Pagi itu Jeonghan bangun lebih cepat karena gonggongan Poppo, ia lalu membawa anjing itu untuk turun dan memberikannya susu. Jeonghan mengelus kepala anjing itu pelan.
"Kenapa kau bangun pagi eoh? Mengganggu tidurku saja"
"Kenapa kau memarahinya sepagi ini eoh? Lihat wajahnya terlalu polos untuk kau marahi" ujar sang Umma yang sedang memasak.
"Umma, dia bahkan bangun lebih pagi dibandingkan alarmku. Umma tidak pergi ke kantor kan hari ini?"
"Aniy, Umma sudah bilang pada sekretaris Go untuk mengurus semuanya dan dia hanya akan menghubungiku saat ada urusan penting saja. Bagaimana dengan ujianmu?"
"Ujianku sudah selesai, jadi hanya datang ke kampus saja"
"Bagaimana kalau kita berlibur ke London? Sebenarnya keluarga Sehun mengajak kita pergi berlibur sekaligus menjemput adik adopsi Sehun"
"Sehun hyung akan memiliki adik? Lalu Umma kapan akan memberikan adik padaku?" Tanya Jeonghan.
"Ini bukan lagi saatnya Umma memberikanmu adik tapi kau yang memberikan cucu pada Umma"
"Ayolah Umma, aku kesepian disini" pinta Jeonghan.
"Akan Umma fikirkan nanti. Cuci tanganmu lalu kita makan"
Jeonghan menuruti perintah sang Umma dengan langsung mencuci tangannya dan duduk menunggu masakan ummanya siap.
"Umma, apa Umma benar-benar menyetujui jika aku dan Sehun hyung bersama?"
"Bohong jika Umma tidak ingin kau menikah dengan yeoja, tapi Umma ingin kau bahagia. Kebahagiaanmu adalah sesuatu yang tak akan pernah Umma abaikan dan lagi, bukankah Sehun calon menantu yang sempurna? Tampan, pintar, baik, mapan dan mencintaimu"
"Bagaimana kalau tidak?"
"Umma akan menyetujui apapun keputusanmu" ucap ummanya.
"Tapi rencana ke London jadi? Aku ingin berlibur Umma"
"Bicarakan dengan Sehun, dia yang mengurus keberangkatan karena dan dia sangat bersemangat menjemput adik perempuannya"
Siang harinya, Sehun masuk kedalam rumah Jeonghan yang sudah seperti rumahnya sendiri dengan membawa beberapa ice cream serta amplop cokelat.
"Eomoni, Sehun datang" ujar Sehun sambil memeluk Umma Jeonghan yang sedang memangku kepala Jeonghan.
"Kau bawa apa?"
"Ice cream. Akan aku taruh di kulkas"
"Dia merasa jika ini rumahnya, kenapa dia bisa bersikap sesantai itu di rumah orang lain?" Keluh Jeonghan yang mendapatkan sebuah jitakan di dahinya oleh ummanya.
"Dia calon menantu Umma, jangan berbicara buruk tentangnya"
"Eomoni, ini tiket pesawat untuk kalian" Sehun menyerahkan amplop cokelat itu pada Umma Jeonghan kemudian beralih menggendong Poppo.
"Hyung, apa benar kau mengangkat adik perempuan?" Tanya Jeonghan tanpa mengubah posisinya sedikitpun.
"Ne, namanya Lauren. Aku bertemu dengannya beberapa bulan lalu saat menemani appa pergi ke London"
"Yeppeo?"
"Ne, neomu yeppeo. Aku punya fotonya"
YOU ARE READING
That Promise
FanficCinta adalah sebuah misteri dimana kau tidak akan tahu, kapan ia datang? Kepada siapa cinta itu akan jatuh? Just a simple Story about Love