32 || GELADI RESIK

445 63 10
                                    

A/N: Lovelies, sebelum / setelah baca tolong baca kolom percakapan terbaru di profil Duchi ya. It's important karena di situ ada penjelasan kenapa Duchi hiatus lebih lama dari yang diperkirakan. Kenapa nggak ditulis di sini karena Duchi pengen menyampaikan maksud Duchi ke semua pembaca, nggak cuma pembaca RT.

Sorry to keep you waiting, enjoy the chapter!

---

Knowledge is a treasure, but practice is the key to it.

- Lao Tzu -


Badai yang tidak disangka-sangka menghantam Pulau Dewata hari berikutnya.

Petir meraung dengan heboh, layaknya fangirls yang sedang berperang akan idol mana yang lebih baik. Pohon-pohon membungkuk tertiup angin, seakan bersujud pasrah pada yang maha kuasa. Jendela-jendela besar milik bandara Ngurah Rai Bali, tertimpa butiran air sebesar kerikil selama satu jam terakhir. Ganas dan tanpa ampun. Kalau saja jendela itu mahkluk hidup, dia mungkin sudah menangis kesakitan. Dan di baliknya, dua remaja hanya bisa menonton dengan lemas.

Menurut perkiraan cuaca, badai akan berhenti pada pukul dua nanti, tapi untuk lebih efektif, Om Sam menyarankan Kandar supaya menelepon ayahnya dan meminjam jet pribadi yang kemungkinan besar sedang tidak dipakai. Usul tersebut langsung ditolak oleh keponakannya yang (terlalu takut) belum siap menghadapi orang tuanya. Rora melirik Kandar dengan tidak terkesan, mendapat pelototan dari cowok manis itu yang seakan berkata 'kamu juga sama 'aja'.

Mau tidak mau mereka menelepon informan di rumah dan memutuskan untuk mencari solusinya dari situ.

Kenzo, tentu saja, tidak bahagia.

Rora tidak menyukai suara kakaknya yang terdengar kesal dan agak menuduh, seakan dia dan caramel yumyum menginginkan ini terjadi, atau sengaja membuat hidup abangnya menderita. Tapi yah, Kenzo punya alasan yang tepat untuk marah, sehingga gadis itu tidak punya pilihan selain menelan mentah-mentah protesnya sendiri.

"Denger ya, nasib gue bakal buruk kalau kalian nggak dateng! Tau kenapa? Karena Basbung bakal ngebunuh gue dan kalaupun nggak, abangnya yang nyebelin bakal mastiin kalau gue menerima penghinaan seumur hidup karena udah susah-susah ngebelain orang yang nggak kunjung dateng juga!"

Bahkan meski kedengaran konyol, ketakutan Kenzo sama sekali bukannya tak berdasar. Basbung (yang sangat bahagia saat mendengar Iskandar akan menemaninya alih-alih kakaknya yang kalah keren) terkenal menakutkan karena bisa meledak histeris secara tiba-tiba. Penyebabnya? Bisa jadi apapun, tapi kurang lebih saat gadis itu tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Saat si princess kehilangan kendali, semua orang di sekelilingnya bisa menjadi korban cakaran liar atau polusi suara. Sementara Baslung, meskipun sombong dan sama menyebalkannya, bisa mengeluarkan hinaan yang paling menusuk dan menyakitkan hati. Cowok itu tidak pernah bosan melontarkan hinaan pada orang-orang yang tidak ia sukai. Dan yang menyebalkan, tidak ada yang bisa memberinya pelajaran karena pemuda tersebut selalu bersembunyi dibalik tubuh bodyguard mereka yang besar.

Kenapa sekolah tetap mempertahankan keduanya, adalah sebuah misteri. Tapi si ratu dingin curiga hal tersebut dikarenakan dukungan dana yang mengucur deras ke SMA 1 dari orang tua Basuki bersaudara, dan memang, dua bocah itu sama-sama pintar dan membawa prestasi yang mengharumkan nama Indonesia.

"Kita bakal dateng, tenang 'aja," ujar Iskandar, mencoba menenangkan sahabatnya yang terdengar seperti orang dijatuhi hukuman mati.

Untungnya, Om Sam menyela sebelum pembicaraan bertambah parah. Rora menjelaskan kalau Kandar seharusnya melakukan Geladi Bersih sore ini, bersama dengan yang lain, tapi karena badai cowok itu jelas tidak bisa hadir, dan karena itu hidup Kenzo berada dalam bahaya.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang