The end

760 86 19
                                    

Jeonghan sama sekali tak memejamkan matanya, dia tidak tenang untuk tidur sebelum melihat mata Sehun terbuka.

"Kau belum ingin bangun hyung? Bangunlah, buka matamu" Jeonghan terus mengecup tangan Sehun yang ia genggam.

Joonmyeon membuka pintu kamar Sehun yang kini sudah di pindahkan ke ruang perawatan setelah berhasil melewati masa kritisnya meski sampai saat ini sehun belum membuka kedua matanya.

"Ada perubahan Jeonghan ah?" Tanya Joonmyeon yang datang bersama yixing dengan membawa makanan untuk Jeonghan.

"Dia masih betah untuk tidur hyung"

"Hari ini pulang dan tidurlah dulu, kau sudah berjaga semalaman penuh. Dan aku tidak ingin mendengar penolakan, kau bisa kembali setelah tidur juga membersihkan dirimu"ucap Joonmyeon.

"Pulanglah Jeonghan ah. Ming, Leo juga eomoni membutuhkanmu dirumah. Mereka pasti khawatir dan lagi abeonim juga akan datang sebentar lagi" ucap yixing.

"Baiklah, aku akan pulang. Aku akan segera kembali hyung, karena pasti akan sangat merepotkan jika aku juga harus ikut sakit nantinya"

"Ya, itu akan sangat merepotkan" yixing memberikan pukulan di lengan suaminya itu karena Joonmyeon tak berhenti membuat masalah dengan jeonghan.

Jeonghan berdiri lalu menyentuh pipi Sehun dan memberikan ciuman di dahi itu juga kelopak mata yang terpejam itu.

"Aku akan pulang memeriksa Umma serta yang lain, jadi aku harap kau akan bangun setelah aku kembali nanti. Aku mencintaimu hyung" ciuman terakhir itu ia berikan di bibir Sehun sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.

"Hati-hatilah dijalan" ucap yixing.

Setelah Jeonghan pergi, yixing melihat kearah Joonmyeon. Suaminya itu pasti sedang memikirkan bagaimana keadaan Sehun yang seperti ini.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang Joonmyeon ah?"

"Jika aku bisa membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri, aku pasti sudah membunuh Bobby saat ini. Tapi Jiyong hyung tidak mengijinkanku, dia mengatakan kalau dia sendiri yang akan mengatasi Bobby"

"Kapan semua ini akan selesai? Aku tidak bisa melihat anak-anak teru tersakiti seperti ini terutama Jeonghan, sudah begitu banyak hal ia alami dan seolah hidup benar-benar mempermainkannya" ucap yixing.

"Tapi Jeonghan kita adalah orang yang sangat kuat, dia bisa melewati ini semua. Kita hanya bisa mendukungnya"

Keduanya beralih melihat kearah pintu, disana ada Luhan yang terlihat begitu berantakan, matanya yang sembab menandakan jika namja cantik itu sudah menangis begitu banyak.

"Untuk apa kau kesini?" Tanya Joonmyeon.

"Hyung, aku.....aku ingin melihat Sehun"

"Lebih baik kau pergi, karena Jeonghan tidak akan senang melihat kau ada disini. Pergilah" usir Joonmyeon pada Luhan.

"Tapi hyung, aku hanya ingin melihat keadaan Sehun saja. Aku mohon hyung, aku mohon, sebentar saja"

"Lalu apa kau pernah memikirkan bagaimana Jeonghan? Kau keterlaluan Luhan ah. Bagaimana kau bisa bekerja sama dengan Bobby untuk mencelakai Sehun seperti ini? Tidak cukupkah kau memisahkan mereka 5 tahun yang lalu, sekarang haruskah kau melakukan ini untuk memisahkan mereka? Kau tahu bagaimana keadaan Sehun saat Jeonghan pergi 5 tahun lalu, dia menjadi mayat hidup, menghabiskan waktunya untuk minum dan merokok, memaksakan dirinya untuk bahagia meski kau tahu bagaimana dia terluka karena kehilangan Jeonghan. Tidakkah itu cukup Luhan ah" seru yixing dengan sangat keras, membungkam Jeonghan yang kini kembali menangis.

That PromiseWhere stories live. Discover now