Suasana di rumah Jeonghan benar-benar ramai saat ini, seluruh anggota timnya, Sehun dan Seungcheol sudah berada disana. Umma Jeonghan tak berhenti menangis ketika mengetahui Leo diculik kemarin sedangkan Jeonghan tak bisa berbuat apapun karena dia masih menyalahkan dirinya sendiri. Sudah 1 hari berlalu tapi tak ada satupun kabar mengenai keberadaan Leo.
"Hyung, lebih baik kau temani Jeonghan hyung di belakang" ucap ming pada Sehun.
Sehun lalu meninggalkan ruang tengah untuk menemui Jeonghan yang sedang menyendiri di tepi kolam renang, namja itu tidak menangis tapi hanya diam menundukkan kepalanya.
"Sayang. Jangan seperti ini"
"Tapi ini salahku hyung. Seharusnya aku tetap disana menemaninya"
"Ini bukan salahmu, tak ada gunanya menyalahkan dirimu sendiri. Polisi serta orang-orang suruhan appaku dan ummamu sudah pergi mencarinya, aku yakin mereka pasti akan segera menemukannya"
Jeonghan memeluk Sehun dengan sangat erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sehun dan dia bisa menghirup aroma yang sangat menenangkan baginya. Dia hanya membutuhkan kekuatan Sehun saat ini diantara semua masalah yang datang menghampirinya. Ditambah dengan sebuah sentuhan di puncak kepalanya membuat Jeonghan semakin tenang.
"Bagaimana malam ini? Apa kau ingin tetap bertanding?"
"Aku harus hyung. Jika tidak, timku akan mendapatkan skorsing dan aku tidak ingin membayar itu"
"Tapi akan sangat berbahaya jika kau tidak fokus seperti ini, Bobby akan menggunakannya untuk melukaimu" ujar Sehun.
"Jangan khawatir hyung, aku akan fokus"
"Ayo masuk"
"Hyung duluan saja, aku akan mengangkat telpon dulu" ucap Jeonghan ketika melihat ponselnya berbunyi.
"Yeobseo!!"
"Yoon Jeonghan" jeonghan bisa mendengar jelas suara itu, suara yang sangat ia kenal.
"Ini siapa? Dan ada keperluan apa?"
"Kau pasti mengenali suaraku. Leo ada bersamaku dan dia tidak berhenti menangis saat ini"
"Luhan hyung, apa yang kau inginkan sebenarnya? Kenapa membawa Leo dalam masalah ini?"
"Itu karena kau sudah mengambil Sehun dariku. Jika kau ingin Leo kembali, putuskan Sehun dan aku akan memberikan Leo kembali padamu"
"Bagaimana aku bisa melakukannya hyung? Aku mencintai Sehun hyung" ujar Jeonghan.
"Ah jadi kau lebih memilih sehun daripada adikmu sendiri? Kau ingin melihat adikmu terus mendapatkan obat penenang dan kau pasti tahu apa dampak dari seseorang yang menerima obat penenang terlalu banyak"
"Andwae!! Hyung, aku mohon jangan lakukan itu. Kondisi Leo tak sekuat itu dan jika kau terus memberikannya obat penenang, dia akan...." Jeonghan tak bisa melanjutkan ucapannya karena dia tak akan bisa membayangkan hal yang terjadi pada Leo.
"Aku akan memberimu waktu sampai pertandingan mu malam ini. Jika sampai nanti malam aku belum mendapatkan kabar apapun mengenai dirimu dan Sehun, maka aku bisa pastikan jika Leo akan benar-benar berakhir" Luhan langsung mematikan telponnya.
Jeonghan kembali masuk kedalam rumah, ia harus mulai memikirkan sebuah rencana.
"Yeadeura, lebih baik kalian pulang dan istirahat. Kau juga Seungcheol ah....Sehun hyung"
"Kau yakin?" Tanya Seungcheol.
"Ne, aku harus membuat Umma istirahat saat ini" Jeonghan sangat mengkhawatirkan kondisi ummanya yang sejak kemarin tidak tidur dan hanya menangis di kamar.
YOU ARE READING
That Promise
FanfictionCinta adalah sebuah misteri dimana kau tidak akan tahu, kapan ia datang? Kepada siapa cinta itu akan jatuh? Just a simple Story about Love