkan saat melompat masuk ke dalam van hitam bersama Iskandar Syahreza? Salah satu manusia yang paling dia hindari di dunia ini—seseorang yang terlihat mengganggu dan menyebalkan.

Apakah senyuman dari cowok itu berhasil memperdayanya? Tingkahnya yang bersahabat sehingga Rora tidak tega untuk menolak?

Atau secara tidak sadar, si ratu dingin sudah mengkhawatirkan nasib si bintang emas yang telah menjelaskan niatnya untuk road trip keliling pulau Jawa sendirian? Toh terbukti, kalau saja Aurora membiarkan si caramel yumyum pergi tanpa ditemani, pemuda tersebut mungkin sudah mengalami hal-hal yang serius selama perjalanannya.

Andai Rora tahu akhirnya akan seperti ini.. jatuh hati pada si idola bermata cokelat dengan senyuman paling hangat yang pernah ia tahu, dan paling parah, menjadi sahabatnya.. akankah Rora masih melakukan hal yang sama? Akankah dia mengambil risiko untuk patah hati?

Pikiran tersebut menghantui benak gadis itu dari semalam.

Dia tidak bisa tidur, tidak bisa makan... Beruntung Papa harus ke kantor pagi-pagi sekali, dan Mama Lili ada urusan dengan kenalannya, sehingga mereka belum menyadari kalau ada sesuatu yang salah dengan putri mereka. Sementara Kenzo, dari jam Sembilan tadi sudah cabut menuju kediaman Syahreza. Si rambut merah mengatakan sesuatu tentang mengantar sang debaran hati sekolah sampai halte bus.

Perut Rora keroncongan, membuatnya menoleh pada makan malam yang belum disentuh di atas meja. Tapi ia tahu kalau ia tidak bisa menelan apapun saat ini, selain rasa pahit. Gadis itu hanya bisa berbaring seperti kukang, bergelantungan di tepi tempat tidur.

Seandainya ia bisa menelepon Maissy.. Si pelempar pisau pasti tahu apa yang harus ia lakukan, atau setidaknya bisa menghibur—plus Rora berjanji untuk segera meneleponnya.

Kalau mengingat-ingat Maissy, si cabe rawit mengira perpisahan dengan kru pasar malam adalah yang terburuk. Betapa salahnya dia..

"Ara-chan, gue masuk ya." Kenop pintu kamar berputar, dan Kenzo melangkah masuk bahkan sebelum diberi ijin.

Entah sejak kapan abangnya pulang, Rora tidak mendengar apapun. Dan pukul berapa sekarang? Apa Kandar sudah berangkat?

"Lo beruntung gue kehabisan paku payung," gumam si kancil, menatap dengan nanar.

"Oke," Kenzo mengacuhkannya dan menghela nafas. Cowok itu sempat mengernyit saat melihat sweater berpola bintang yang dipakai adiknya, belum pernah melihat baju itu dipakai Rora. "Kenapa lo ngehindarin Kandar?" tanyanya sambil bersedekap.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang