Pagi itu Jeonghan bangun dengan rasa sakit di bahu kirinya. Dengan sedikit sulit ia bangun dari posisi tidurnya, mengambil obat pereda rasa sakit serta air minum yang tersedia di meja nakasnya.
"Kenapa rasa sakitnya lebih dari semalam?" Rintihnya.
Jeonghan lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap ke kampus, dia sedikit kesulitan karena pergerakannya terbatas. Setelah Jeonghan keluar dari kamar mandi, ia melihat Sehun sudah duduk di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya.
"Kau sudah datang hyung? Ini masih terlalu pagi"
"Aku bangun terlalu pagi jadi aku langsung kemari. Kau sudah meminum obatmu?"
"Sudah, tadi aku terbangun karena rasa sakitnya muncul. Aku harap ini tidak akan lama, aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk turun di pertandingan nanti"
"Itu hanya retak kecil, bukankah dokter bilang jika semuanya akan membaik dalam 2 atau 3 minggu. Duduklah disini, akan aku obati luka di wajahmu"
Jeonghan lalu duduk di samping Sehun, keduanya duduk berhadapan. Sehun lalu mulai membersihkan luka itu dengan perlahan dan serius, tanpa menyadari jika Jeonghan kini sedang memperhatikannya.
Saat di lintasan Jeonghan selalu mendengar para penonton wanita selalu berteriak mengelukan nama Sehun, memuji bagaimana ketampanan namja itu dan Jeonghan selalu mengabaikannya karena berfikir hanya Seungcheol lah yang tampan.
Tapi dengan jarak sedekat ini, Jeonghan sekarang mengerti mengapa para yeoja itu menggilai Sehun. Sehun memiliki kulit berwarna putih pucat, belum lagi rahang tegas yang ia miliki, mata yang indah dan bibirnya yang kemerahan. Bukankah itu sempurna?
"Ada apa? Mengagumi ketampanan ku?" Suara Sehun itu mampu membuat Jeonghan kembali sadar.
"Kau terlalu percaya diri hyung" Jeonghan akan turun dari tempat tidurnya namun Sehun menahan lengannya dan menyuruhnya kembali duduk.
"Apa aku boleh menyukaimu?" Tanya Sehun.
"Tentu saja hyung. Aku tidak bisa memaksa dirimu untuk tidak boleh menyukaiku karena kita tidak bisa melarang seseorang mengenai perasaannya, tapi aku yang tidak yakin bisa membalas itu"
"Tidak masalah. Aku akan terus berusaha membuatmu jatuh cinta padaku"
"Buktikan. Buktikan jika hyung bisa membuatku jatuh cinta"
Pada awalnya Jeonghan hanya ingin menggoda Sehun, tapi hal selanjutnya yang Sehun lakukan mampu membuat Jeonghan benar-benar bungkam. Sehun mencium Jeonghan tepat di bibirnya, tapi dalam beberapa detik Sehun langsung melepaskannya.
"Itu bukti awal jika aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku Jeonghan ah. Lebih baik kita berangkat sekarang" Sehun langsung meraih tas milik Jeonghan dan membawanya keluar sebelum Jeonghan menghentikannya.
"Kau pergi begitu saja setelah menciumku hyung? Bagaimana bisa kau meninggalkanku dengan pipi merona seperti itu?"
"Jika aku tidak pergi, aku akan menciummu seharian dan kita tidak akan berangkat ke kampus. Bisa kita pergi sekarang tuan putri?"
Jeonghan lalu mendekati Sehun, keduanya kemudian berangkat menggunakan mobil Sehun. Jeonghan tidak bisa berhenti menatap Sehun yang sejak tadi berusaha menghindari tatapannya, karena itu baginya Sehun adalah orang yang sangat menggemaskan.
"Kau ada berapa mata kuliah hari ini? Apa bersama 2 sahabatmu itu?" Tanya Sehun.
"Hanya 1. Hari ini aku sendiri, karena mereka tidak mengambil mata kuliah ini"
"Aku ada 2 mata kuliah, jadi nanti tunggu saja aku di kantin. Aku akan menyuruh Hyungdeul menemanimu nanti" ucap Sehun.
"Gwenchana hyung. Aku sudah minta Dana untuk menjemputku nanti, karena kami akan pergi mengurus Ming"
YOU ARE READING
That Promise
FanfictionCinta adalah sebuah misteri dimana kau tidak akan tahu, kapan ia datang? Kepada siapa cinta itu akan jatuh? Just a simple Story about Love